Jakarta – Konferensi tingkat tinggi COP26 mencapai kesepakatan terhadap pencegahan iklim yang semakin buruk pada Sabtu, 13 November 2021. Kesepakatan tersebut tercapai beberapa jam setelah melewati batas waktu yang dijadwalkan.
Hampir 200 negara hadir dan menyetujui pencegahan dampak terburuk dari perubahan iklim di dunia COP26. Kesepakatan ini baru didapatkan ketika semua peserta konferensi menyetujui perubahan yang semula “phase out” menjadi “phase down” yang disampaikan oleh India.
Saya sangat memahami kekecewaan yang mendalam penting juga untuk melindungi paket ini.
Meskipun telah mencapai kesepakatan masih banyak negara yang kurang puas terhadap hasil konferensi yang dilaksanakan satu tahun tersebut. Presiden COP26 Inggris, Alok Sharma mengungkapkan kekecewaan dan penyesalannya karena belum bisa mendapatkan hasil sesuai harapan negaranya.
- Baca Juga: Pikachu Gelar Protes Anti Batu Bara di KTT COP26
- Baca Juga: Presiden Biden Bertolak ke KTT G20 dan COP26
“Saya sangat memahami kekecewaan yang mendalam, penting juga untuk melindungi paket ini,” Kata Alok Sharma Presiden COP26 Inggris.
Kekecewaan terhadap keputusan tersebut dikarenakan Pertemuan PBB di Glasgow, Skotlandia merupakan kesempatan terakhir untuk mempertahankan 1,5 derajat Celcius Tetap hidup. 1,5 derajat merupakan ambang suhu yang tertulis di Perjanjian Paris 2015 atas aspirasi dunia.
Ilmuwan dunia sendiri telah mengingatkan jika suhu dunia telah memanas 1,1 derajat celcius diatas tingkat pra-industri dan proyeksi baru. Dengan demikian peneliti mengingatkan pencegahan kenaikan tersebut harus dengan mengurangi hampir separuh emisi gas rumah kaca dalam 8 tahun mendatang.
- Baca Juga: PLN Perluas Kolaborasi dengan CEIA di COP26
- Baca Juga: Hadiri KTT COP 26, Jokowi Pastikan Kontribusi Indonesia
Meskipun banyak negara yang menentang hal tersebut demi kepentingannya, kabar baik datang dari AS dan China. Kedua negara penghasil emisi terbesar di dunia ini setuju untuk bekerja sama dalam dekade ini untuk mencegah pemanasan global melebihi 1,5 derajat celcius.
Selain itu aliansi negara-negara dan kelompok subnasional yang mendukung pengurangan emisi ini telah dibentuk bersamaan dengan keputusan tersebut. Aliansi tersebut berkomitmen untuk menetapkan tanggal akhir penggunaan minyak dan gas serta menghentikan eksplorasi bumi.
(Dimas Rafika)