Dampak Covid-19, Jepang Alami Resesi Ekonomi

Meningkatnya dampak pandemi virus corona Covid-19 terhadap perekonomian, membuat Jepang mengalami resesi.
Perempuan di Jepang memakai masker untuk melindungi diri dari Covid-19. (Foto: thailandmedical.news)



Jakarta - Meningkatnya dampak pandemi virus corona Covid-19 terhadap perekonomian, membuat Jepang mengalami resesi. Produk domestik bruto negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu menyusut 3,4 persen dalam triwulan pertama 2020 dibandingkan periode sama tahun lalu.

Virus corona memicu kekacauan pada perekonomian global dengan perkiraaan biaya dampak mencapai hingga US$ 8,8 triliun. Pekan lalu, Jerman tergelincir ke jurang resesi akibat kebijakan penguncian atau lockdown kembali berlanjut.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekonomi negara itu menyusut 22 persen selama bulan April hingga Juni, yang merupakan penurunan terbesar dalam catatan

Baca Juga: Corona, Harta 50 Orang Tajir Jepang Hanya Turun 5% 

Seperti diberitakan dari BBC News, Senin, 18 Mei 2020, Jepang tidak melakukan lockdown secara menyeluruh. Namun pada April mengeluarkan keadaan darurat, yang sangat mempengaruhi rantai pasokan dan bisnis di negara yang ekonominya tergantung pada sektor perdagangan.

Penurunan 3,4 persen dalam pertumbuhan PDB untuk tiga bulan pertama 2020, mengikuti penurunan 6,4 persen selama kuartal terakhir 2019, mendorong Jepang ke dalam resesi teknis. Lebih banyak stimulus keuangan yang akan datang, Konsumen telah terkena dampak ganda dari Covid-19 dan kenaikan pajak penjualan dari 8 persen pada Oktober tahun lalu menjadi 10 persen.

Meskipun Jepang telah mengangkat keadaan darurat di 39 dari 47 prefektur, prospek ekonomi untuk triwulan ini sama suramnya. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekonomi negara itu menyusut 22 persen selama bulan April hingga Juni, yang merupakan penurunan terbesar dalam catatan.

Perdana Menteri Jepang Shinzo AbePerdana Menteri Jepang Shinzo Abe.(Foto:CNN.com)

Pemerintah Jepang telah mengumumkan paket stimulus US$ 1 triliun, dan Bank of Japan memperluas langkah-langkah stimulusnya untuk bulan kedua berturut-turut sejak April. Perdana Menteri Shinzo Abe telah menjanjikan anggaran kedua akhir bulan ini untuk mendanai langkah-langkah belanja baru untuk meredam pukulan ekonomi akibat pandemi.

Jepang menghadapi tantangan unik karena ekonominya stagnan selama beberapa dekade, dibandingkan dengan pesaingnya, Amerika Serikat dan China yang lebih tinggi. Jepang juga sangat bergantung pada ekspor barang dan memiliki sedikit kendali atas permintaan konsumen di negara-negara lain yang sangat dipengaruhi oleh kebijakan lockdown. Banyak merek terbesarnya, seperti perusahaan mobil Toyota dan Honda, mengalami penurunan penjualan di seluruh dunia.

Pariwisata, yang telah lama menjadi pendorong perekonomian Jepang, juga sangat terpukul ole pandemi karena sepinya turis asing yang datang. Jepang memiliki lebih dari 16.000 kasus positif Covid-19 yang dikonfirmasi dan sekitar 740 kematian.

Baca JugaCovid-19 di Jepang dan Arab Saudi Lampaui Korsel

Meskipun Jepang menjadi yang pertama dari tiga negara dengan ekonomi tertinggi di dunia, yang jatuh ke jurang resesi, Negeri Matahari Terbit ini jauh lebih baik.[]

Berita terkait
Rahasia Jepang Cepat Pulih dari Virus Covid-19
Jepang menjadi negara pertama di luar China yang terkena virus corona Covid-19. Namun negara ini juga yang pertama berhasil pulih.
Viral Cara Warga Jepang Merespons Virus Corona
Sebuah pesan inspiratif mengenai cara warga Jepang merespons virus corona (Covid-19) viral di media sosial.
Jepang Produksi Masker Bra
Masker berbahan dan berbentuk bra diproduksi di Jepang untuk mengatasi kelangkaan masker di tengah pandemi virus Corona.