Curhat Warga Simalungun Meraba Jaringan Internet

Karena jaringan, pembelajaran daring bagi pelajar di Dusun II, Nagori Siporkas, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara begitu sulit.
Salah Satu Sekolah Dasar (SD) di Nagori Siporkas Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Jonatan Nainggolan)

Simalungun - Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi kinerja banyak di banyak sektor, salah satunya pendidikan. Kebijakan baru telah diterapkan di dunia pendidikan untuk ikut memutus rantai penyebaran virus mematikan tersebut, seperti tidak berkumpul dan berusaha menghindar dari kerumunan atau keramaian.

Untuk itu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), memutuskan suatu kebijakan belajar dari rumah. Pembelajaran itu dinamakan sistem secara Daring (dalam jaringan) atau pembelajaran secara online yang diikuti dari kelas pelajar hingga setingkat mahasiswa.

Namun, pembelajaran daring tersebut tampak sulit bagi pelajar di Dusun II, Nagori Siporkas, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Masalah itu ditemukan kurangnya dukungan jaringan internet yang baik. Kini, nasib keberlangsungan proses belajar para pelajar di sana jauh dari akses dan kemudahan internet.

Di Nagori itu terdapat tujuh Dusun. Sebelum menuju ke lokasi, anda menempuh rute, masuk melalui Simpang Sondi Raya, Kabupaten Simalungun, melewati jalanan menurun dan berbelok-belok. Hamparan udara dingin dan melewati persawahan pada bagian kiri kanan cukup memanjakan mata sebelum sampai ke Dusun 2 yang berjarak sekitar 8 sampai 10 kilometer dari Simpang Sondi Raya.

"Apalagi lah kalau sampai ke dusun 7. Di sini saja (dusun 2) ini jaringan internet timbul dan tenggelamnya yang banyak, di layar handphone huruf E (jaringan sedang tidak bagus)," kata Jonly Damanik, warga setempat saat ditemui Tagar di warung kopi, Jumat, 24 Juli 2020.

Jaringan internet, kata dia, menjadi kendala sebagai orang tua yang mempunyai anak berstatus pelajar. Selama ini, ia mengaku tak harus membutuhkan jaringan internet lantaran dirinya hanya berkomunikasi dengan memakai handphone (telepon gengam biasa), bukan smartphone. "Ya selama ini kan pake HP tulit-tulitnya, mana pake HP layar sentuh-layar sentuh," katanya.

Ada di sana perbatasan aspal jalan, dekat pohon dan tempatnya agak tinggi. Kadang ke rumah kawan juga untuk belajar kumpul bersama.

Di tengah pandemi covid ini pun, dia mengamini, mata pencariannya sangat berdampak. "Dari mulai bulan April awal lah, aku uda berhenti narik angkot. Karena angkot di sini cuma 1, akulah yang bawa itu. Cuma dua sampai tiga kali narik aja. Perjalanannya hanya dari Pematang Raya sampai ke Dusun 7. Pagi hari narik siswa dan pulang sekolah dan sore hari sebelum malam," terang Bapak tiga anak itu.

SimalungunSelain belajar daruFia Damanik menghabikan waktu di rumah dengan membantu mengecat warung orang tuanya di Nagori Siporkas, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Jonatan Nainggolan)

Ketertinggalan jaringan internet dirasakan Betty Stevani boru Saragih. Pelajar SMK berusia 17 tahun itu mengaku harus menempuh jarak 2 kilometer dari kediamannya guna berkumpul dengan teman seangkatannya untuk belajar. Dia dan sepuluh orang pelajar lain bertemu di base camp mereka yang memiliki sedikit jaringan internet lebih baik.

"Ada di sana perbatasan aspal jalan, dekat pohon dan tempatnya agak tinggi. Kadang ke rumah kawan juga untuk belajar kumpul bersama. Kan kita bingung, pembelajaran sekarang dikasih materi melalui video jadi kadang agak bingung apa maksud bu guru dan pak guru," ucapnya.

