Jakarta - Kista endometriosis merupakan tumor jinak yang berisi cairan yang terbentuk saat jaringan endometrium tumbuh di ovarium seorang wanita. Meski bersifat jinak, kista ini dapat menganggu kehidupan seorang wanita karena berkaitan dengan kualitas reproduksinya.
Kista endometriosis umumnya berukuran kurang dari 5 cm, namun tidak menutup kemungkian terjadi pertumbuhan yang signifikan dan membesar hingga 20 cm. Pembesaran dan tumbuhnya kista ini dipengaruhi oleh hormon esterogen yang menjadi “makanan” dari kista ini.
Jika tidak segera ditangani, kista endometriosis dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa saat menstruasi, di panggul, bahkan dapat membuat seorang wanita sulit memiliki keturunan.
Penggunaan obat herbal tidak akan berpengaruh besar jika kista terus membesar, oleh karena itu tak jarang para wanita yang terjangkit kondisi ini disarankan untuk melakukan operasi.
Gejala
Kista endometriosis yang masih bertumbuh kecil umumnya belum menimbulkan gejala kecuali jika telah terjadi pembesaran. Oleh karena itu, banyak penderita yang telat mengetahui dirinya memiliki kista endometriosis sebab tidak semua wanita dapat merasakan gejalanya seketika. Gejala umum yang dialami para pengidap kista endometriosis, antara lain.
- Baca Juga: Cara Mudah Ampuh Meningkatkan Kesuburan Wanita
- Baca Juga: Wortel Dapat Membantu Meningkatkan Kesuburan Pria
1. Nyeri menstruasi
Banyak di antara para penderita yang mengalami nyeri dan gangguan menstruasi, baik dalam skala yang ringan maupun yang berat. Penderita mengalami rasa nyeri di perut bagian bawah dan panggul saat menstruasi.
Keluhan ini kerap membuat sebagian perempuan menderita karena rasa sakitnya. Bahkan, ada beberapa penderita yang mengalami kesulitan bangun dan berjalan karena kista endometriosis ini.
2. Nyeri panggul
Ovarium merupakan organ reproduksi yang berada di daerah panggul bawah wanita. Kista endometriosis yang terbentuk saat jaringan endometrium berkembang di dalam ovarium wanita ini kerap menimbulkan iritasi dan peradangan di bagian tersebut.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika penderita juga mengalami sensasi nyeri panggul ringan atau berat. Gejala yang muncul berupa nyeri dipanggul ini biasanya bersifat kronis dan berisiko meningkatan rasa sakit selama penderita berada dalam siklus menstruasi.
3. Keluhan infertilitas
Endometrioma yang ada bisa mencegah terjadinya pelepasan normal sel telur dari ovarium selama siklus menstruasi terjadi. Gejala ini biasa disebut dengan infertilitas.
Kista endometriosis sangat mempengaruhi fungsi reproduksi yang menyangkut dengan tingkat kesuburan seseorang. Jika tidak secepatnya ditangani, maka penderita berisiko mengalami kesulitan untuk hamil. Namun, tak jarang juga penderita masih bisa hamil dan memiliki anak.
4. Nyeri saat berhubungan seksual
Peradangan yang terjadi akibat tumbuhnya kista dapat meluas ke organ reproduksi lain, seperti di leher rahim dan uterus. Oleh karena itu, beberapa penderita akan mengalami sensasi nyeri selama atau sesudah berhungan seksual.
Pemicu
Kista endometriosis dapat dipicu oleh adanya faktor genetik dan anatomi tubuh. Selain itu, kondisi ini juga dapat muncul akibat gangguan sistem imun, bekas luka bedah, perubahan sel embrio, dan menstruasi retrograde atau menstruasi dua arah yang terjadi saat sel endometrium dan jaringan yang harusnya terbuang malah mengalir ke leher rahim dan tuba falopi.
Pencegahan
Untuk mengetahui munculnya kista endometriosis, Anda harus mengunjungi dokter untuk mengecek kesehatan reproduksi, panggul, dan USG agar dapat dideteksi sedini mungkin untuk mendapat pengobatan yang tepat.
Dalam melakukan pencegahan, Anda harus memperhatikan segala asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Jaga pola pola makan dengan menghindari makanan cepat saji yang mengandung bahan pengawet. Selain itu, Anda harus menghindari soya dan segala macam produknya karena mengandung semacam zat yang mirip dengan hormon esterogen yang mampu memicu tumbuhnya kista.
Pola hidup sehat menjadi penting karena hal itu merupakan kunci utama seseorang untuk selalu sehat dan terjaga. Oleh karena itu, pastikan untuk rajin berolahraga dan hindari pemakaian rokok untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.
(Eka Cahyani)