Debat Terakhir Pilpres Amerika Serikat Berjalan Terkendali

Debat terakhir pilpres AS tahun 2020 antara Donald Trump (Republik) dan Biden (Demokrat) disebut berjalan terkendali
Debat Pilpres AS 2020 antara Donald Trump dan Joe Biden(Foto: bbc.com/indoneasia/Reuters)

Jakarta - Dalam debat terakhir menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tanggal 3 November 2020, kandidat Republik, Donald Trump, dan Joe Biden (Demokrat) lebih terkendali. Debat berlangsung di Belmont University, Nashville, Tennessee, Kamis, 22 Oktober 2020, malam waktu setempat.

Tombol mute untuk mematikan mikrofon, atau setidaknya ancaman untuk menekan tombol itu, sepertinya berfungsi mengontrol perseteruan keduanya.

Para kandidat mengizinkan satu sama lain untuk berbicara. Mereka menggunakan nada hormat, bahkan ketika menyerang satu sama lain, mereka melakukannya dengan tenang dan hati-hati.

Setelah debat pertama yang sengit—ketika interupsi terus-menerus yang dilakukan Presiden Donald Trump mungkin telah membuatnya kehilangan dukungan dalam jajak pendapat—dalam debat kali ini dia terlihat sangat jelas menurunkan volume - dan itu membuatnya menjadi pendebat yang jauh lebih efektif.

Kali ini, substansi pernyataan para kandidat bisa jadi yang diingat oleh publik Amerika, bukan cara penyampaiannya yang semrawut.

Sekali lagi, Biden lebih bisa mengendalikan diri - menghindari jenis kesalahan dan sandungan yang bisa dimainkan Partai Republik untuk mempertanyakan usia dan ketajaman mentalnya.

Tim kampanye Trump mungkin akan mencoba mempermasalahkan seruan Biden untuk "transisi" dari energi berbasis minyak - hal yang berisiko untuk diangkat pada akhir perdebatan.

Namun, di era mobil hibrida dan rumah hemat energi, dan ketika perusahaan minyak menggunakan bahasa yang sama, serangan soal transisi energi boleh jadi tidak akan menyentak warga Amerika sekeras yang dibayangkan oleh Partai Republik.

Pada akhirnya, kekacauan debat pertama mungkin yang diingat oleh buku-buku sejarah.

Dan dengan jajak pendapat yang menunjukkan sebagian besar orang Amerika telah mengambil keputusan - dan lebih dari 45 juta telah memilih - kemungkinan bahwa debat kali ini akan punya dampak yang bertahan lama tampaknya tipis.

1. Covid-19 Jadi Pusat Perhatian

Trump mengeluh bahwa debat ini seharusnya difokuskan pada kebijakan luar negeri - yang memungkinkan presiden untuk memuji prestasinya di Timur Tengah, perdagangan internasional dan Suriah, serta menyerang Biden tentang hubungan bisnis putranya dengan China.

Sebaliknya, debat kali ini, seperti debat sebelumnya, dimulai dengan pandemi virus corona - topik dalam jajak pendapat yang menyita perhatian paling besar bagi masyarakat Amerika.

Donald Trump, sekali lagi menggembar-gemborkan vaksin yang katanya akan siap "dalam beberapa minggu".

Dia memberikan kesaksian pribadi tentang kekuatan obat baru untuk mengobati penyakit dan membual bahwa dia sekarang "kebal".

Biden, tidak mengherankan, melakukan serangan terhadap Trump. Dia menunjukkan Trump berulang kali berjanji penyakit itu akan hilang dengan sendirinya.

Dia mengatakan ada 220.000 orang Amerika meninggal dunia karena Covid-19 dan mungkin ada tambahan 200.000 orang lagi pada akhir tahun ini.

Dalam serangan bolak-balik antara kedua kandidat, Trump terus menawarkan harapan bahwa segalanya menjadi lebih baik dan ekonomi serta sekolah harus dibuka kembali.

Dan ketika Trump mengatakan bahwa orang-orang "belajar untuk hidup" dengan penyakit itu, Biden kembali menerkam.

"Orang-orang belajar untuk hidup dengannya?" tanya Biden.

"Orang-orang belajar untuk mati dengannya."

Pada satu titik, Trump menawarkan jawaban yang katanya "mungkin hanya untuk menyelesaikan ini".

Trump, jelas, sangat ingin beralih ke topik yang berbeda.

2. Perdebatan Tentang Anak Biden yang Tak Terhindarkan

Trump sering kali ingin menjadikan putra Biden, Hunter Biden, sebagai topik perdebatan,. Keinginan itu akhirnya tercapai.

Dia menuduh Biden mendapat untung secara pribadi dari urusan bisnis putranya di Ukraina dan China, mengutip berita terbaru berdasarkan informasi yang diduga diperoleh dari komputer laptop Hunter Biden.

Pembelaan Biden adalah untuk mengubah topik pembicaraan pada pajak Trump dan hubungan presiden sendiri dengan China.

Itu akhirnya menjadi perdebatan yang mungkin membuat pandangan orang awam Amerika bingung.

"Ini bukan tentang keluarganya atau keluarga saya," kata Biden, berpaling kepada hadirin di rumah.

"Ini tentang keluargamu."

"Itu garis politik yang khas," balas Trump, menambahkan bahwa dia - sebaliknya - bukan seorang politisi.

"Ayolah, Joe. Kamu bisa melakukan lebih baik dari itu."

3. Debat tentang Imigrasi

Empat tahun lalu, Trump menentang keras imigrasi dalam pemilihan nominasi calon presiden dari Partai Republik dan, pada akhirnya, di Gedung Putih.

Namun, ketika topik itu muncul dalam debat Kamis malam, dia mencoba meremehkan beberapa langkah yang lebih ekstrem yang diambilnya saat menjabat.

Ketika ditanya kebijakan pemerintahannya yang memisahkan anak-anak dari orang tua yang tidak memiliki dokumentasi imigrasi, contohnya, Trump berupaya untuk mengalihkan topik ke fasilitas tahanan migran yang disebutnya sebagai "kandang", diciptakan pada pemerintahan Obama untuk menjadi tempat tinggal bagi imigran di bawah umur.

Biden, menunjukkan kemarahannya, mencatat bahwa anak-anak yang ditahan Trump datang bersama orang tua mereka dan bahwa kebijakan tersebut membuat AS menjadi "bahan tertawaan".

Bagi banyak pemilih Amerika, suara anak-anak yang terpisah menangis untuk orang tua mereka mungkin masih segar di benak mereka.

Tanggapan Trump, bahwa anak-anak itu "diurus dengan baik," di "fasilitas yang sangat bersih" mungkin tidak membantu tak banyak membantunya mencapai tujuannya (bbc.com/indoneasia). []

Berita terkait
Donald Trump Tolak Format Debat Capres Amerika Serikat Batal
Debat capres AS kedua antara Presiden Trump dan calon dari Partai Demokrat, Joe Biden, dibatalkan karena Trump menolak debat virtual
Debat Cawapres Amerika Serikat Tidak Pandemi Gedung Putih
Debat calon wakil presiden antara Kamala Harris dan Mike Pence disebut Harris tidak cecat klaster pandemi di Gedung Putih
Debat Capres Amerika Serikat Virtual, Donald Trump Menolak
Presiden Petahana AS, Donald Trump, menolak ikut dalam debat capres dengan calon Demokrat Joe Biden yang dilakukan secara virtual
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.