CCTV Data Pelanggar Protokol Kesehatan di Surabaya

Pemkot Surabaya memanfaatkan ribuan CCTV yang terserbar di Kota Pahlawan untuk memetakan wilayah sering terjadi pelanggaran protokol kesehatan.
Kamera CCTV terbaru dari G-Lens dengan resoluisi 5 meg pixel. (Foto: Antara/Chairul Rohman)

Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya mengerahkan sarana dan prasarana untuk mendisiplinkan warga menerapkan protokol kesehatan, khususnya dalam penggunaan masker. Kali ini Pemkot Surabaya memanfaatkan ribuan Closed Circuit Television (CCTV) mencari pengendara tak mengenakan masker dan bergerumbul.

Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser mengatakan kerja Satuan Polisi Pamong Praja Surabaya untuk menindak warga yang tidak mengenakan masker dan jaga jarak akan dibantu ribuan CCTV tersebar di Kota Pahlawan.

Nanti, Command Center 112 juga akan memonitor CCTV ini.

"Jadi, kita kerahkan CCTV untuk bisa melakukan deteksi para pelanggar protokol kesehatan. Kalau ada yang tidak memakai masker, CCTV kami nanti bisa mengirimkan notifikasi ke data base kita, kemudian kita kirim ke Satpol PP agar ditindaklanjuti," ujarnya di Balai Kota Surabaya, Sabtu, 27 Juni 2020.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya ini juga menjelaskan bahwa hingga saat ini sudah ada ribuan CCTV yang tersebar di berbagai penjuru Surabaya, baik di taman-taman, ruang publik, dan sejumlah ruas jalan. Makanya, CCTV yang dikendalikan oleh Diskominfo dan Dishub ini akan dimaksimalkan fungsinya untuk memantau para pelanggar ini.

“Nanti, Command Center 112 juga akan memonitor CCTV ini. Sehingga apabila ada pelanggaran di suatu tempat, baik ada warga yang tidak menggunakan masker atau ada kerumunan tidak menjaga jarak, teman-teman CC 112 ini yang akan memberikan informasi ke Satpol dan akan langsung ditindaklanjuti,” kata dia.

Fikser mengakui jika pemantauan melalui CCTV akan terjadi delay, sehingga sangat mungkin apabila sudah dilaporkan ke Satpol PP, para pelanggar itu sudah pergi atau tidak lagi di tempat tersebut. Meski begitu, ia tidak mempermasalahkannya, karena CCTV ini memang untuk deteksi dini.

“Tapi minimal kita sudah tahu kawasan atau wilayah mana saja yang sering ada pelanggaran dan sering ada kerumunan massa, sehingga ke depannya kita bisa tempatkan Linmas atau pun Satpol PP di lokasi tersebut untuk melakukan penegakan,” tutur mantan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Surabaya ini.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto mengatakan pantauan dari CCTV ini akan sangat membantu kinerja Satpol PP dalam menertibkan warga melanggar protokol kesehatan. Apalagi, Pemkot Surabaya sudah menyebar ribuan CCTV di berbagai penjuru kota, sehingga diyakininya akan sangat efektif lagi dalam melakukan penertiban.

“Nanti teman-teman dari Command Center 112 juga bisa memantau kamera ini, sehingga ini bisa bersinergi semuanya untuk menegakkan dan mendisiplinkan warga,” kata dia.

Selama ini, Eddy mengakui pihaknya selalu rutin setiap hari melakukan operasi ke berbagai penjuru di Kota Surabaya. Para personilnya selalu menyisir taman-taman, ruang public dan tempat kerumunan massa.

“Tentunya, dengan bantuan CCTV ini, penertiban yang akan kami lakukan akan lebih massif dan efektif. Sebab, nanti apabila ada informasi dari CCTV, baik yang diinformasikan oleh Kominfo maupun Command Center, akan langsung diterjunkan personil atau bila perlu langsung dilakukan penjagaan oleh Satpol atau Linmas,” kata dia.

Mantan Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Surabaya ini menjelaskan apabila diketahui ada warga yang melanggar protokol kesehatan itu, akan dikenai penyitaan KTP, dan apabila tidak membawa KTP, akan dikenai hukuman sosial, seperti joget di pinggir jalan, menyapu jalan, menyanyi atau bahkan nanti akan dikirim ke Liponsos merawat penghuni di sana.

“Selama ini sudah banyak kami temukan pelanggar, hingga saat ini kami sudah menyita sekitar 50 KTP dan pemberian sanksi sosial juga sudah banyak, ada yang disuruh joget, nyanyi, menyapu jalan dan nanti rencananya juga akan kami kirim ke Liponsos,” tutur Eddy.

Oleh karena itu, Eddy mengajak kepada semua warga untuk selalu disiplin menjaga protokol kesehatan dengan selalu menggunakan masker dan jaga jarak. Jika tidak disiplin, bukan tidak mungkin Satpol PP akan datang ke lokasi itu dan melakukan penyitaan KTP atau disanksi sosial.

“Tapi yang pasti, kami berharap warga lebih sadar dan disiplin menjaga protokol kesehatan, supaya kami tidak sampai turun tangan. Saya masih yakin warga bisa diajak disiplin,” ucapnya. 

Berita terkait
Urus ODGJ, Sanksi Tak Kenakan Masker di Surabaya
Pemkot Surabaya menambah sanksi sosial bagi pelanggar protokol kesehatan seperti memberi makan orang dalam gangguan jiwa atau ODGJ di Liponsos.
Kerja Keras Risma Tekan Sebaran Covid-19 di Surabaya
Presiden Jokowi meminta kepada kepala daerah di Jawa Timur menaruh perhatian khusus untuk dapat mengendalikan penyebaran Covid-19 dalam 2 pekan.
Titik Terang Viral Jenazah Tertukar di Surabaya
Video viral jenazah tertukar di Surabaya akhirnya menemukan titik terang. Pihak RSI Ahmad Yani Surabaya mengakui kekeliruan tersebut.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara