Cuaca Ekstrem, Risma Minta Kader Kesehatan Tanggap Bencana

Tri Rismaharini meminta kepada kader kesehatan agar mengantisipasi terjadinya cuaca ektrem atau bencana alam berdasarkan prediksi BMKG.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. (Foto: Tagar/Pemkot Surabaya)

Surabaya - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menggelar audiensi bersama dengan kader kesehatan. Kegiatan yang berlangsung secara virtual itu, diikuti oleh 63 puskesmas yang terdiri dari 10 orang kader di setiap puskesmasnya.

Risma mengatakan para kader kesehatan telah berperan sangat baik dalam membantu program kesehatan di Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Karena itu sebagai ucapan terima kasih saya akan memberikan penghargaan. Upaya panjenengan ini sudah diakui tingkat nasional.

Matur nuwun (terima kasih) ibu, saya tidak bisa membalas kebaikan panjenengan (anda) dengan apapun,” ujar Risma mengawali sambutannya dalam video conference, Rabu, 18 November 2020.

Untuk itu, Risma akan memberikan penghargaan kepada seluruh kader kesehatan atas kerja kerasnya selama ini. Bahkan dia menyebut, hasil dari kerja keras para kader itu juga telah diakui tingkat nasional.

Baca juga:

“Karena itu sebagai ucapan terima kasih saya akan memberikan penghargaan. Upaya panjenengan ini sudah diakui tingkat nasional,” kata dia.

Namun, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga mengingatkan kepada para kader kesehatan agar mengantisipasi terjadinya cuaca ektrem atau bencana alam berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). 

"Mudah-mudahan prediksi itu tidak terjadi di Surabaya. Tetapi kita tetap perlu menyiapkan antisipasi. Lebih baik kita persiapan tiga bulan sebelumnya, dari pada terlambat satu menit," tutur Risma.

Oleh sebab itu, dalam menghadapi cuaca yang tidak menentu tersebut, berkali-kali Wali Kota Risma menegaskan agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati. Terutama harus saling bahu membahu. Jika terdapat tanda-tanda, maka para kader harus segera memberikan informasi kepada warga untuk mengamankan diri.

“Seperti saat anda melihat air yang tiba-tiba bergerak. Atau tanda-tanda yang lain apalagi yang wilayahnya di pesisir pantai,” ucapnya.

Di kesempatan yang sama, Presiden UCLG ASPAC ini pun menyebut, setelah pandemi Covid-19 di Kota Pahlawan berakhir, maka jangan sampai ada ledakan penyakit apapun. Terutama, memasuki musim penghujan. 

“Menyongsong musim hujan ini, tidak boleh ada ledakan apapun. Seperti Demam Berdarah (DBD) mari kita tekan. Minimal kita bisa tekan sehingga tidak ada kenaikan,” kata dia.

Tidak hanya itu, Risma juga meminta program-program yang sudah berjalan tetap terus berlanjut. Seperti program kader lansia, imunisasi dan beberapa program lainnya tetap dijalankan. 

“Saya berharap bagaimana caranya imunisasi tetap bisa berjalan. Bila perlu saya bekali baju hazmat. Saya berharap imunisasi tetap bisa dilaksanakan,” tuturnya.

Di momen itu,  Risma juga mempersilakan para kader untuk menyampaikan usulan-usulan sesuai dengan kebutuhan di wilayahnya masing-masing. []

Berita terkait
Kronologi Dosen ITS Korban Jambret di Kenjeran Surabaya
Dosen ITS Surabaya menjadi korban jambret saat bersepeda di depan Kenjeran Park. Polsek Kenjeran masih melakukan pengejaran terhadap pelaku.
Antisipasi Pemkot Surabaya Gelombang Kedua Pandemi
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah meminta kepada OPD untuk kembali mengetatkan protokol kesehatan di tempat keramaian.
Bonek Psy War Pemkot Surabaya Tak Lagi Ajukan Kasasi
Bonek Green Jhoner 21 menggelar tasyakuran usai keluarnya putusan Pengadilan Tinggi yang menolak banding Pemkot Surabaya atas Lapangan Karanggayam.