Contoh 15 Paragraf Deskripsi dalam Padanan Bahasa Indonesia-Bugis

Membaca tulisan deskriptif serasa membaca novel dengan bahan baku fakta. Ini contoh 15 paragraf deskripsi dalam padanan bahasa Indonesia-Bugis.
Ilustrasi - Paragraf Deskripsi. (Foto: Tagar/Pixabay/Geralt)

Jakarta - Satu produk jurnalistik yang asyik dibaca serasa membaca novel adalah feature atau cerita atau tulisan khas, menyuguhkan fakta-fakta di balik berita secara deskriptif. Apa yang dilihat mata, didengar telinga, disentuh tangan, dibaui hidung, dan dicecap lidah, dilukis dengan kata-kata, menjadi paragraf deskripsi. Who (siapa) berubah menjadi karakter, What (apa) berubah menjadi plot atau alur, Where (di mana) berubah menjadi setting, When (kapan) berubah menjadi kronologi, Why (mengapa) berubah menjadi motif, How (bagaimana) berubah menjadi narasi. Berikut ini contoh 15 paragraf deskripsi dalam padanan bahasa Indonesia dan bahasa Bugis.

1. Gelap, dingin, dan menyeramkan. Ada sedikit rasa mual saat memasuki gua Jepang di Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gua Jepang itu terletak di tebing batu yang memanjang dari utara ke selatan, menghadap ke arah barat. Ada empat mulut gua yang berjejer dari utara ke selatan. Suasana di luar gua cukup sunyi, tapi tidak terlalu menyeramkan.

Mapettang, kecce, na mapakitautau engka cedde dirasa lo ta'lua wettu wattamari gowa jepang ri dusunge Sentonoreji, kampong Jogotorto, Kacamatan Berbah, Kabupaten sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gowa jepang ro monro ri tebing batu maLampe'e pole utara lo riselatan, mangolo Lao riattang. Engka eppa timung gowa si jejereng pole utara ko selatan. Suasana di seliweng gowa malino tapi deto nataliwa mapakitautau.

2. Sekelompok anak laki-laki berlarian menyusuri gang sempit Kampung Badran, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta. Mereka seperti tak peduli pada ibu-ibu yang duduk-duduk di depan salah satu rumah. Sesekali mereka tertawa, kemudian berteriak bersamaan. Entah permainan apa yang sedang mereka mainkan. Wajah-wajah mereka tampak mengilap oleh keringat yang memantulkan cahaya matahari sore itu, Senin, 12 Oktober 2020.

Sikelompok anak urane makalarian nalabeki loronpipi kampong Badran, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta. Papada denaurusui emak-emak e ro tudang-tudang ri olo salah seddi bola. Ciceng cawa na gora massamang , detonadi isseng acculeang aga dita naculei. Maillo maneng tappa-tappana na taro puse yarega pantulanna cahaya mataessoe araweng'etu, Senin, 12 oktober 2020.

3. Ruas jalan di Sala Dingkik, Desa Tampak Kurra, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, tampak lengang siang itu, Selasa,13 Oktober 2020. Pengguna jalan yang melintas dapat dihitung dengan jari tangan. Kondisi ruas jalan tersebut cukup bagus dan halus meski bukan jalanan aspal. Pemandangan di situ pun terlihat indah, khas daerah pegunungan. Beberapa bukit hijau terlihat di sebelah kiri jalan. Petak-petak perkebunan milik warga pun tak jarang ditemui di sepanjang jalan.

Laleng ri sala Dingkik, Kampong Tampak Kurra, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Malino di ita ri tangessoe ro , Selasa,13 oktober 2020. Wedding di biLang jari tawu labbe'e. Kondisi laleng'e ro magello na halusu namo tennia laleng aspal. Pemandanngang'e kero magello di ita , has kampong bulu. Wngka to bukit ijo di ita di bagian kiri lalang e. Mapetak-petak darena warga e , di runtu dpatenggang laleng.

4. Tong-tong berwarna biru berjejer rapi di halaman samping rumah milik Iwan Agustian, 42 tahun, di Kelurahan Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Tong-tong itu berisi ribuan ekor ikan lele. Di samping masing-masing tong itu terdapat sebatang pipa PVC setinggi tong, yang berfungsi sebagai saluran pembuangan agar air dalam tong tidak terlalu berbau. Sementara tepat di atas tong, disiapkan kran air, yang dialirkan saat limbah lele di dalam tong dinilai sudah cukup banyak.

