CYS Gelar Peluncuran Lomba Peneliti Belia 2021

Lomba Peneliti Belia 2021 memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil karya ilmiahnya sekaligus bertukar ilmu pengetahuan.
Acara Peluncuran Lomba Peneliti Belia 2021, Sabtu, 3 Juli 2021. (Foto: Tagar/Christina Butarbutar)

Jakarta - Center for Young Scientists (CYS) kembali menggelar peluncuran lomba peneliti belia untuk kedua kalinya pada tahun 2021. Kegiatan itu dihadiri langusng Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Plt Pusat Prestasi Nasional Kemdikbudristek, Asep Sukmayadi.

Direktur CYS Monika Raharti mengatakan, rangkaian 20 lomba penelitian yang diluncurkan ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan sebagai bagian dari seleksi tim nasional menuju 3 lomba penelitian internasional bergengsi di tahun 2021.

Yakni, International Conference of Young Scientists (Belgrade), Asia Pacific Conference of Young Scientists (Macao), dan International Conference of Young Social Scientists (Turki).

"Peserta lomba adalah siswa sekolah menengah, SMA, SMP, SMK, SLB, MA, MTs, yang membawakan penelitian dalam 5 bidang sains dan 5 bidang sosial," kata Monika, dalam acara Peluncuran Lomba Peneliti Belia 2021, Sabtu, 3 Juli 2021.

Plt Kepala Pusat Prestasi Nasional, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Asep Sukmayadi memberikan apresiasi yang tinggi kepada para peneliti belia atas berlangsungnya kegiatan lomba penelitian yang diprakarsai oleh CYS.

CYSAcara Peluncuran Lomba Peneliti Belia 2021, Sabtu, 3 Juli 2021. (Foto: Tagar/Christina Butarbutar)

Diharapkan kegiatan itu, kata dia, dapat membangun karakter manusia yang berintegritas, yang mampu menjadikan situasi sekarang sebagai tantangan dalam menyelesaikan berbagai masalah.

"Bagi seorang peneliti, situasi sulit dan tidak mendukung justru menjadi sebuah tantangan belajar menciptakan terobosan yang bermanfaat untuk menjawab tantangan permasalahan yang ada dihadapan kita," ujarnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya cara berpikir ilmiah berbasis data dan fakta sebagai landasar berpikir dalam mengambul keputusan dalam dunia akademin maupun profesional.

“Pentingnya menanamkan cara berpikir ilmiah yang selalu berbasis pada data dan fakta kepada siswa sekolah menengah, yang akan berguna dalam proses pengambilan keputusan ketika kelak mulai menginjak jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dunia kerja," katanya.

Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa cara berpikir ilmiah yang diperoleh pada pendidikan sains yang dilaluinya telah menjadi salah satu faktor yang mendukungnya dalam memberikan karya dan pengabdian terbaik pada setiap jenjang karir maupun tugas yang diembannya.

Ia pun meminta pentingnya para pengajar didik untuk selalu menyertakan 4 tatar yakni fisik, akal, hati, dan jiwa, dalam mendidik siswa melalui berbagai mata pelajaran. Selain itu guru juga sebaiknya senantiasa membimbing siswa agar mampu melihat setiap masalah atau tantangan sebagai sebuah peluang yang positif.


Peserta lomba adalah siswa sekolah menengah, SMA, SMP, SMK, SLB, MA, MTs.


Sebagai informasi, Lomba Peneliti Belia 2021 memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil karya ilmiahnya sekaligus bertukar ilmu pengetahuan dengan berbagai pihak dari jenjang keilmuan.

Terdapat 5 bidang studi sains yang dilombakan yaitu fisika, matematika, ilmu komputer, lingkungan, ilmu hayati. Kemudian, 5 bidang studi sosial antara lain psikologi, sosiologi, ekonomi, geografi dan sejarah.

Lomba Peneliti Belia 2021 akan diikuti oleh 20 Provinsi di Indonesia secara serentak antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Surabaya. []

Baca Juga: Penelitian Pertama di Dunia Partisipan Disuntik Virus Corona


(Christina Butarbutar)

Berita terkait
Penelitian: Orang Tua Harus Jadi Prioritas Vaksin Covid-19
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa memberikan vaksin virus corona kepada orang yang lebih tua terlebih dahulu dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Penelitian Ungkap Efek Kafein Dicampur Alkohol Seperti Kokain
Mengonsumsi minuman berkafein tinggi yang dicampur dengan alkohol bisa memengaruhi kinerja otak seperti menggunakan narkotika jenis kokain.
Penelitian Sebut Golongan Darah O Lebih Kebal Virus Corona
Penelitian terbaru di Denmark mengungkapkan golongan darah O memiliki risiko paling rendah terinfeksi virus corona.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.