Dampak Kenaikan Suku Bunga Amerika Terhadap Negara Berkembang

Kenaikan suku bunga di AS dapat menimbulkan dampak yang merugikan terhadap perekonomian negara berkembang di seluruh dunia
Sejumlah pekerja tampak sibuk bertugas di Bursa Saham New York pada 5 Mei 2022. (Foto: voaindoneia.com - New York Stock Exchange via AP/David L. Nemec)

TAGAR.id, Washington DC, AS – Sejumlah pakar memperingatkan bahwa usaha Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed (Federal Reserve), untuk meredam inflasi di AS dapat menimbulkan dampak yang merugikan terhadap perekonomian negara berkembang di seluruh dunia yang kemungkinan akan berlangsung selama beberapa tahun.

Kenaikan suku bunga yang ditetapkan oleh the Fed akan mendorong larinya sejumlah modal dari negara-negara berkembang, meningkatkan suku bunga terhadap hutang negara, dan menimbulkan destabilisasi terhadap mata uang kelompok negara tersebut.

Pada Rabu, 4 Mei 2022, Bank Sentral AS mengumumkan bahwa Komite Pasar Terbuka Federal, yang menetapkan suku bunga acuan dana federal, telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga utama sebesar setengah persen, menjadi berkisar antara 0,75% hinngga 1%. Selain itu, the Fed bermaksud untuk memberlakukan serangkaian kenaikan sebesar setengah persen sampai akhir tahun ini.

“Inflasi terlalu tinggi, dan kami memahami kesulitan yang diakibatkannya, dan kami bergerak cepat untuk menurunkannya,” demikian kata Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dalam sebuah konferensi pers usai melangsungkan pertemuan komite pada Rabu, 4 Mei 2022.

Terdapat sejumlah alasan bahwa kelompok negara berkembang akan terpukul ketika suku bunga utama di AS naik.

Salah satunya adalah prospek larinya sejumlah modal. Investor yang telah menanamkan modal di negara berkembang akan memanfaatkan pengembalian dari suku bunga yang lebih tinggi, sehingga melihat peluang investasi di AS lebih menarik terutama dengan adanya kenaikan suku bunga. Hal ini memicu pelarian modal ke AS.

Kantor Bank Sentral ASKantor Bank Sentral AS atau Federal Reserve di Washington, DC, AS (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP)

Suku bunga lebih tinggi di AS juga akan mengakibatkan suku bunga lebih tinggi di bagian dunia lainnya. Pada April, Dana Moneter Internasional (IMF) menerbitkan laporan yang memperoleh temuan bahwa 60 persen dari negara berkembang dengan pendapatan rendah sudah menghadapi tekanan hutang atau berisiko tinggi akan menghadapi tantangan tersebut.

Laporan itu memperingatkan, “pengalaman di masa lalu menunjukkan kenaikan suku bunga yang cepat di negara maju bisa memperketat kondisi finansial eksternal untuk pasar negara berkembang.”

Bahaya lainnya yang dapat timbul bagi perekonomian negara berkembang dengan peningkatan suku bunga di AS adalah depresiasi mata uang. Hal ini selanjutnya mengakibatkan berkurangnya daya beli serta meningkatnya kesulitan memenuhi kewajiban membayar hutang dalam dolar atau euro. (jm/rs)/voaindonesia.com/VOA. []

Bank Sentral Amerika Naikkan Suku Bunga Sebesar 0,25%

Inflasi di Amerika Capai 7% yang Terburuk Sejak 1982

Semakin Memburuk, Amerika Serikat Sentuh Inflasi Tertinggi

Lagi-lagi Bank Sentral AS Siap Naikkan Suku Bunga

Berita terkait
Ekonomi Global Dihambat Kenaikan Suku Bunga di Amerika
Dampak di luar negeri berkisar pada biaya pinjaman yang lebih tinggi sampai pada nilai mata uang yang menurun (depresiasi)
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.