Gumbang-gumbang warna gau ma jejereng ri halamang cuali bolae punna Iwan Agustian, 42 taung , di kurahan Sorosuta , Kacamata umbulharjo, Kota Yogyakarta. Gumbang-gumbang e ro taLiseri masebbu ikko bale lele. Di cuaLinna gumbang e ro masing-masing engka sibatang pipa PVC sitanre gumbang, fungsina yero maelo ripake pembuangan iyarega wae rilaleng gumbang'e dena makebbong ladde. Engka to pas diasena gumbang , dipasedia kerang wae , narekko di pamali wettu limbah lele ri laleng gumbang pura masagena.

5. Jemari gadis itu bergerak lincah di layar ponsel. Sesekali napasnya tertahan dan keningnya berkerut. Tak jarang secara tidak sadar ponselnya dimiringkan ke kanan atau ke kiri, kemudian jempolnya menekan layar beberapa kali. Gadis berambut panjang dan berkuit putih itu sedang asyik memainkan salah satu gim daring yang cukup popular saat ini, yakni Playerunknown's Battlegrounds (PUBG). Tokoh yang dimainkan oleh Alya Nurul Hapsari, nama gadis itu, terlihat berlari, bersembunyi, kemudian menembak lawan-lawannya.

Jari - Jarina anak dara'e ro malincah kedo ri layar Hape. Taciceng na tahan napasna na makerru enning ma. Kadang dena sedding na pamirinh Hapena loka kekanan na lokka kekiri, puraro indo jarinna matenre layar ta ciceng-ciceng. Ana dara malampe gemme na ma'uli puteh ro asyik maccule salahseddi gem daring terkenal'e makokoe, iyaro playerunknown's Battlegrounds ( PUBG ). Aseng na'culeiro pole Alya Nurul Hapsari, aseng ana dara'e ri, lari dita masobbu nappa natembak musuh-musuhna.

6. Sekelompok gadis sibuk berlatih sepak bola di lapangan di sebuah desa terpencil di negara bagian Rajasthan, India. Peluh mereka mengucur di antara teriakan kecil saat matahari terbenam di balik bukit-bukit kecil. Gadis-gadis itu mencoba mendobrak batasan kasta dan sesuatu yang dianggap tabu dilakukan para perempuan India selama ini. Sebelum sepak bola memasuki kehidupan mereka, seperti kebanyakan gadis di pedesaan Rajasthan dan banyak negara bagian lain di India, rutinitas harian mereka sangat dibatasi, hanya memasak, membersihkan rumah, memerah susu sapi, dan pekerjaan rumah tangga lainnya.

Sikalompok anak dara sibuk latihan magolo ri lapangan ri senuah kampong tacelle ri negar bagian Rajasthan, India. Macucuru pusenna ri sela gora beccu wettu tellengni mataesso ri munri bulu-bulu beccu. Ana dara'e ro na coba sorongngi gangka kasta na diaseng pamali napigau anak dara india selama nyede. Wettu depa na tama pa golo ri kehidupanna , papada mete megae ana dara ri kampong Rajasthan na maega negara baguan lain ri india, manasu na mapepaccing bola bawang , mapera susu sapi na ma pellaung bola lainge.

7. Kandang ayam usang berdiri di sebelah kiri Maryono, 98 tahun. Sebagian bilahnya sudah melengkung akibat beban meja kayu yang harus disangganya. Kandang itu kosong dan entah apakah masih digunakan atau tidak. Sementara di belakang Mbah Waryono, sapaan akrabnya, dinding batako kusam berdiri, sekaligus menjadi tiang untuk atap ruang kerjanya itu, dengan tiang lain berupa balok kayu pada bagian depan. Meja kecil dilapisi plastik berwarna biru muda menjadi meja kerja Mbah Waryono. Sejumlah peralatan dan “senjata” pendukung tergeletak di situ, seperti penjepit plat besi dan palu.

Rabbang manu toa mattetong ri kirinna Maryoni, 98 taung. Sitenggah bila matoa na mappeko napakkua tabena mejang aju eloe ri sangga. Rabbang aro kosongi diisengi apaka makanja mo melo i pake atau dena. Ri munrinna Waryono, olireng pancena, engka rinring toa matettong, iyatona mancaji tiang ate’na na pake’e majjama, sibawa tiang laingge mappada balo aju ri olo. Wmejang biccu rilapisi palasti warna gahu rongo mancaji menjang a jamang Mbah Waryono. Maega ala’ala’ sibawa “sanjata” pendukung tattale, mappada passipi bessi na palu-palu.

