Dekat Dengan Korban, Mastaufik Sebut Maya Ambarita Ingin Pulang Kampung Desember

Rumah yang berada di Jalan Bojong Nangka, Kota Bekasi, menjadi saksi atas peristiwa pembunuhan satu keluarga, pada Senin (12/11).
Rumah yang berada di Jalan Bojong Nangka Kota Bekasi, menjadi saksi atas peristiwa pembunuhan satu keluarga, pada Senin (12/11). (Foto: Tagar/Rona Margareth.

Bekasi, (Tagar 20/11/2018) - Rumah yang berada di Jalan Bojong Nangka II RT 02 RW 7 Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, menjadi saksi atas peristiwa pembunuhan satu keluarga, pada Senin (12/11).

Sungguh tak ada yang menyangka pengelola kontrakan Daperum Naenggolan dan Maya Ambarita dihabisi nyawanya dengan sangat tragis oleh sepupu dari istri Daperum Nainggolan, Maya Ambarita.

Dari pantauan Tagar News, rumah korban terlihat sepi, hanya terlihat bunga papan di halaman rumah.

Bahkan rumah Kakak dari Daperum Naenggolan, Doglas Naenggolan yang berdekatan dengan rumah korban, terlihat kosong.

Menurut keterangan penghuni kontrakan dan warga sekitar, Doglas Nainggolan sudah meninggalkan rumahnya sejak Minggu (18/11) malam.

"Pak Doglas Minggu kemarin ini udah meninggalkan rumahnya. Dia bawa koper gitu," kata warga yang tak mau disebutkan namanya itu. Gak tahu kemana," Senin (19/11).

Menurut warga yang tak mau disebutkan namanya itu, dia mengatakan sejak peristiwa tragis itu, dia bersama keluarganya sangat takut.

"Iya pastilah takut secara pribadi aja. Mereka itu baik sih. Cuman inikan, kasusnya di bunuh. Kalau meninggal sakit kita gak terlalu (takut), sakit atau apa yang normal-normal aja kan. Tapi inikan beda," kata pria berkulit sawo matang itu.

Seperti diketahui Daperum Naenggolan, dan istri adalah pengelola rumah kontrakan yang bertingkat dua dengan 28 kamar dan sebuah warung milik kakaknya bernama Doglas Nainggolan.

Rumah kontrakan yang dikelola korban tersebut berdekatan dengan rumah korban. Saat kejadian pembunuhan itu pun, tak ada yang tahu bagaimana HS, tersangka pembunuhan satu keluarga melakukan hal tersebut dengan sangat tragis dan mengenaskan itu.

Memang tak ada yang tahu kapan si pembunuh tersebut datang berkunjung kerumah korban. Bahkan menurut penghuni kontrakan dan warga sekitar pun tidak melihat ada tanda-tanda yang mencurigakan dari rumah korban.

Mastaufik, seorang penjaga keamanan di Sekolah Nasional I yang terletak tak jauh dari rumah korban juga tak mengetahui HS sudah berada di dalam rumah korban pada Senin (12/11).

"Senin sore masih bercakap-cakap dengan saya si korban berdua itu (Daperum dan Maya) karena saya sering bencanda sama si korban. Saya Senin itu mau menutup rantai di depan parkiran untuk mobil jemputan, mereka masih bercakap-cakap sama saya dan becanda. Jadi tidak ada yang namanya feeling apa-apa terhadap si korban itu," kata Mastaufik di Jalan Bojong Nangka II Bekasi, Senin (19/11).

Dia mengatakan dirinya tak pernah mengenal tersangka HS. Namun, Maya Ambarita sering bercerita kepadanya tentang kelakuan dari sepupunya itu.

"Jadi korban ini baru dua tahun tinggal disini. Selama dua tahun korban tinggal disini, HS (Haris Simamora) memang awalnya sempat dikontrakan tiga bulan sama si bu Maya. Dari pada dirumah gak ada kerjaan dia ngikut bu Maya untuk ngepel dan nyapu gitu kan. Jadi bukannya dipercayakan jaga kontrakan bukan. Jadi ngikut dia, gak kuat cuman tiga bulanan. Pokoknya tiga bulan dua tahun yang lalu," ucap dia.

Menurut cerita korban kepada dia, tersangka HS selalu minta uang kepada Maya jika tersangka datang berkunjung ke rumah korban.

"Tersangka tiba-tiba pulang dan terus tiba-tiba datang lagi, katanya si bu Maya gitu. Bu Maya pernah cerita sama saya, dia (HS) main silaturahmi. Tapi ujung-ujungnya minta duit," ujarnya.

Dia mengakui dirinya tidak pernah mengenal tersangka. Itu karena HS tak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar.

Dia heran dengan pengakuan HS kepada polisi yang mengaku dihina oleh korban. Padahal, kata dia korban selalu bersikap ramah dan baik dengan warga sekitar.

"Saya gak kenal banget. Tapi sepintas saya pernah lihat, waktu tiga bulan sebelum kejadian. Kalau kesini HS minta uang terus. HS kan bilang dihina, gak mungkinlah sepupu sampai ngomelinnya begitu. Walaupun dia (HS) seperti itu gak sampai seperti itulah korban, paling cuman dinasehatinlah itu. Tapi dipikiranya dimaki-maki," tuturnya.

Dengan peristiwa yang mengenaskan ini, dia kembali teringat dengan perkataan Maya Ambarita kepada dirinya sebulan yang lalu.

"Sebulan sebelum kejadian. Si korban  (Maya) juga pernah ngomong ke saya,  saya Desember mau pulang kampung. Sekalian mau lihat BTN kecil-kecilan. Jadi mau beli BTN kecil-kecilan biar kita punya rumah pokoknya minimalis. Saya gak berpikiran kecil-kecilan apa, kok kejadiannya seperti ini. Jadi itu firasat gak tahu juga," tuturnya.

Tersangka HS ditangkap polisi di daerah Garut Jawa Barat pada Rabu (14/11). Penangkapan tersangka terkait kasus pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka II RT 02 RW 7 Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi pada Senin (12/11).

Korban bernama Daperum Naenggolan (suami), Maya Ambarita (Istri), dan kedua anaknya, Sarah Naenggolan dan Arya Naenggolan. Tersangka HS tersebut membunuh para korban dengan linggis. []

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.