Darah Juang Jadi Pembuka Konser Sabda Pawon di Yogyakarta

Lagu Darah Juang menjadi pembuka dalam konser Sabdo Pawon bertajuk Konser untuk Bertahan Hidup di Yogyakarta, 10 Desember 2020.
Ketua Komunitas Sabda Pawon sekaligus ketua panitia Konser, Rh. Djati Kesuma (kiri) berdiskusi dengan Moses Badai dan John Soni Tobing (kanan) saat berdiskusi rencana pertunjukan musim bertemakan Konser untuk Bertahan Hidup, Desember 2020. (Foto: Tagar/Istimewa)

Yogyakarta - Bagi mereka para mahasiswa dan juga mantan aktivitis tahun 1998, siapa yang tak kenal dengan lagu berjudul Darah Juang. Lagu ini seakan menjadi lagu wajib bagi mereka saat melakukan demonstrasi turun ke jalan untuk membakar semangat.

Nah, apa jadinya jika lagu Darah Juang dijadikan sebagai lagu pembuka untuk sebuah pertunjukan musik di tengah masih berlangsungnya pagebluk di Tanah Air. Oleh Sabda Pawon, lagu tersebut rencananya akan menjadi opening saat digelarnya pertunjukan musik bertajuk Konser untuk Bertahan Hidup yang bertempat di Societet Taman Budaya Yogyakarta (TBY), 10 Desember 2020.

Pencipta lagu Darah Juang, John Soni Tobing kebetulan sebagai salah satu penggagas konser ini. Dia pun mengajak beberapa musisi yang punya potensi dan layak untuk tampil menjadi pengisi dalam perhelatan di tengah pandemi. "Darah Juang akan dijadikan sebagai lagu pembuka yang dinyanyikan seluruh musisi dan penyanyi serta para penonton di mana saja berada," papar John Tobing dalam siaran persnya pada Tagar, Minggu, 18 Oktober 2020.

Baca Juga:

Menurutnya, Darah Juang layak dijadikan sebagai anthem kebangkitan dari keterpurukan yang disebabkan oleh bencana, tekanan, wabah, dan apapun yang menyebabkan manusia menderita tanpa tahu kapan kesudahannya. John Soni Tobing menambahkan bahwa tema konser ini adalah seni untuk berpolitik yang manusiawi. "Artinya berkesenian dengan kesadaran politik sebagai wujid cinta bangsa dan negara tanpa meninggalkan nilai kemanusiaan," tegas dia.

Seperti diketahui bahwa pandemi telah dan sedang melanda Indonesia sejak akhir Maret 2020 lalu hingga hari ini. Pemerintah telah berupaya segala langkah untuk penanggulangannya mulai dari Work from Home, sosial and physical distancing, tinggal di rumah, mengisolasi diri bagi yang ketahuan positif dan reaktif atau keluarga lainnya yang terkena serangan virus mematikan ini.

Artinya berkesenian dengan kesadaran politik sebagai wujid cinta bangsa dan negara tanpa meninggalkan nilai kemanusiaan.

Langkah pemerintah ini disambut baik walau penuh keterpaksaan dengan kesadaran oleh masyarakat. Dari PSBB di sejumlah kota dan pembatasan berkerumun. Hal ini berdampak bagi produktfitas masyarakat. Hampir semua anggota masyarakat dan perusahaan mengalami penurunan pendapatan yang sangat drastis.

Atas dasar itu, Komunitas Sabda Pawon sebagai sekelompok warga Yogyakarta berlatar belakang seniman dan aktivis sosial lingkungan yang dibentuk sejak awal September 2020 di Kawasan Angkringan Jaman Edan Komplek Jalan Margo Utomo Yogyakarta berani mengadakan sebuah konser musik.

Baca Juga:

"Konser ini digelar untuk sebuah kebangkitan ekonomi di tengah pandemi melalui jalur ekonomi kreatif dalam kegiatan seni dan budaya khususnya seni musik," sambung Ketua Komunitas Sabda Pawon sekaligus ketua panitia Konser, Rh. Djati Kesuma.

Dia menambahkan, para musisi pengisi konser anak-anak muda yang peduli lingkungan dan memiliki kepekaan terhadap kondisi sosial. Maka lagu-lagu yang akan ditampilkan bertema sosial dan lingkungan. Adapun lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu baru ciptaan para musisi itu sendri yang belum pernah dipubikasikan.

"Hal ini dtempuh untuk membiasakan para musisi agar lebih kreatif dalam berkesenian dalam konteks ekonomi kreatif sehingga bisa menghasilkan sesuatu baik moril maupun materiil yang signifikan," tutur dia.

Baca Juga:

Moses Badai sebagai produser menambahkan, konser ini akan diisi enam group musik dengan genre Dark Music, dimana masing – masing group akan membawakan dua buah lagu baru ciptan masing-masing grup musik dan John Soni Tobing. Konser Sabda Pawon akan dikemas menjadi sebuah pertunjukan musik dengan standar TV Show dimana segala perangkat akan menggunakan standar penyiaran seperti sebuah program televisi.

"Kami akan menggunakan multi cam, paling tidak minimal empat buah kamera. Untuk lighting kami gunakan dengan system lighting standar TV Show. Demikian pula soal audio. Sabda Pawon tidak akan setengah setengah dalam penyelenggaraan konser ini," ujarnya. []

Berita terkait
FKY 2020, Dalam Hening Tetap Memberi Nafas Kebudayaan
Dalam diam FKY tetap ingin memberikan nafas kebudayaan bagi masyarakat dan penikmat seni serta budaya.
Ragam Kesenian Kulon Progo Tampil di FKY 2020
Ragam kesenian dari Kulon Progo ikut memeriahkan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2020.
Festival Kebudayaan Yogyakarta 2020 Saat Pagebluk
Gelaran Festival Kebudayaan Yogyakarta pada 2020 ini tampil beda akibat pagebluk. Berikut rangkaian acaranya.