China Tahan WNA Keturunan Etnis Uighur, Ada Apa Ini?

Pemerintah China terus menahan warga negara asing keturunan etnis minoritas Uighur untuk mencegah mereka ke Xinjiang.
Para pelajar mengkaji ilmu agama di Institut Islam Xinjiang di Kota Urumqi, Xinjiang, Kamis (3/1/2019). (Foto: Antara/M Irfan Ilmie)

Washington -Pemerintah China terus menahan warga negara asing (WNA) keturunan etnis minoritas Uighur. Kalangan ahli menyebutkan, apa yang dilakukan itu bagian dari upaya Beijing untuk mencegah warga asing keturunan Uighur untuk pergi ke Provinsi Xinjiang, tempat tinggal komunitas keturunan klan Turki ini.

Voice of America (VOA) mewancarai beberapa etnis Uighr dari berbagai negara. Seperti dikutip dari chinanews.net, Sabtu, 18 Januari 2020, VOA menyebutkan, mereka atau anggota keluarga mereka ditahan saat tiba di China. WNA itu diduga ditahan di penjara atau bahkan dikirim ke kamp yang diklaim sebagai tempat pendidikan. Sementara yang lain dideportasi ke negara masing-masing.

Ibu menelpon dengan suara gemetar agar saya secepatnya menghubungi Kedutaan Besar Turki di Beijing.

Hankiz Kurban, WNA asal Istambul, Turki keturunan Uighur mengatakan orangtuanya Yahya Kurban (54 tahun) dan Amna Kurban (51 tahun) ditahan sejak 11 September 2017. Saat itu orangtua Hankiz Kurban dalam perjalanan untuk membuka bisnis pakaian di Urumchi, ibu kota daerah otonom Uighur, Xinjiang.

"Ibu saya menelpon dengan suara gemetar, agar saya secepatnya menghubungi Kedutaan Besar Turki di Beijing. Itu terakhir kali saya mendengar suara ibu saya," ucap Hankiz Kurban kepada VOA. Ia teringat saat otoritas China menangkap ibu dan bapaknya. Hankiz Kurban dan saudara-saudaranya tak lelah terus berusaha menemukan keberadaan orangtua mereka, namun usaha itu tak pernah berhasil.

Uighur XinjiangMasjid Institut Islam Xinjiang di Urumqi. (Foto: Antara/M Irfan Ilmie)

Saya sudah menghubungi Kedutaan Besar Turki, tapi mereka hanya menjawab, tunggu, kami sedang menangani kasus ini.

Warga negara Turki yang juga keturunan Uighur, Muyesser Temel mengatakan kepada VOA bahwa saudara laki-lakinya, Mehmet Emin Nasir (40 tahun) ditangkap pada akhir 2017 di Kasghar. Muyesser menyebutkan bahwa ia punya toko gorden buatan Turki di Kasghar.

"Saya telah menghubungi Kedutaan Besar Turki di Beijing, Kementerian Luar Negeri Turki dan Kantor Presiden Turki. Mereka hanya menjawab, Tunggu, kami sedang menangani kasus ini," ucap Temel.

VOA mencoba menghubungi Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Turki di Beijing, tapi belum ada yang bersedia berkomenter. Menanggapi pertanyaan Parlemen mengenai warga Turki yang dipenjara di China, Menteri Luar Negeri Tukri Mevlut Cavusoglu pernah mengatakan pemerintah menggunakan cara diplomatik 'di setiap tingkat' untuk membawa mereka pulang."

Kami mengerahkan semua alat diplomatik dan hukum untuk menyelesaikan warga kami yang menghadapi masalah.

Cavusoglu mengatakan pemerintah secara intensif aktitivas warga Turki yang berada di luar negeri melalui kedutaan besar atau konsulat. "Kami mengerahkan semua alat diplomatik dan hukum untuk menyelesaikan warga kami yang menghadapi masalah. Mereka membutukan dukungan hukum, ekonomi, dan sosial," ucapnya dalam jawaban tertulis.

Populasi etnis Uighur yang mayoritas beragama Islam di seluruh dunia diperkirakan mencapai 12 juta orang. Lebih dari 90 persen dari mereka tinggal di Xinjiang, di wilayah barat laut China. Sebagian lainnya tersebar di negara-negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Kirgistan, serta Turki dan negara-negara barat.

Uighur XinjiangKaum perempuan dari etnis Uighur menawarkan barang dagangan di Kota Tua Kashgar, Xinjiang, Jumat (4/1/2019). (Foto: Antara/M Irfan Ilmie)

Sejak 2017, China dituduh menahan hampir 1,8 juta warga Uighur dan kelompok minoritas muslim lainnya di kamp-kamp penahanan massal dan dipaksa untuk meninggalkan agama Islam. Mereka yang berada di luar kamp diyakini berada di bawah pengawasan ketat pemerintah tanpa ada akses ke dunia luar.

Awalnya pemerintah China membantah adanya kamp penahanan. Namun kemudian mengaku dan mengklaim kamp itu bertujuan untuk pendidikan dan pelatihan. Baru-baru ini, China juga mengklaim telah meluluskan "siswa dari pusat pelatihan" tanpa memberikan rincian lebih lanjut. []

Baca Juga:

Berita terkait
Kisah Panjang Kasus Kemanusiaan Uighur di Xinjiang
Kisah kekerasan terhadap etnis Uighur yang telah lama mendiami provinsi paling barat Xinjiang di China.
XDRC Tidak Temukan Hambatan Beribadah Etnis Uighur
Sebuah lembaga di Xinjiang, China, tidak menemukan hambatan beribadah bagi etnis Muslim Uighur, berlangsung normal dan beribadah sehari-hari
Menelusuri Jejak Masa Silam Etnis Uighur di China
Etnis minoritas di China, Uighur menjadi perbincangan hangat dunia belakangan ini.
0
Ukraina dan Moldova Resmi Sebagai Kandidat Anggota Uni Eropa
KTT Uni Eropa akhirnya memberikan status “kandidat resmi“ kepada Ukraina dan Moldova yang disebut sebagai momen unik dan bersejarah