8. Angin siang berembus cukup kencang, mendorong gumpalan-gumpalan awan di langit bergerak cepat. Sesekali angin mengibaskan ujung pakaian pengguna jalan dan menggoyangkan dedaunan di pucuk pohon. Meski terlihat indah dan menyegarkan mata, pengguna jalan yang melintasi ruas jalan tersebut harus berhati-hati. Selain lebar jalanan yang cukup sempit, jalurnya pun cukup curam, dengan jurang dalam yang menganga di samping kiri dan tebing batu pada sisi kanan. Jalanan yang mendaki itu menjadi lebih berbahaya karena beberapa tikungan di situ cukup tajam. Tak jarang sepeda motor atau kendaraan pengguna jalan mogok saat mencoba melintasi pendakian.

Angin tangesso maladde kencang na , na sorongngi gumpala-gumpala awang e ri langi magatti kedo. Ta'ciceng-ciceng anging e na seppung cappa waju palalengnge na pa kedo-kedo daung-daung ri cappa pohong. Namo dita magello na pacakka mata, pajokka lalengnge labe ri lalengngero wedding hati-hati. Selain maloang laleng mapipi'e alurna minraleng , engka jurang minraleng manganga ri samping kiri na tebing batu ko sisi kanan. Laleng matuppue ro mancaji lebbi bahaya apana engkka tikungan tareng kero. Dena masagala sepeda motoro na kendaraan palalengge mogok wettu ma labeki pendakian.

9. Pagi masih berselimut sunyi, saat Satinem, 75 tahun, tiba di persimpangan Jalan Pangeran Diponegoro dan Jalan Bumijo, Yogyakarta. Trotoar di samping persimpangan itu merupakan tempatnya menjual berbagai kuliner tradisional Jawa. Pagi itu, Jumat, 3 Juli 2020, seperti hari-hari sebelumnya, Satinem diantar anak keduanya, Mukinem, 50 tahun. Mereka berboncengan mengendarai sepeda motor. Azan Subuh belum juga satu jam selesai berkumandang. Cahaya matahari juga belum muncul pagi itu. Hanya iring-iringan awan yang melintas di langit. Jalanan pun masih lengang. Jumlah pengguna jalan yang melintas bisa dihitung dengan jari.

Mele mupa na matokko lino , wettu Satinem, 75 tahun,lettu ri persimpangn jalan Pangeran Diponegoro dan Jalan Bumijo, Yogyakarta. Trotoar ri cedde persimpamgn ro na onroi mabalu marupang anreang riolo Jawa. Jumat mele ro, 3 juli 2020, pada meto esso-esso labe'e, Satinem diantara pole anak dappi macuana, Mukinem, 50 tahun. Sigandengngi naola sepeda motoro. Depa na'genne sijang napura Azan subuh.Cahaya tangesso detopa na cumpa ele'e ro. Awangmi si iring-iring silintasa ri langie. Lalengnge aga tennang mopi. Wedding mupa ri biLang jari palaleng Labe'e.

10. Aroma khas kopi tercium di sekitar Warung Kopi (Warkop) Jallo, di kawasan Pasar Sentral Bulukumba, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Wangi itu semakin semerbak saat memasuki warung kopi. Terlebih saat pemilik menyeduh kopi di situ. Asap yang mengepul dari kopi yang dituangi air mendidih menyebar ke seluruh sudut ruangan. Tangan-tangan barista peracik kopi terlihat lincah memegang saringan kopi dari kain sambil menuangkan air mendidih. Suara para pengunjung yang bercakap-cakap seperti tak dihiraukan oleh peracik kopi. Tatap matanya fokus pada air yang dituang, agar menghasilkan racikan kopi enak dengan aroma yang tajam.

Bauna kopi diimbau ko seddena Warung Kopi (Warkop) Jallo, di kawasan Pasar Sentral Bulukumba, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Bauna liwe nyamenna okko mattamaki ri lalengna warung kopi. Apalagi wettuna tau punnae me’bu kopi koro. Rumpu makkumpulu ko riasena kopi risirange uwae marede bauna diimau laleng warung. Jari-jari tau me’bue kopi malinca makkatenni saringan kopi pole kain sambil mattuang uwae marede. Sadda pole ri taue mabbicarae mappada dena dipedulikan pole tawu me’bue kopi. Pakita matana aromi naita uwae natumpae, nasaba aromi naulle me’bu kopi mahau nyameng.

