Dedi Mulyadi Enggan Komentar Berpasangan dengan Ridwan Kamil

Dedi Mulyadi enggan komentar berpasangan dengan Ridwan Kamil. “Saya tak akan menjawab perkara yang belum terjadi, yang sudah terjadi saja bubar," ujarnya.
Ketua DPD Golkar Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi. (Foto: Ant/Rosa Panggabean)

Depok, (Tagar 21/1/2017) – Dedi Mulyadi menyatakan siap melakukan komunikasi dengan siapa saja, termasuk dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil terkait pencalonan Pilgub Jabar 2018.

"Saya terbuka saja kan saya mudah ditelepon dan mudah di WA (WhatsApp) tidak ada masalah kalau saya akan melakukan komunikasi dengan siapapun termasuk dengan Ridwan Kamil," kata Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulayadi usai acara Dialog Terbuka Pembangunan Jabar yang diselenggarakan ILUNI UI di Pusat Studi Jepang Kampus UI Depok, Kamis (21/12).

Namun, Dedi Mulyadi enggan berkomentar lebih jauh ketika ditanyakan kemungkinan berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilgub Jabar 2018.

"Kalau berpasangan dengan Ridwan Kamil itu dijawabnya nanti saja, jika sudah ada kesepakatan. Saya tidak akan menjawab perkara yang belum terjadi, karena yang sudah terjadi saja bubar apalagi yang belum terjadi," ujarnya.

Sebagai orang kampung, dia mengaku saat ini baru bisa memimpin Purwakarta.

"Ke depannya bagaimana, air mengalir saja," ucapnya.

Partai Golkar, lanjut Dedi, belum melakukan rapat pembahasan penetapan Pilgub Jabar setelah ditetapkan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Kemungkinan, kata dia, Minggu depan baru membicarakan hal tersebut. Hal yang akan dilakukan bukan hanya masalah internal tetapi juga eksternal.

"Yang terpenting saat ini adalah mencari mitra koalisi untuk membangun persepsi yang sama serta merumuskan orang yang paling tepat untuk Pilgub Jabar," imbuhnya.

Dia mengatakan, terkait dengan Pilgub Jabar belum ada pasangan yang resmi mendeklarasikan diri.

Walaupun ada deklarasi, kata dia, hal itupun bisa berubah lagi sehingga saat ini terbuka untuk berbicara dengan partai manapun, termasuk Partai Demokrat, PDIP, PKB, Nasdem, dan PPP.

"Kita tak bicarakan orang. Tapi mitra koalisi jika sudah terbentuk biarkan mitra koalisi menentukan orang. Jadi, jangan kita menentukan diri kita karena yang terjadi di Jabar seperti itu, individu mengklaim dan kelembagan tidak sepakat akhirnya bubar lagi. Untuk itu perlu membangun kesepakatan kelembagan baru dan nantinya kelembagaan tersebut membicarakan orangnya," paparnya.

Dedi Mulyadi mengaku sebagai ketua Partai Golkar dalam berbicara harus rasional dan tidak berbicara untuk diri sendiri tetapi untuk kepentingan lembaga partainya dan kepentingan masyarakat.

"Jadi jangan menonjolkan ambisi. Partai harus hati-hati dalam mmebuat keputusan jadi semestinya jika sudah dikeluarkan maka ada MoU, (nota kesepahaman, red) kesediaan melakukan pasangan dan disampaikan secara bersama dengan partai pengusung jangan sendiri-sendiri," terangnya. (ant/yps)

Berita terkait