Dari 2.202 Peserta CPNS, Hanya 23 Lulus, Kenapa?

Dari 2.202 peserta calon pegawai negeri sipil (CPNS), hanya 23 orang yang lulus, kenapa?
Peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan bersiap mengikuti ujian di kantor RRI Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (12/11/2018). Sebanyak 11.509 orang pelamar mengikuti tes penerimaan CPNS untuk bersaing memperebutkan 989 formasi penempatan PNS di lingkup Kanwil Kemenag Sulsel. (Foto: Antara/Darwin Fatir)

Kupang, (Tagar 17/11/2018) - Wakil Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke mengemukakan hanya 23 peserta yang lulus seleksi calon pegawai negeri sipil dari total jumlah pelamar sebanyak 2.202 orang di daerah itu.

"Jumlah yang lulus ini masih sangat kecil dari kuota untuk Kabupaten Sabu Raijua sebanyak 330 formasi," katanya di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (16/11) mengutip kantor berita Antara.

Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan hasil seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Kabupaten Raijua dengan kuota formasi yang diberikan sebanyak 330 orang.

Nikodemus mengatakan hasil tes sebelumnya pada hari pertama tampak sudah merepotkan karena banyak pelamar yang tidak lulus.

Ia mengatakan, banyak peserta seleksi mengeluh sulit mencapai standar passing grade yang telah ditentukan pemerintah pusat untuk mendapat kelulusan.

Untuk itu, dia menyurati Badan Kepegawaian Nasional dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) agar ada kebijakan untuk meninjau kembali hasil seleksi.

"Terutama passing grade, mungkin diturunkan atau kalau tidak, pakai sistem pemeringkatan," katanya.

Ia mengatakan, jika hasil seleksi tidak ditinjau kembali maka akan merugikan daerahnya karena jumlah yang lulus masih jauh di bawah kuota sedangkan daerahnya banyak membutuhkan tenaga pegawai.

Pihaknya juga berharap dukungan dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur karena banyak daerah lainnya di provinsi setempat yang diketahui mengalami persoalan serupa.

"Bukan hanya kami di Sabu Raijua, tapi beberapa daerah lainnya juga mengeluh seperti itu, saya melihat sudah ada dukungan positif dari provinsi untuk membantu daerah-daerah," katanya. 

Banyak Juga yang Gagal di Daerah-daerah Lain

Di berbagai daerah lain tingkat kelulusan calon pegawai negeri sipil juga sangat rendah, jauh dari kuota yang dibutuhkan. 

Di Solok, Sumatera Barat, hanya 165 orang yang lulus passing grade ujian seleksi kemampuan dasar (SKD) CPNS 2018, dari total 320 orang kuota yang disediakan.

Khusus formasi Pemerintah Kota Solok, Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok dan Dharmasraya, lokasi tes dipusatkan di Gedung Kubung Tigo Baleh Kota Solok yang dimulai dari 7 hingga 19 November 2018, total peserta ujian mencapai 22.600 orang.

Sementara itu di Kota Baubau, sedikitnya 35 formasi CPNS terancam tidak terisi pasca berakhirnya tahap Seleksi Kompetensi Dasar(SKD) pada seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2018.

Keselurahan formasi CPNS Kota Baubau 2018 berjumlah 50 jabatan, terdiri dua jabatan formasi khusus, enam jabatan tenaga guru, 27 jabatan tenaga kesehatan, dan 15 jabatan tenaga teknis dengan keseluruhan alokasi 152 formasi.

Dari 50 formasi itu, hanya 15 yang terisi oleh pelamar yang mencapai nilai ambang batas SKD sebanyak 27 orang.

Dari 35 jabatan CPNS Kota Baubau yang terancam tidak terisi, di antaranya tenaga Guru (formasi khusus), Tenaga Kesehatan (formasi khusus), Guru Matematika Ahli Pertama, guru TIK Ahli Pertama, guru Bimbingan Konseling, dokter gigi ahli pertama, dokter Spesialis Bedah Umum Ahli Pertama, dokter spesialis penyakit dalam ahli Pertama dan dokter spesialis kesehatan anak ahli pertama.

Kemudian dokter spesialis Opgin ahli pertama, dokter Spesialis Radiologi Ahli Pertama, dokter spesialis mata ahli pertama, dokter spesialis THT ahli pertama, dokter kulit dan kelamin ahli pertama, dan okter Spesialis Orthopedi Ahli Pertama.

Selain itu, asisten apoteker terampil, pranata laboratorium kesehatan ahli Pertama, pranata laboratorium kesehatan terampil, radiografer terampil, nutrisionis Ahli Pertama, pengelola sumber air, pengelola pembangunan dan peningkatan jalan dan masih banyak lagi.

Sumber Daya Terdidik

Sehari sebelumnya di Jakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan minimnya kelulusan calon pegawai negeri sipil (CPNS) disebabkan kurangnya sumber daya manusia terdidik di Indonesia.

Wapres JK mendapat laporan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin, Kamis pagi, bahwa jumlah pelamar CPNS yang lolos tes hanya kurang dari 100 ribu orang.

"Dari 1,8 juta orang (yang boleh ikut ujian), hanya yang bisa lulus delapan persen, delapan persen itu kurang dari 100 ribu (orang), padahal yang dibutuhkan ada 200 ribu," kata Wapres dalam acara Tempo Economic Briefing 2018 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Kamis.

Berdasarkan laporan Menteri PANRB kepada Wapres, terdapat sekitar 4 juta orang pelamar lowongan pekerjaan sebagai CPNS. Dari 4 juta pelamar tersebut, sekitar 1,8 juta di antaranya lolos administrasi dan berhak mengikuti ujian seleksi menggunakan sistem computer assisted test (CAT).

Dengan temuan tersebut, Wapres mendorong perlunya perbaikan sistem pendidikan dan penyetaraan untuk pendidikan di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa.

Pemerintah akan terus meningkatkan sistem pendidikan Indonesia dengan mengikuti perkembangan teknologi yang ada.

"Upaya kita untuk mengikuti bukan hanya membeli teknologinya, tapi bagaimana mendidik orang dengan betul-betul dapat mengikuti semua ini pada masa datang," jelasnya.

Pemerintah memerlukan sekitar 714 ribu pelamar yang dapat lolos seleksi kompetensi dasar (SKD) hingga lanjut ke tahap seleksi kemampuan bidang (SKB).

Tahun ini, Pemerintah memerlukan 238 ribu orang untuk mengisi posisi PNS, baik untuk formasi pusat maupun daerah. []

Berita terkait
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.