11. Bongkahan-bongkahan berwarna cokelat kekuningan tertata di atas nampan. Bongkahan itu merupakan sabun berbahan dasar minyak kelapa. Aromanya tak seharum sabun-sabun batangan produksi pabrik, karena dibuat tanpa menggunakan bahan pewangi. Sabun berbahan dasar minyak kelapa itu disebut sabun ramah lingkungan oleh pembuatnya, Josh Handani, 44 tahun. Sabun itu dibuat di rumahnya di sekitar kawasan desa wisata Kasongan, Kabupaten Bantul, tepatnya Dusun Gesik, Kasongan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Suasana di situ sangat asri. Beberapa pohon besar berdiri tegak di sekitar lokasi. Pepohonan itu seperti meredam cahaya matahari sore yang masih menyengat.

Bongkahang-bongkahang berwarna sikola maunyyi ri taro riasena dulang. Bongkahaeng e ro sabung riebbunpole minyya kaluku. Baunna dena pada sabung laing riebbue ri pabere, nasaba riebbu dena mappake tambaha abbaueng. Sabung riebbue ri bole ri daerah kawasan desa wisata Kasongan, Kabupaten Bantul, tepatnya Dusun Gesik, Kasongan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Suasanananya manyameng. Engka poong loppo mateteng tanre ri seddena pabere. Poong e ro naullei na halangi matahari arahieng.

12. Pipa PVC atau yang lebih dikenal dengan pipa paralon berdiameter enam inchi berwarna abu-abu muda ditata memanjang dari sungai Jati Pasekan di Dukuh Cranggang Kulon, Desa Cranggang, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Pipa sepanjang puluhan meter itu dipasang melewati pinggiran tebing selokan menuju bak penampungan dan pompa yang dibuat terletak lebih rendah dari permukaan sungai. Aliran air sungai yang mengalir melalui pipa itu kemudian menutup katup buang pada sisi belakang pompa, dan menekan air menuju ke pipa vertikal di atasnya, yang sekaligus menjadi ruang tekan pada pompa. Tekanan yang ada pada ruang tekan membuat air mengalir melalui pipa PVC berukuran lebih kecil yang dihubungkan dengan ruang tekan. Air yang mengalir pada pipa PVC kecil di samping ruang tekan itu kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga.

Pipa PVC atau biasa tauwe naasengi pipa paralong berdiameter enneng inci berwana abu-abu lolo risusung malampe pole salo Jati Pasekan di Dukuh Cranggang Kulon, Desa Cranggang, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Pipa malampe angkenna seppulo metere tappasang nalalloi wiring tebbing paenre lao ri penampingan na pompa riebbu ede ritaro mapance pole asena salo. Coloreng uwae salo maccolo mola pipa nappa natokko patongko buangeng ri munrinna pompa, na tekkang awau lao ri pipa riasena, ia tona mancari ruang pesse ri pompa. Pappeserang engkae ri laleng ruang pesse naebbui uwai maccolo rilalenna pipa PVC mabiccu tasambunge lao ri ruang pesse. Uwae maccolo ri pipa PVC biccu di seddena ruang pesse aro i paccolorongi lao di bolana tauwe.

13. Bangunan berwarna putih setinggi 30 meter itu berdiri kokoh di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, tepatnya di Jl Yos Sudarso, Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara. Terik matahari siang itu, Senin, 5 Oktober 2020, menerpa sebagian dinding bangunan mercusuar. Sesekali cahaya matahari memantul dari permukaan air laut yang bergoyang pelan akibat tersapu ombak. Tidak jauh dari mercusuar berusia ratusan tahun itu, beberapa pemancing asyik menunggu ikan memakan umpan pada mata kailnya. Warna langit yang biru dihiasi goresan putih tipis awan berwarna putih tampak serasi dengan warna air laut dan mercusuar itu. Ombak yang menabrak dinding mercusuar menghasilkan percikan di sekitarnya. Sebagian menimbulkan buih-buih putih yang hanya sekejap menghilang terbawa arus air.

Bola pute sitanre 30 metere aro matettong keddo ri kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, tepatnya di Jl Yos Sudarso, Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara. Tengga esso mapella ladde, senneng, 5 Oktober 2020, nateppa sitengga rinring bola mercusuar. Taciceng tappa esso tappantul pole riasena uwae tasi makkedoe nasaba dikennai bombang. Dena bela pole mercusuar umuru siratu taueng, engka tau mammeng mattajeng bale na anrei umpan ko ri kailna. Warna langi gahu engka to ellung warna puteh macoco diita sibawa warna uwae tasi na mercusuar e. Bombang na leppo rinring mercusuar mebbui macompa percikan riseddena. Sebagian engka compa ballong-ballong pute namu cinami lenyei na serring uwae.

