Cegah Diskriminasi Pasien Virus Corona dan Petugas Kesehatan

Stigma sosial terhadap pasien corona dapat membuat orang-orang menyembunyikan sakitnya agar tidak didiskriminasi sehingga menyulitkan penanganan
Kepala Kepala Unit Pelayanaan Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Limo, Winarni Naweng Triwulandari. (Foto: Istimewa/berita.depok.go.id).

Kota Depok - Kepala Kepala Unit Pelayanaan Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Limo, Winarni Naweng Triwulandari, mengimbau kepada warga agar tidak melakukan stigma sosial terhadap pasien positif Covid-19, terlebih ke keluarga mereka dan petugas kesehatan. Menurut Naweng, stigma sosial dapat membuat orang-orang menyembunyikan sakitnya agar tidak didiskriminasi.

“Stigma sosial hanya akan memperparah keadaan baik secara mental maupun pada penyebaran penyakit ini. Harus dipahami stigma sangat berdampak terhadap imunitas seseorang dan akan berpengaruh dalam proses penyembuhan dari Covid-19,” kata Naweng, 18 September 2020.

Karena itu, demi mencegah adanya stigma sosial terhadap pasien Covid-19, pihaknya terus melakukan edukasi ke masyarakat. Penyuluhan dilakukan agar masyarakat lebih memahami tenang penanganan pasien Covid-19.

“Sinergisitas Tiga Pilar di Limo. Antara lain kecamatan, kepolisian dan TNI. Kemudian, Satuan Tugas Covid-19 seperti Majelis Ulama Indonesi (MUI), Kantor Urusan Agama (KUA) dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) sudah optimal. Mereka sangat membantu kami dalam penanganan Covid-19,” ujar Naweng.

Selanjutnya, ungkap Naweng, masyarakat juga diminta menghindari stigma sosial terhadap petugas medis. Saat ini, masih ada saja masyarakat yang kurang baik. Bahkan, sambungnya, tidak mempersilakan petugas medis untuk melakukan upaya penanganan.

“Akhirnya, kami diskusi kepada masyarakat. Ternyata mereka takut jika kami datang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Atau petugas datang lebih dari tiga orang. Kami akan menyesuaikan tapi memang tetap harus sesuai protokol kesehatan," katanya.

Padahal, ujar Naweng, penyakit Covid-19 kemungkinan sembuhnya cukup tinggi. Sebab, dari jumlah 159 pasien positif di Limo, 124 di antaranya dinyatakan sembuh. "Ini data dari awal Maret hingga September 2020,” ucapnya.

Terakhir, ia pun meyakini dengan komunikasi yang baik dapat menghapus stigma negatif kepada pasien Covid-19. Mencegah dan menghentikan stigma di lingkungan sekitar tidak sulit bila semua pihak bersatu dalam berkomitmen tidak menyebarkan prasangka. “Kita semua dapat ikut berperan untuk meminimalisir stigma negatif tersebut. Demi upaya bersama menanggulangi pandemi Covid-19,” ujar Naweng (berita.depok.go.id). []

Berita terkait
WHO Sebut Stigmatisasi Virus Corona Perparah Epidemi
Di luar China 28 negara melaporkan infeksi virus corona, WHO sebut stigmatisasi terhadap orang yang terinfeksi virus corona perparah epidemi
Publikasi Identitas Covid-19 Suburkan Stigmatisasi
Publikasi identitas yang tertular Covid-19 mendorong masyarakat lakukan stigmatisasi dan diskriminasi terhadap yang tertular Covid-19
Stigma Covid-19 Kita Tidak Belajar dari Pengalaman
Ternyata kita tidak belajar dari pengalaman tentang stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS yang juga dialami oleh pasien Covid-19