Cinta Dedi Mulyadi untuk Anak Yatim dan Janda Tua

Cinta Dedi Mulyadi untuk anak yatim dan janda tua. Gagal dalam Pilgub Jabar tidak menyurutkan cinta Dedi pada mereka.
Cinta Dedi Mulyadi untuk Anak Yatim dan Janda Tua | Calon wakil gubernur Jawa Barat nomor urut empat Dedi Mulyadi (kiri) didampingi istri Anne Ratna Mustika, menunjukkan surat suara saat menggunakan hak pilih di TPS 6 Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (27/6/2018). Pilgub Jabar diikuti empat pasang cagub dan cawagub dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 31.735.133 pemilih. (Foto: Antara/Agung Fatma Putra)

Karawang, (Tagar 7/7/2018) - Gagal dalam pemilihan gubernur-wakil gubernur Jawa Barat tidak menyurutkan semangat Dedi Mulyadi untuk mencinta anak yatim dan janda tua.

Dedi Mulyadi mantan Bupati Purwakarta dua periode, sempat menjadi calon wakil gubernur Jawa Barat, mendampingi calon gubernur Deddy Mizwar dalam pemilihan gubernur Jawa Barat. Ia juga Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat.

Di Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jumat (6/7), ia membongkar rumah milik tiga anak yatim karena tidak layak huni dan lebih mirip gubuk.

"Rumahnya kita bongkar terlebih dahulu dan akan direnovasi agar lebih layak," katanya, saat mengunjungi rumah tiga anak yatim tersebut, di Karawang, Jumat (6/7), dilansir Antara.

Nasib Rohayu (14) cukup memprihatinkan, tinggal bersama kedua kakaknya di sebuah gubuk yang hampir roboh di Desa Tegalwaru. Dua kakaknya Rohayu adalah Haerudin (20) dan Sumini (24).

Ketiganya sudah tidak memiliki ayah dan ibu alias yatim piatu. Bapaknya meninggal pada 2018 akibat penyakit paru-paru. Sedangkan ibunya meninggal delapan tahun lalu akibat penyakit kusta.

"Rumah ini milik almarhum. Inginnya memang memperbaiki rumah, tapi kerja saja masih serabutan," kata Haerudin.

Sebagai anak lelaki, Haerudin membanting tulang demi mencukupi kebutuhan keluarga.

Dia berkeliling setiap hari menjajakan es milik tuannya. Keinginan berjualan es milik sendiri masih urung terlaksana karena ketiadaan modal.

"Rohayu masih sekolah di SD Tegalwaru. Dia sekarang kelas 6. Kalau kakak di rumah saja. Sementara saya berjualan es," kata Haerudin.

Trauma akibat kehilangan orang tua masih membekas dalam benak Rohayu. Meski begitu, semangat belajar bocah yang rajin mengaji itu tidak surut. Ia bercita-cita menjadi seorang dokter.

"Mau terus belajar biar bisa menjadi dokter. Kalau ada yang sakit, bisa langsung saya mengobati. Ingat terus sama emak dan bapak saat sakit. Jadi, gak tega kalau melihat orang sakit," katanya.

Dedi Mulyadi mengaku siap memenuhi harapan keluarga tersebut. Saat itu juga, ia membongkar rumah itu untuk dibangun kembali. Selain itu, Dedi juga menanggung biaya pendidikan Rohayu hingga perguruan tinggi.

Janda Tua

Dedi Mulyadi juga memenuhi janjinya untuk memperbaiki rumah seorang janda tua di Desa Situdam, Kabupaten Karawang, Jabar, Kamis (5/7).

"Saya sebelumnya berjanji akan memperbaiki rumah Emak Tasem. Hari ini saya memenuhi janji itu. Ini adalah perbuatan kebaikan dan saya akan terus melakukan seperti ini," katanya.

Saat melakukan perbaikan rumah itu, Dedi meminta bantuan warga untuk mencari tangga. Kemudian, ia langsung menaiki tangga tersebut untuk turut serta mengambil genting satu per satu.

Usai genting selesai diturunkan, gubuk yang hampir roboh itu akhirnya benar-benar dirobohkan. Selanjutnya dilakukan pembangunan ulang.

"Satu hari minimal ada satu keluarga yang terbantu, tergantung kasusnya. Apakah itu rumah atau persoalan ekonomi. Jadi, kami menargetkan dalam satu bulan ada 30 keluarga yang terbantu," katanya.

Emak Tasem atau Emak Entas seorang janda tua sebatang kara. Ia sudah lama menjalani kehidupan menjanda karena suaminya meninggal. Sementara, anak-anaknya tidak pernah menjenguknya. Semuanya berada di perantauan.

Dedi bertemu Mak Tasem atas petunjuk warga setempat. Pada Senin (2/7) ia berkunjung ke desa itu untuk menemui Mak Atem.

Ternyata, nasib Mak Tasem setali tiga uang dengan nasib Mak Atem. Sama-sama terlantar dan membutuhkan pertolongan. 

Mak Atem tinggal di Kampung Leuweung Cengek, wilayah Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Pada waktu itu Dedi membawa sekarung beras untuk Emak Atem yang ternyata diketahui tinggal sendirian di rumahnya.

"Hatur nuhun (terima kasih), tapi Emak sedang sakit ini," kata Emak Atem kepada Dedi.

Dedi menyampaikan akan segera mengirimkan dokter ke rumahnya, untuk memeriksa kondisi kesehatannya.

Usai silaturahmi dengan Emak Atem, Dedi ditarik seorang warga setempat menuju rumah Emak Tasem.

Sesampainya di rumah Emak Tasem, terlihat rumah nenek tua itu nyaris ambruk. Dedi menyatakan siap memperbaiki rumah Emak Tasem tersebut dengan uang pribadinya.

"Alhamdulillah... terima kasih, Pak Dedi," kata Emak Tasem sambil menahan tangis.

Nenek tua ini mengaku sebagian atap rumahnya nyaris ambruk sejak beberapa hari lalu. Itu terjadi secara tiba-tiba karena sudah sejak lama tidak diperbaiki.

Saat wartawan bertanya soal Pilkada Jabar, Dedi menolak dengan halus.

"Pilkada sudah selesai. Ini bukan urusan politik. Ini masalah kemanusiaan, dan tidak ada batas melaksanakan tugas itu," katanya.

Ia mengatakan, bersilaturahmi kepada masyarakat adalah kebiasaannya sejak lama. Sejak menjabat Bupati Purwakarta dan tidak boleh berhenti setelah pemilihan gubernur Jawa Barat. (af)

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.