Cerita Bubur Sup di Masjid Raya Al Mashun Medan

Selama bulan suci Ramadan 1440 H, BKM Masjid Raya Al Mahsun Medan menyediakan 1.000 porsi bubur sup, kurma dan teh manis
Masyarakat saat akan mengambil bubur sup untuk menu berbuka puasa di Masjid Raya Al Mashun (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Selama bulan suci Ramadan 1440 H, Badan Kenaziran Masjid (BKM) Masjid Raya Al Mahsun yang berada di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, menyediakan 1.000 porsi bubur sup, kurma dan teh manis untuk umat Muslim yang akan berbuka puasa.

Bubur sup yang disediakan BKM Masjid Raya Al Mashun menjadi menu favorit. Berbahan beras dicampur daging, sayuran wortel dan toge, menu ini selalu diburu oleh masyarakat.

Hamdan, pengurus Masjid Raya Al Mashun ditemui Rabu 22 Mei 2019 sore, menyebut berbagi makanan dan minuman kepada masyarakat sebagai menu berbuka puasa sudah menjadi tradisi turun temurun.

"Sejak tahun 1909, masjid ini selalu menyediakan menu berbuka bagi umat Islam yang berpuasa," kata Hamdan.

Dulunya, menu berbuka puasa di masjid ini bukan bubur sup, melainkan bubur pedas. Karena ada masukan dan berganti pengurus, menu pun berubah.

"Sewaktu di zaman kesultanan tahun 1909, menu berbuka puasa di masjid ini adalah bubur pedas. Itu merupakan sedekah pribadi dari kerajaan. Tetapi beberapa tahun belakangan ini berubah menjadi bubur sup, ini merupakan menu tradisi," ujarnya.

Selain berbuka puasa bersama di masjid, rupanya BKM menyediakan bubur sup itu untuk masyarakat yang ingin berbuka puasa di rumah, bisa dibawa pulang. Caranya datang lebih awal.

"Biasanya kita dari pengurus masjid selesai masak sekitar pukul 15.00 WIB, setelah selesai masak, bagi masyarakat yang ingin menikmatinya untuk berbuka puasa di rumah sudah bisa diambil. Tetapi pastinya kita sediakan dulu secukupnya untuk orang yang berbuka puasa di sini. Selebihnya baru kita bagikan untuk masyarakat yang berbuka puasa di rumah," sambungnya.

Setiap harinya, pengunjung selalu ramai, terutama Sabtu dan Minggu. Menu yang disediakan tak jarang selalu kurang.

"Kita dari pengurus masjid berharap agar masyarakat bersabar setiap mengambil menu berbuka puasa di sini, kita juga mohon maaf jika ada kekurangan dalam memberikan pelayanan. Selain itu, kita juga dari pengurus tidak menutup diri bagi masyarakat dan donatur yang ingin menyalurkan sedekahnya untuk tambahan menu berbuka puasa," tuturnya.

Kenapa masyarakat Kota Medan dan sekitarnya begitu suka berbuka puasa di Masjid Raya Al Mashun dan makan menu berbuka?

Hamdan mengaku menu bubur sup berbeda dengan bubur yang ada di tempat lain atau dijual di tempat lain. Cara memasak dan alat yang digunakan berbeda.

"Jadi, kita pengurus masjid memasak menggunakan kayu, lalu memasak dengan kancah (kuali) tembaga, mungkin karena rasanya berbeda makanya banyak masyarakat yang berkunjung," terangnya.

Elmiati, salah satu pengunjung yang beralamat di Jalan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung ketika ditemui di lokasi mengaku berbuka puasa bersama di Masjid Raya Al Mahsun menjadi tradisi.

"Saya dan keluarga setiap bulan Ramadan selalu berbuka puasa bersama di sini. Selain itu melakukan salat berjamaah," ujarnya.

Elmiati mengatakan menu bubur sup yang tersedia, juga menjadi penyebab dia datang ke Masjid Raya Al Mashun.

"Dulunya menu makanannya bubur pedas, kalau bubur pedas itu rasanya segar dan pedas, tapi belakangan ini menjadi bubur sup. Tersedia juga teh manis dan kurma," terangnya.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.