14. Belasan televisi berjejer di trotoar, di sekitar lampu pengatur lalu lintas perempatan Tungkak, tepat di ujung Jl Taman Siswa Yogyakarta. Beberapa di antaranya tampak menyala dan memutar siaran dari beberapa stasiun televisi. Seorang pria terlihat sibuk di tempat itu. Dia mengangkat televisi dari dalam rumah kecil yang terletak di sudut Jl Taman Siswa, kemudian mengaturnya berdekatan dengan beberapa televisi lain yang sedang memutar siaran. Tangannya lincah menancapkan colokan kabel televisi ke dalam stop kontak yang sudah disiapkan. Tak lama kemudian dia mengubah letak antena berbentuk bulat yang terhubung dengan bagian belakang pesawat televisi, mencoba mencari posisi terbaik untuk menghasilkan gambar terjernih.

Seppulo lebbi televisi majejere ri trotoar, di seddena lampu pengatoro pammotoro perepatang Tungkak, tepat di ujung Jl Taman Siswa Yogyakarta. Riantarana engka mappada matuo na mapputara siatang pole rimaegana stasiun televisi. Engka wurane sibu ko rionronge. Ia na akkai televisi lao laleng bola biccu okko ri Jl Taman Siswa. Pura ro na atoroko sidepperang sibawa televisi laing ro mapputara e siarang. Limanna lincah mappakenna cu kabal televisi ri laleng stop kontak engkae. Dena maitta iya ro tauwe nasullei onronna antene mattapa malebu sisambung lao rimunrinna televisi, na coba masappa posisi makessing untuk maruntu gambara kessing.

15. Perempuan dengan setelan hijab dan gamis berwarna hijau itu berdiri di dalam bak truk bersama beberapa perempuan lain. Jemari kedua tangannya menggenggam erat tampar plastik berwarna biru tua yang membentang dari sisi kanan ke kiri truk. Warna bibir perempuan itu merah menyala, tampak kontras dengan pakaian yang dikenakannya. Namun sangat serasi dengan gerakan bibirnya yang cepat dan terkesan cerewet saat berbicara. Truk yang ditumpangi para perempuan itu melaju di atas jalanan aspal berkelok-kelok, membuat salah satu perempuan di dalamnya mual dan muntah-muntah. Beberapa kali pengemudi truk tersebut membunyikan klakson, sebagai peringatan untuk para penumpangnya, bahwa truk akan melintas di titik yang terdapat polisi lalulintas. Para perempuan itu refleks duduk di lantai bak truk saat mendengar kode tersebut. Ini adalah sebagian adegan yang ada dalam film pendek berjudul Tilik.

Makkunrai sibawa boong na baju lampe warna lango-lango aro mattetong rilalengna bak oto silong makkunrai laingge. Jari-jarinna makkatenni ladde tulu warna gahu toa tapasang pole kanang lao ri kirina otoe. Warna timunna makkunraiero maccela mallua, samanna mappada to waju na pake’e. Namo sicoco sibawa kedo timunna cerewe ko mabbicara. Oto na pake makjunrai ro malolo ri asena aspal mabelo’belo, engka seddi makkunrai ri lalengna melo i tallua. Pikka siagani aro sopiri otoe na pauni kelaksonna, aro mancaji peringatang lao ri makunrai riase oto, bahwa meloi na lalloi titi engkae polisi lalulintas. Makkunrae ro tappa langsungi cudang ri daparana otoe ko na engkalingani kodena. Ia caritae adeganna pole ri laleng pelleng ponco majjudulu Tilik

[PEN]

Berita terkait
10 Kata Cinta Menyakitkan dalam Bahasa Indonesia dan Bugis
Berikut ini 10 ungkapan cinta yang barangkali mewakili perasaan Anda dan si dia, penawar hati luka, dalam bahasa Indonesia dan Bugis.
Puisi Gus Mus dalam Bahasa Bugis: Bila Kutitipkan
Kiai Ahmad Mustofa Bisri akrab disapa Gus Mus dengan puisinya yang merasuk ke dalam jiwa, Bila Kutitipkan. Ini terjemahannya dalam bahasa Bugis.
100 Kalimat Padanan Bahasa Indonesia-Bugis
Buat Anda yang bukan orang Bugis, berikut ini 100 kalimat padanan Bahasa Indonesia-Bugis untuk momen pertemuan dengan kawan dari Bugis.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.