China Serang Balik Amerika Soal Rasisme Sampai Covid-19

China serang balik AS dengan mendesak agar AS atasi rasisme yang menyasar warga Asia, khususnya China, hingga penanganan Covid-19
Komunitas Asia di New York, AS, menggelar aksi protes menentang Asian Hate, 21 Maret 2021 (Foto: dw.com/id)

Jakarta - China mendesak Amerika Serikat (AS) untuk atasi rasisme yang menyasar warga Asia, khususnya China, sampai penanganan Covid-19. Kecaman yang tertulis di dalam laporan tahunan yang dirilis Kabinet di Beijing Rabu, 24 Maret 2021, adalah balasan atas rangkaian kritik AS terhadap China.

Laporan kebinet di Beijing yang terdiri atas 28 halaman itu mengungkapkan, AS "melihat situasi epidemi di luar kendali, disertai dengan kekacauan politik, konflik antar etnis, dan perpecahan sosial."

Dokumen yang dirilis Kantor Informasi Dewan Negara juga menyoroti serangan di Capitol, yang erat kaitannya dengan kekerasan menggunakan senjata serta masalah kesenjangan kesehatan. "Apa yang terjadi di Capitol Hill mengungkapkan kelemahan demokrasi AS," kata Chang Jian, Direktur Institut Hak Asasi Manusia Universitas Nankai di Tianjin, China.

umer janUmer Jan, 12 tahun, ikut demo di depan Kedutaan Kanada di Washington DC, AS, untuk desak Kanada dan negara-negara lain menyatakan perlakuan China terhadap etnis Uighur dan kelompok minoritas Muslim lain sebagai genosida, 19 Februari 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

"Kedua partai politik (Republik dan Demokrat) itu terkadang melakukan segala hal yang mereka bisa untuk membela kepentingan mereka sendiri …. Mereka akan menghasut perpecahan dan kekerasan di antara orang-orang. Jadi dapatkah masyarakat AS terus berkembang di bawah sistem demokrasinya saat ini? Saya akan memberi tanda tanya di atasnya."

China mengeluarkan laporan itu setiap tahun sebagai tanggapan atas kritik AS terkait serangkaian masalah, seperti pelanggaran terhadap kelompok minoritas di wilayah barat Xinjiang dan Tibet, serta tindakan keras terhadap suara-suara oposisi di Hong Kong.

1. Munculnya Sanksi Baru

Pandemi Covid-19 telah menewaskan lebih banyak orang di AS daripada di China. “Mengalahkan pandemi membutuhkan bantuan timbal balik, solidaritas, dan kerja sama di antara semua negara. Namun, AS, yang selalu menganggap dirinya sebagai pengecualian dan superior, melihat sendirian situasi wabah di luar kendali, disertai kekacauan politik, konflik antar etnis, dan perpecahan sosial," kata laporan itu.

"Kelompok rentan menjadi korban terbanyak yang diakibatkan tindakan sembrono pemerintah terhadap pandemi."

Laporan China didasarkan pada materi open-source, berbeda dengan dokumen AS, yang sebagian besar diambil dari karya para diplomat, jurnalis, dan aktivis hak asasi manusia yang tidak selalu dapat mengungkapkan informasi mereka karena ancaman pembalasan dari Partai Komunis China.

Laporan itu muncul setelah Uni Eropa bergabung dengan AS, Inggris, dan Kanada dalam menjatuhkan sanksi kepada pejabat China atas tuduhan melecehkan etnis minoritas Uighur.

uighur9Situasi terjepit (Foto: dw.com/id)

Beijing membalas dengan mengumumkan akan menghukum empat legislator Eropa, seorang peneliti Jerman, dan organisasi hak asasi yang berbasis di Eropa dengan melarang bepergian ke wilayah China atau melakukan interaksi keuangan dengan institusi China.

2. H&M Tuai Banjir Kritik di Media Sosial

Kemarahan masyarakat terhadap merek fesyen H&M juga membanjiri arus informasi di media sosial China pada hari Rabu, 24 Maret 2021, ketika Liga Pemuda Komunis dan media pemerintah menyerang perusaaan mode itu atas permyataan sikap "sangat prihatin" tentang laporan kerja paksa di wilayah Xinjiang.

Sebelumnya perusahaan fesyen asal Swedia, H&M mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "sangat prihatin dengan laporan dari organisasi masyarakat sipil dan media terkait tuduhan kerja paksa," dan mengklaim pihaknya tidak mengambil produk dari Xinjiang.

"Menyebarkan rumor untuk memboikot kapas Xinjiang, sementara masih ingin menghasilkan uang di China? Mimpi!" bunyi kecaman Liga Pemuda Komunis, sayap pemuda dari partai yang berkuasa di China, yang diposting di media sosial Weibo.

deradikalisasi chinaMenelusuri kamp \'de-radikalisasi\' Muslim Uighur di China (Foto: bbc.com/indonesia).

Aktor Huang Xuan mengatakan di akun Weibo miliknya bahwa dia telah mengakhiri kontrak sebagai brand ambassador H&M. Xuan juga menentang "fitnah dan rumor yang beredar."

H&M tidak segera menanggapi permintaan komentar dari para jurnalis.

Pemimpin redaksi surat kabar Global Times yang dikelola negara, Hu Xijin, mendesak perusahaan Barat untuk "sangat berhati-hati" dan tidak "menekan Xinjiang."

Di sisi lain, aktivis dan beberapa politisi Barat menuduh China melakukan penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi di Xinjiang [ha/as (AP, Reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Pasca Penembakan Atlanta Ada Seruan Setop Serangan Rasisme
Insiden penembakan tewaskan delapan orang di Atlanta, AS, pascara penembakan ada seruan hentikan kebencian rasisme terhadap warga Asia-Amerika
Mantan Anggota Geng China Melawan Rasisme di Amerika Serikat
Seorang rapper yang merupakan mantan anggota geng Ghost Shadow di Chinatown Manhattan memimpin unjuk rasa terhadap rasisme di Amerika Serikat.
Unjuk Rasa di Atlanta Dukung Komunitas Asia-Amerika
Ratusan orang berunjuk rasa di luar Gedung Capitol Georgia di Atlanta, AS, sebagai bentuk dukungan terhadap komunitas Asia-Amerika
0
Amerika Perluas Kapasitas Tes untuk Cacar Monyet
Perluas kapasitas pengujian di berbagai penjuru negara dan membuat tes lebih nyaman dan mudah diakses pasien dan penyedia layanan kesehatan