"Beda dengan pembelajaran tatap muka sama Guru, kita langsung gampang ngerti dan tugas-tugas yang dikasih bisalah kita kerjai langsung pas pulang dari sekolah, Bang," sambungnya.

Betty menyebut, pengumpulan tugas-tugas yang diberi oleh gurunya, ia pergi ke sekolahnya. Beban rupiah, sebutnya, bertambah daripada cara pembelajaran tatap muka dengan Guru.

"Mau dua minggu sekali baru itu seminggu sekali ke sekolah ngasih tugas. Kalau dibilang susah agak susah sih Bang, cuma namanya belajar kan kita harus semangat. Kalau sekarang uangnya tambah lah, beli paket kan untuk terima pembelajaran dan ngirim tugas. Kadang memang telat-telat ngirim tugas karena jaringan lelet. Pagi ngirim mau sampai sore baru laporan terkirim," katanya.

SimalungunDiva Boru Damanik dan Fia Boru Damanik saat belajar daring di Nagori Siporkas, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Jonatan Nainggolan)

Hal yang sama dirasakan Diva boru Damanik dan Fia boru Damanik, dua kakak adik pelajar yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Mereka mengaku setiap harinya harus dibimbing kedua orang tua untuk belajar. Keduanya juga merindukan bermain dengan teman-teman sekolah.

"Karena corona nggak bisa belajar sama kawan-kawan, trus ngga bisa jumpa sama ibu guru dan pak guru. Main-main sama kawan," kata keduanya.

Saat ini, keduanya pun menghabiskan waktu dengan membantu orang tua mereka saat bekerja. "Uda selesai belajar, kami mau ke ladang ikut mamak bapak. Menchat warung juga," ucap keduanya tersenyum polos.

Sementara itu, Pangulu Siporkas Hendra Futra Saragih, mengatakan pihaknya sudah mengajukan proposal pembangunan jaringan internet pada tahun 2018. Namun, ajuan itu belum mendapat tanggapan. "Kendala kita sinyal/jaringan di sini lemah, hampir tak ada. Kita uda pernah buat proposal ke pihak Telkom, tanda tangan pihak Kecamatan, warga juga sudah ada. Cuma memang belum ada tanggapan," kata dia.

"Di sini ada 3 sekolah, SD aja. Kalau mau lanjut SMP tidak ada di sini, harus naik ke Raya. Kalau dibilang anak SD di sini ada sekitar 500 orang," sambungnya.

Menurut Hendra, dengan kondisi jaringan internet yang tidak memadai, pelajar bukan pintar melainkan semakin merosot dan ketinggalan.

Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Simalungun Binton Tindaon, mengatakan Kepala Desa baik Pangulu turut mengalokasikan anggaran dana desa (ADD) untuk internet. Pihak penyedia internet, sebutnya, perangkat desa harus menjemput bola guna mendistribusikan internet ke setiap pelosok desa.

"Kami sudah rapatkan itu bulan Juni, harapan kami jangan hanya sembako itu aja pendistribusiannya ke pelosok, jaringan internet itu juga harus. Karena pengadaan internet itu sangat penting untuk siswa. Karena dari dana ADD itu juga bisa dialokasikan untuk ke situ," tuturnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Tabrakan Motor Vs Truk di Simalungun, Pemotor Tewas
Sepeda motor dan truk tronton terlibat kecelakaan di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Insiden itu menewaskan satu pemotor.
Profil Rospita Sitorus, Kandidat Cawabup Simalungun
Banyak yang kaget manakala dia memutuskan untuk mau mendampingi sosok Anton Saragih dalam Pilkada 2020 di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Pencarian Korban Hanyut di Simalungun Sejauh 13 Km
Tim Rescue Pos Parapat terus melakukan pencarian korban hanyut di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Pencarian hingga sejauh 13 kilometer.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.