Yogyakarta - PSIM Yogyakarta tampil dengan wajah baru. Kembali mengarungi liga 2, PSIM didukung banyak sponsor. Tidak kurang bank nasional sampai minuman berenergi mendukung dengan menjadi sponsor tim musim ini.
Bukan perkara mudah bagi klub Liga 2 menggaet sponsor. Paling banter, klub mendapat sponsor lokal. Pasalnya klub yang bermain di kasta kedua tak rutin disiarkan televisi sehingga kurang dikenal secara nasional. Berbeda dengan pertandingan Liga 1 yang selalu ditayangkan televisi sehingga memiliki nilai komersial yang tinggi.
Belum lagi kehadiran pemain nasional maupun pemain asing yang menjadi daya tarik. Ini yang menjadikan klub Liga 1 cukup berhasil mengumpulkan sponsor.
Secara nominal cukup memadai. Kami lebih optimistis mengarungi kompetisi dan mudah-mudahan bisa promosi
Namun PSIM membuat gebrakan dengan menggaet sejumlah sponsor nasional. Artinya, PSIM tidak sekadar mendatangkan sponsor lokal tetapi sudah berlevel nasional. Termasuk bank BUMN yang pernah menjadi sponsor utama kompetisi profesional pada era 2000-an.
Menurut Liana Tasno, Deputi Komersial, Sponsorship dan Marketing PSIM musim ini paling tidak ada enam sponsor besar yang memastikan bersama PSIM. Salah satu yang paling besar yakni brand minuman energi asal Thailand.
Brand itu juga mendukung klub Liga 1 dan klub-klub Eropa. Selain itu ada minuman mineral dan teh serta bank. Mereka menjadi sponsor utama maupun sponsor pendukung.
"Saat ini kami berani umumkan, kita punya sponsorship yang terdiri dari top sponsor dan main sponsor. Selain itu ada official partner, dan supporting partner," kata Liana di Yogyakarta, Rabu, 11 Maret 2020.
CEO PSIM, Bambang Susanto menuturkan deretan sponsorship yang memastikan kerjasama di musim ini dirasa sangat membantu langkah tim mengarungi kompetisi. PSIM juga optimistis memenuhi target promosi.
Menurut Bambang masuknya sponsor menjadikan PSIM lebih kondusif secara keseluruhan. Tidak hanya bagi stakeholder, tetapi juga manajemen, pemain maupun suporter.
"Secara nominal cukup memadai. Kami lebih optimistis mengarungi kompetisi dan mudah-mudahan bisa promosi. Kami berharap ini menyemangati kami," ujar Bambang.
Sementara Gunawan Edy Sasongko, Area Head Bank Mandiri Yogyakarta mengatakan pihaknya tertarik masuk sepak bola lantaran potensi menarik dari PSIM. Pasalnya klub tersebut memiliki suporter yang mencapai 50 ribu.
"PSIM kami pilih karena luar biasa dengan penonton fanatik 35-50 ribu. Yogyakarta juga punya predikat kota wisata dan pendidikan, maka PSIM punya posisi unik yang bagus. Mandiri memilih untuk masuk melalui e-money dan mengembangkan cashless society," ujar Gunawan. []