Corona Belum Terkendali, Prof Zubairi: Tunda Sekolah Tatap Muka

Prof Zubairi Djoerban mengusulkan agar sekolah tatap muka yang bakal dimulai sejak Januari 2021 ditunda.
Sekolah tatap muka. (Tagar/kuasakata.com

Jakarta - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia Prof Zubairi Djoerban mengusulkan agar sekolah tatap muka yang bakal dimulai sejak Januari 2021 ditunda. Menyusul kasus Covid-19 belum terkendali, termasuk munculnya virus corona varian baru.

Prof Zubairi yang juga ahli hematologi dan onkologi dari Universitas Indonesia ini menyampaikan usulan dimaksud lewat media sosial Twitter, lewat akun resmi miliknya @ProfesorZubairi, Rabu, 30 Desember 2020.

"Usul saya, sekolah tatap muka sebaiknya ditunda. Wajib. Apalagi dengan adanya varian baru korona dan angka positivity rate kita masih di atas 20 persen. Saya tahu ini enggak nyaman. Tapi ini untuk keselamatan jiwa anak-anak kita dan keluarganya," tulisnya.

Prof Zubairi menyebut, jika kemudian sekolah tatap akhirnya ditunda patut diapresiasi sebagai bagian pencegahan penularan corona.

Baca juga: 20 Negara Sudah Mendeteksi Varian Baru Virus Corona

"Saya memang pernah buat cuitan tentang pencegahan penularan korona jika sekolah tatap muka tetap dilaksanakan. Betul. Itu jadi pilihan akhir yang bisa dilakukan ketika kebijakan tersebut sudah terlanjur berjalan. Tapi kalau akhirnya ditunda, itu bagus banget. Dua jempol," tulisnya lagi.

Cuitan Prof Zubairi ini mendapat respons beragam dari warganet. Sebagian setuju sekolah tetap dilakukan tatap muka, beberapa juga meminta sekolah dilakukan dengan jarak jauh atau sekolah lewat daring.

Ada baiknya sekolah yg rencana dibuka Januari ini agar ditinjau ulang

Lilis Rusmiati pemilik akun @LilisRusmiati12 menyebut, di daerahnya mayoritas orang tua siswa setuju sekolah tatap muka karena sudah lelah menghadapi anak-anak yang susah diatur dalam sepuluh bulan terakhir belajar lewat daring.

"Di Kabupaten saya hampir 95% ortu menyetujui tatap muka. Katanya udah cape ngadepin ank2nya, susah diatur, jd mls bangun pagi dll," tulis Lilis.

Ovie pemilik akun @Beluv13L, mengaku seorang guru menyebut, lebih memilih opsi pembelajaran secara online atau daring. Hanya saja dia meminta kerja sama guru dengan orang tua tetap dimaksimalkan.

"Sy sebagai guru setuju sj kalo pembelajarn masih dilaksanakan scr online, dgn catatan adanya kerja sama dgn ortu. Jangan sampai guru ngebatin mikirin anak yg ga ikutan belajar. Pas ngomong sama ortunya, eh cuek aja. Pdhl bikin status wa pada bisa, anaknya maen bisa, belajar engga," tulisnya.

Politisi Partai Demokrat Imelda Sari lewat akun @isari68, senada dengan Prof Zubairi soal penundaan sekolah tatap muka.

Baca juga: Virus Varian Baru dari Inggris Jauh Lebih Cepat Penularannya

Dia menyebut, penutupan sementara masuknya warga negara asing harus juga diikuti dengan penundaan sekolah tatap muka yang dijadwalkan pada Januari 2021.

"Jika Pemerintah menutup perbatasan tgl 1 sd 14 Januari u WNA. Ada baiknya sekolah yg rencana dibuka Januari ini agar ditinjau ulang. Varian baru COVID 19 harus diantisipasi dg kebijakan yg tepat. Keselamatan rakyat yg utama," tulisnya.[]

Berita terkait
Mudarat Bagi Siswa Jika Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi
Pandemi virus corona yang belum menunjukkan tanda-tanda reda di Indonesia membawa mudarat bagi siswa sekolah tatap muka
25 SD di Surabaya Disiapkan Sekolah Tatap Muka
Setelah melakukan simulasi sekolah tatap muka untuk tingkat SMP, selanjutnya 25 SD di Surabaya juga akan menggelar simulasi.
Penjelasan Dinkes Sleman Sekolah Tatap Muka Belum Siap
Pemerintah pusat mengizinkan daerah menggelar sekolah tatap muka pada 2021. Namun Kabupaten Sleman, Yogyakarta belum siap. Begini penjelasannya.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.