Cerita Pasangan AS Bangun Bisnis Majalah Porno Gay

Menjadi pengusaha toko majalah dewasa khusus untuk kaum gay bukan pilihan hidup pasangan Amerika Serikat, Barry Mason dan Karen.
Pasangan Barry Mason dan Karen menjadi pengusaha majalah porno khusus gay dengan tokonya bernama Circus of Books di Amerika Serikat (Foto: BBC News)

Jakarta - Semula menjadi pengusaha toko majalah  dewasa khusus untuk kaum gay bukan pilihan hidup pasangan Karen dan Barry Mason, warganegara Amerika Serikat (AS). Namun kini bisnis mereka menjadi ladang penghasilan yang  menggiurkan. Selama bertahun-tahun Barry dan Karen mengelola toko porno khusus gay di Los Angeles yang terkenal dan menjadi distributor untuk seluruh wilayah di Amerika Serikat (AS).

Karen dan Barrry Mason berasal dari keluarga terhormat. Sebelum menekuni toko penjualan majalah porno, Karen berprofesi sebagai jurnalis di Chicago dan Cincinnati. Sementara suaminya Barry bekerja sebagai insinyur efek khusus untuk industri film. Ia pernah menangani proyek pembuatan efek khusus untuk film Star Terk dan Space Odyssey.

Karen dan Barry bertemu dalam malam lajang penganut Yahudi. Tak lama kemudian pasangan ini menikah dan dikaruniai tiga anak, Mikha, Rachel, dan Josh. Setelah berumah tangga, Karen berhenti berkarir sebagai jurnalis. Sementara Barry juga memutuskan untuk tak bekerja lagi sebagai pembuat efek khusus.

Suatu saat Karen melihat iklan pekerjaan di surat kabar LA Times dari majalah dewasa, Hustler yang diterbitkan oleh Larry Flynt Publications. Selain majalah dewasa, Larry Flynt juga membuat video grafis seksual. Karen melamar dan diterima.

Bagi Barry dan Karen, Flynt merupakan pengusaha yang baik yang membimbing mereka menjadi distributor sukses. Dalam beberapa minggu saja, mereka mereka berhasil menjual 5.000 pesanan majalah porno Hustler di Los Angeles. Barry kemudian mencoba memoles tampilan Hustler yang konvensional dengan beberapa publikasi berbau gay.

Barry MasonBarry Mason saat bekerja sebagai pembuat efek khusus pada film Stark Trek. (Foto: BBC News)

Seperti diberitakan dari BBC News, Rabu, 11 Desember 2019, pemilik toko majalah gay yang paling terkenal, Booc Circus di Hollywood bagian barat mengalami masalah keuangan yang sudah berlangsung cukup lama. Barry dan Karen membeli toko itu dan pada 1982 mereka mengganti nama menjadi Circus of Books. Pasangan ini tak hanya menjadikan Circus of Books sebagai gerai penjualan tapi juga menjadi ajang pertemuan komunitas gay.

"Kami tidak ingin mereka tahu apa yang kami lakukan. Kami tidak berbicara tentang bisnis keluarga. Kami memiliki toko majalah, dan itulah yang kami sampaikan kepada orang-orang," kata Karen. Tapi langkah mereka tak sepenuhnya berhasil.

Ketiga anak mereka, Mikha, Rachel, dan Josh semula tak mengetahui bahwa orang tua mereka bisnis majalah porno. Hingga akhirnya anak tertua mereka, Mikha tak sengaja menemukan video porno di bagasi mobil ibunya, Karen. Namun ia kecewa karena ternyata berformat Betamax sehingga tidak bisa diputar di pemutar VHS di rumahnya.

Rachel, adik Mikha juga baru tahu kalau orangtua mereka bisnis majalah porno. Ia semua menganggap orangtuanya hanya mengelola toko biasa. Namun Barry, ayah mereka menganggap santai. Beda dengan Karen yang religius itu, ia mengkhawatirkan perkembangan moral anaknya setelah mengetahui pekerjaan orangtuanya.

Produksi Video Porno Gay

Toko Circus of Books semakin pesat perkembangannya. Tak lama kemudian Barry dan Karen membuka cabang baru di Silverlake. Mereka juga mulai mencoba memproduksi video porno gay yang dibintangi Jeff Stryker yang kemudian digambarkan sebagai "Cary Grant of Porn".

Perkembangan bisnis porno di Amerika Serikat mengkhawatirkan Presiden Ronald Reagen. Ia menentang keras berbagai bentuk aksi pornografi dan menyebutnya sebagai "bentuk polusi". Reagen memerintahkan Jaksa Agung Edwin Meese untuk melakukan penyelidikan industri pornografi. Geliat bisnis industri esek-esek pernah dipublikasikan dalam Laporan Meeese, terbit 2.000 halaman pada tahun 1986. Aksi Jaksa Agung ini memicu kekhawatiran Barry dan Karen.

Untuk menghindari petugas, Barry dan Karen mendistribusikan majalan dan video porno secara sembunyi-sembunyi. Mereka hanya menjual kepada orang yang benar-benar dikenal. Tapi pada suatu hari, pelayanan tokonya melakukan kesalahan. Seorang pelanggan menelpon, memasan tiga video dan minta dikirim ke toko video "Joe". Pelayan itu kemudian memasukkan informasi ke dalam database dan mengirimkannya ke alamat pemesan.

Keluarga MasonKeluarga Mason dengan ketiga anaknya, Mikha, Rachel, dan Josh saat masih kecil. (Foto: BBC News)

Bisa ditebak, toko itu digrebek petugas yang masuk membawa senjata. Barry didakwa melakukan pengiriman ilegal produk-produk cabul. Barry menghadapi kemungkinan hukumam lima tahun penjara dan denda berat. Toko miliknya kemungkinan juga harus ditutup.

Barry melalui pengacaranya pantang menyerah. Penasihat hukumnya berpendapat bahwa kliennya dilindungi oleh Amandemen Pertama UU Amerika yang menjamin kebebasan berbicara dan berusaha. Pengadilan kemudian membebaskan Barry dari tuntutan hukum. Toko Circus of Books tetap boleh melayani pembeli kalangan gay.

Namun pengadilan memerintahkan Barry dan Karen untuk memperketat pengawasan terhadap anak-anak. Pasangan ini kemudian memperketat pengawasan terhadap anak-anaknya, Mikha, Rachel dan Josh. Mereka dilarang melihat atau menyentuh barang-barang yang dijual ditoko. Mereka juga dilarang memberi tahu kawan-kawan nama toko orangtuanya. []

Baca Juga:


Berita terkait
Denda Rp 100 Juta Bagi Platform Penyebar Pornografi
Pemerintah akan memberikan denda kepada penyelenggara sistem elektronik yang menyiarkan konten pornografi pada platform-nya.
Gara-gara Konten Pornografi di Komputer, Menteri Senior Inggris Dipaksa Mundur
Perdana Menteri Inggris Theresa May memaksa menteri paling seniornya, Damian Green, mengundurkan diri karena ada konten pornografi di komputer pribadinya.
Polisi Tewas Tertembak di Amerika Serikat
Seorang polisi, yang berpengalaman selama 17 tahun, meninggal karena bagian lehernya tertembak senapan berdaya tinggi
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.