Covid-19, Pengalaman Dokter New York ini Wajib Dibaca

Lebih dari seminggu yang lalu, Ezriel Kornel masuk angin. Senin, 9 Maret 2020, dia bangun dengan hidung sedikit mampet, tanpa demam dan batuk.
Dokter Ezriel Kornel (Foto: usatoday)

New York - Lebih dari seminggu yang lalu, Ezriel Kornel masuk angin. Senin, 9 Maret 2020, dia bangun dengan hidung sedikit mampet dan sedikit ketidaknyamanan yang dia rasakan. Tanpa demam, tidak ada batuk.

Jadi Kornel, 66 tahun, pergi bekerja. Dia seorang ahli bedah saraf yang bekerja di Westchester County dan di New York City. Dia rutin menonton berita dan berbicara dengan rekan-rekannya tentang virus corona.

Dia tahu gejalanya, demam, kelelahan, batuk, sesak napas. Dan Kornel merasa tidak memilikinya.

Ilustrasi Covid-19Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. (Foto: tudublin.ie)

"Bagi saya, penting bahwa orang-orang mengerti bahwa mereka tidak harus mulai dengan demam," kata Kornel. "Karena itu sangat ringan, tidak ada alasan bagiku untuk berpikir bahwa aku terkena flu."

Menjelang malam Rabu, 11 Maret 2020, Kornel mengatakan kondisinya memburuk. Ia terserang demam, badan pegal, kedinginan. Rasanya seperti flu.

Dia menelepon ruang gawat darurat, pergi keesokan paginya dan diuji untuk virus corona dan penyakit virus lainnya.

Dia mendapatkan hasilnya kembali dua hari kemudian: positif corona Covid-19.

"Bagi saya, penting bagi orang-orang mengerti bahwa mereka tidak perlu memulai dengan demam. Itu menyesatkan," kata Kornel, berbicara melalui Skype dari kantor di Bedford Hills, Westchester County.

"Hal yang sangat penting sekarang untuk semua orang dan yang perlu mereka ketahui bahwa mereka harus berasumsi bahwa mereka mengidap Covid-19 sampai terbukti sebaliknya. Sekarang semua harus mengisolasi diri mereka sendiri," katanya.

Kornel sendiri bingung dan tak tahu dari mana mendapatkan virus corona. Dia mencoba mengidentifikasi setiap pasien atau rekan kerja atau orang yang mungkin menularkan ke dia, tapi upaya yang dilakukannya sia-sia. 

Yang paling penting sekarang, katanya, adalah membuat orang lain tahu apa yang harus diwaspadai. Dan jika ada yang punya gejala, suka flu atau tidak, social distancing atau jarak sosial akan menjadi kunci.

Social DistancingCalon penumpang menunggu jadwal keberangkatan pesawat di Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu, 18 Maret 2020. Angkasa Pura I menerapkan konsep \'social distancing\' dengan menempelkan stiker panduan jarak untuk mengatur jarak antar orang di sejumlah area pelayanan publik bandara sebagai salah satu upaya untuk meminimalisir potensi penyebaran COVID-19 atau virus Corona. (Foto: Antara/Fikri Yusuf)

"Jika aku mulai sadar itu hanya flu biasa, aku tidak akan pergi ke kantor. Aku akan mulai mengkarantina hari Senin itu," katanya.

"Jika (orang) memiliki gejala yang tampak seperti pilek atau flu, mereka harus mempertimbangkan mereka menderita Covid-19 sampai terbukti sebaliknya. Anda tidak boleh menunda dan membuat orang yang Anda cintai terkena."

Sekarang, lebih dari satu minggu sejak terkena Covid-19, Kornel mengatakan mulai merasa jauh lebih baik.

Dia berharap bisa segera pulih dan bisa kembali bekerja walau sampai saat ini belum ada vaksin untuk mengobati virus tersebut. 

Ia mengatakan orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki kondisi medis tambahan akan lebih rentan terkena Covid-19 yang lebih parah.

Kornel mengatakan pengalaman khususnya dengan coronavirus tidak menyenangkan dan membuat menderita. Dia menyebut dirinya salah satu yang beruntung bisa pulih dan lebih baik. 

"Saya benar-benar merasa beruntung karena sekarang saya benar-benar bisa pulih tanpa khawatir saya menularkan ke orang lain," kata Kornel. []

Sumber: usatoday.com


Berita terkait
Melihat Antusiasme Warga Semarang Cek Gratis Corona
Warga Semarang berduyun-dayun datang ke pos kesehatan Covid-19. Mereka ingin memastikan terpapar virus corona atau tidak.
Rumah Sakit di Sumut Tidak Boleh Menolak ODP Corona
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Sumatera Utara mengingatkan rumah sakit umum daerah atau swasta tidak boleh menolak ODP.
Keterbukaan 3 Wanita Cantik Pasien Positif Corona
Seorang ibu dan dua putri, Maria Darmaningsih, Sita Tyasutami dan Ratri Anindyajati, pasien positif corona yang sembuh. Mereka membuka diri.