Covid-19 Sebabkan Perubahan Perilaku Konsumen

Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran Covid-19 berpengaruh terhadap pola konsumen.
Ilustrasi Covid-19. (Foto: Pixabay/fernandozhiminaicela)

Jakarta -Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah untuk menekan penyebaran pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap pola konsumen. ADA, perusahaan analisis data dan kecerdasan buatan (AI), mencatat adanya perubahan drastis pada rutinitas harian masyarakat yang menghasilkan perilaku konsumen baru karena adanya Covid-19.

"Penerapan langkah-langkah social distancing dan gerakan sosial tidak membuat hidup kita berhenti. Banyak konsumen telah beradaptasi dengan cepat dan terus melakukan apa yang telah mereka lakukan, tetapi dengan cara digital. Misalnya bekerja, belajar, melakukan olahraga dan latihan, dan sebagainya," kata Managing Director ADA di Indonesia Kirill Mankovski dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 6 Mei 2020.

Sejak 15 Maret, kunjungan ke sejumlah mal di Jakarta menurun hingga 50 persen dibandingkan awal 2020.

Baca Juga: Cegah Covid-19, PUPR Kembangkan Teknologi Kereta MCK 

Berdasarkan data ADA, pada akhir Februari 2020 hingga minggu ketiga Maret, aktivitas di kawasan pusat bisnis Jakarta mengalami penurunan sebesar 53 persen.

Perubahan perilaku komuter itu juga berakibat pada jumlah kunjungan ke pusat perbelanjaan dan restoran cepat saji. ADA menemukan sejak 15 Maret, kunjungan ke sejumlah mal di Jakarta menurun hingga 50 persen dibandingkan awal tahun 2020.

Hal itu juga mempengaruhi jumlah kunjungan orang ke pusat kebugaran yang berada di dalam mal. Alhasil, banyak individu yang memutuskan untuk melakukan aktivitas kebugaran di rumah, dengan mengandalkan aplikasi kesehatan dan kebugaran demi menjaga fisik dan gaya hidup sehat.

ADA juga mencatat peningkatan penggunaan aplikasi produktivitas, yang naik lebih dari 150 persen pada pertengahan Maret dengan screen record dan aplikasi anti-virus sebagai yang paling banyak digunakan. Beberapa aplikasi produktivitas lain yang digemari oleh pengguna adalah aplikasi yang dapat menggantikan pertemuan fisik dan mempertahankan interaksi.

Setidaknya ada enam perilaku konsumen baru yang disebut sebagai Crisis Persona (Persona Krisis) teridentifikasi muncul di Indonesia. Yakni The Adaptive Shopper, The Brave One, The Market Observer, The Bored Homebody, The Health Nut, dan The Yearning Traveler.

Social DistancingSocial distancing, lebih tepatnya Physical distancing, menjaga jarak fisik 2 meter antarorang untuk hindari penularan Covid-19. (Foto: Pixabay/TheDigitalArtist)

"Melalui analisis penggunaan beberapa aplikasi, serta perubahan gerakan fisik, kami mengidentifikasi berbagai karakter berdasarkan reaksi mereka terhadap krisis," tutur Kirill 

Menurutnya, ada beberapa yang telah secara dramatis meningkatkan penggunaan aplikasi keuangan mereka, ada yang semakin giat menggunakan aplikasi hiburan ketika berada di rumah. Ada juga yang tetap  dan tidak mengubah perilaku online-nya karena tidak semua bisnis berhenti beroperasi, terutama industri-industri vital.

The Adaptive Shopper adalah mereka yang beradaptasi dengan cara baru untuk memenuhi kebutuhan dengan berbelanja daring. Hal itu dibuktikan dengan penggunaan aplikasi belanja yang meningkat hingga 300 persen.

Baca JugaTolak Jadi UU, PKS Sebut Perppu Covid-19 Tak Jelas

The Brave One adalah pekerja yang berada di garis terdepan. Sementara The Market Observer adalah mereka yang tetap memonitor kondisi saham dan mata uang untuk melihat implikasi finansial atau peluang pasar. Selanjutnya, The Bored Homebody adalah mereka yang menghabiskan waktu mencari hiburan dengan bermain games atau menonton. 

The Health Nut yakni mereka yang menggunakan aplikasi kesehatan untuk memonitor kondisi fisik dan mental. Terakhir, The Yearning Traveler adalah mereka yang memikirkan perjalanan yang akan dilakukan setelah krisis Covid-19 berakhir.[]

Berita terkait
Ketahanan Ekonomi-Kesehatan Prioritas Saat Covid-19
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah Indonesia selalu menempatkan keamanan dan keselamatan masyarakat perioritas utama.
Strategi Ekonomi Indonesia Atasi Dampak Covid-19
Berdasarkan assessment dengan skenario terburuk Indonesia akan mengalami perlambatan ekonomi hingga minus 0.4 persen.
Seberapa Tangguh Fiskal Indonesia Hadapi Covid-19
Covid-19 begitu dahsyat daya rusaknya hingga membuat kehidupan di muka bumi menjadi tidak normal. Seberapa tangguh fiskal Indonesia menghadapinya?
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara