China Desak Amerika Berhenti Mengecam Kebijakannya

Wakil Menteri Luar Negeri China, Xie Feng, menyampaikan agar Amerika Serikat (AS) berhenti menjelekkan dan menyalahkan China
Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman, menghadiri pertemuan besar pertama antara dua negara top ekonomi dunia, AS dan China (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri China, Xie Feng, menyampaikan agar Amerika Serikat (AS) berhenti menjelekkan dan menyalahkan China. Pernyataan itu disampaikan kepada Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman, saat berkunjung ke China.

Beijing mendesak AS untuk berhenti mengecam China, pada Senin, 26 Juli 2021, saat utusan tingkat tertinggi AS di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden berkunjung ke negara itu.

Kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman, ke kota utara Tianjin adalah pertemuan besar pertama antara dua negara dengan kekuatan ekonomi top dunia tersebut.

Kunjungan Sherman ke China bertujuan untuk membicarakan "pagar pembatas" ketika hubungan kedua negara terus memburuk akibat berbagai masalah, mulai dari keamanan siber dan supremasi teknologi hingga dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Hong Kong dan Xinjiang.

perempuan dekat bendera amerika dan chinaSeorang perempuan pakai masker duduk di dekat layar yang menunjukkan bendera China dan AS (Foto: voaindonesia.com/AP)

"Harapannya mungkin dengan menjelekkan China, AS entah bagaimana bisa .... menyalahkan China atas masalah strukturalnya sendiri," kata Wakil Menteri Luar Negeri China, Xie Feng, kepada Sherman, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri China pada Senin, 26 Juli 2021, pagi.

"Kami mendesak Amerika Serikat untuk mengubah pola pikirnya yang sangat sesat dan kebijakan berbahayanya," kata pernyataan itu mengutip Xie, seraya menambahkan bahwa AS memandang China sebagai ‘musuh dalam bayangan‘.

Xie juga menggambarkan hubungan keduanya menghadapi "jalan buntu" dan "kesulitan serius".

Dia mengklaim bahwa orang-orang China memandang "retorika permusuhan Amerika Serikat sebagai upaya terselubung untuk menahan dan menekan China".

1. Sherman Juga Akan Bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi

Sherman mencuit pada Minggu, 25 Juli 2021, bahwa dia telah berbicara dengan pihak-pihak dari sektor bisnis AS tentang "tantangan yang mereka hadapi di China", dan juga menyampaikan "belasungkawa yang tulus" untuk para korban banjir di provinsi Henan.

Amerika Serikat mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya berharap untuk menggunakan pembicaraan yang "terus terang" sebagai kesempatan untuk menunjukkan kepada Beijing "seperti apa persaingan yang bertanggung jawab dan sehat", tetapi ingin menghindari hubungan yang mengarah ke konflik.

Perjalanan pada 25-26 Juli 2021 tidak lagi menjadi kunjungan resmi yang penuh. Sherman tidak akan pergi ke Beijing, melainkan menghabiskan dua hari mulai hari Minggu di Tianjin, sebuah kota pelabuhan di timur laut.

biden dan xiFile foto 4 Desember 2013, Presiden China Xi Jinping, kanan, berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS, Joe Biden, saat mereka berpose untuk foto di Aula Besar Rakyat di Beijing, China (Foto: voanews.com/AP)

Kunjungan itu secara luas dipandang sebagai langkah persiapan untuk pertemuan antara Biden dan Presiden China, Xi Jinping, karena hubungan AS-China terus meregang dengan sedikit tanda perbaikan.

2. Awal yang Sulit

Sehari sebelum Sherman mendarat di China, Menteri Luar Negeri Wang Yi berjanji untuk "memberi pelajaran kepada AS" agar memperlakukan negara lain secara setara. Pernyataan itu membuat situasi menjadi sulit untuk mengawali pembicaraan.

"China tidak akan menerima superioritas negara mana pun yang memproklamirkan diri," katanya seperti dikutip dalam pernyataan kementerian luar negeri pada Sabtu, 24 Juli 2021.

John Kerry, mantan Menteri Luar Negeri AS yang menjadi utusan iklim AS, adalah satu-satunya pejabat senior lain dari pemerintahan Biden yang mengunjungi China.

John KerryJohn Kerry akan mengurusi utusan khusus perubahan iklim. Dia adalah salah satu perancang Kesepakatan Iklim Paris, yang ditarik mundur Presiden Trump. (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)

Kedua belah pihak berjanji untuk bekerja sama dalam perubahan iklim, meskipun ada banyak perbedaan.

Biden sebagian besar mempertahankan sikap tegas terhadap China dari pendahulunya Donald Trump ketika Washington berusaha membangun front persatuan sekutu demokratis melawan Beijing.

Washington pekan lalu mengeluarkan peringatan untuk bisnis yang beroperasi di Hong Kong atas otonomi kota yang memburuk.

Amerika Serikat juga mengumpulkan sekutu termasuk NATO (North Atlantic Treaty Organization - Pakta Pertahanan Atlantik Utara) untuk mengecam bersama terhadap China atas dugaan serangan siber skala besar [pkp/hp (AFP)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Gedung Putih Sebut Amerika Tidak Terpengaruh Sanksi China
Gedung Putih mengatakan bahwa Amerika “tidak terpengaruh” dengan sanksi terbaru yang diumumkan oleh China yang menarget beberapa warga AS
China Balas Berikan Sanksi Terhadap Beberapa Warga Amerika
China umumkan pihaknya menjatuhkan sanksi terhadap beberapa warga AS sebagai tanggapan atas sanksi AS atas WN China
Sanksi dan Peringatan Amerika Disebut China Miliki Niat Tercela
Pejabat China di Hong Kong sebut sanksi baru AS terhadap pejabat-pejabat China "sangat kasar" dan "sangat tidak masuk akal”
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Kamis 23 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Kamis, 23 Juni 2022, untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.028.000. Simak ulasannya berikut ini.