Catatan soal UMKM Terdampak Covid-19 di Yogyakarta

UMKM termasuk sektor paling terdampak pandemi Covid-19. Namun, sektor ini belum banyak mendapat perhatian pemerintah, termasuk di Yogyakarta.
Karyawati di oulet milik Widya sedang mengerjakan pembuatan masker kain (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Yogyakarta - Tercatat 100 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berlokasi di sekitar Jalan Gejayan dan Jalan Kaliurang merasakan dampak dari munculnya virus Covid-19

Sekitar 31 persen UMKM yang terdampak ialah sektor jasa, disusul sektor olahan makanan 25 persen, sektor rumah makan 20 persen, sektor perdagangan 16 persen, sektor fashion atau aksesoris 6 persen, dan sektor lainnya dua persen.

Ketua Satgas Covid-19 Dewan Pengurus Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Yogyakarta Moh. Fathur Rahman mengatakan, saat ini dampak ekonomi dan sosial sangat dirasakan. Namun pemerintah belum memiliki program yang tepat untuk UMKM yang terdampak, khususnya di Yogyakarta.

Padahal usaha UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang banyak berkontribusi terhadap kegiatan perekonomian masyarakat di Yogyakarta. Di level nasional, UMKM mempunyai tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97 persen dari seluruh tenaga kerja nasional dan mempunyai kontribusi terhadap produk.

Terkait wabah virus Corona, kata Fathur, harus menjadi kesadaran bersama bahwa pandemi ini membawa dampak pada penghidupan ekonomi dan sosial di masyarakat. Akibat pandemi tersebut, sejumlah sektor perekonomian melemah karena adanya pembatasan kegiatan. Misalnya proses transaksi ekonomi penjualan menjadi terhenti.

Maksud dari pembatasan untuk mengatasi penyebaran virus Corona, namun juga mempertimbangkan aspek-aspek lainnya seperti sumber daya, efektivitas kerja, epidemiologis, sosial dan perekonomian.

Menurut dia, sektor UMKM di Yogyakarta pada 2019 pun memiliki daya penyerapan tenaga kerja hingga 668.214 orang. "Hal ini mesti menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan, guna memperhatikan aspek kontribusi dari UMKM dalam perekonomian, khususnya di Yogyakarta," katanya, Jumat, 1 Mei 2020.

Kata Fathur, munculnya pandemi Covid-19 menghendaki masyarakat untuk melakukan pembatasan fisik dan tetap waspada di manapun mereka berada, agar tidak tertular virus dan memutus penyebarannya.

Hal ini mesti menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan.

Bagi pelaku usaha untuk menjalankan beberapa protokol keamanan seperti adanya penyemprotan disinfektan, tempat cuci tangan, masker bagi pekerjanya, guna memberikan rasa aman pada pelanggan dan pekerja di tempat usaha mereka bekerja. Namun akan sulit bagi pelaku-pelaku usaha yang hanya dapat menyediakan protokol seadanya agar tetap bisa menjalankan usahanya.

Melihat kondisi yang kini melanda UMKM di Yogyakarta, pada 10-20 April 2020, DPC GMNI Yogyakarta bersama relawan lainnya berupaya menyalurkan bantuan berupa paket masker, hand sanitizer, multivitamin, dan sembako.

"Kami memberikan sosialisasi bagi UMKM tentang penanganan penyebaran virus Covid-19 dan melakukan mini riset pada UMKM guna memetakan yang terdampak. Pendataan tersebut dilakukan melalui via online dan offline dengan menyebarkan quesioner pada UMKM yang masih menjalankan usaha pada masa pandemi Covid-19," ucapnya.

Berdasarkan mini riset yang telah dilakukan oleh DPC GMNI Yogyakarta, memberikan beberapa rekomendasi kepada pemangku kebijakan di Kabupaten Sleman dan DIY secara keseluruhan guna meringankan beban pagi para pelaku UMKM. Rekomendasi tersebut di antaranya berupa :

  1. Memberikan keringanan pajak bagi UMKM yang terkena dampak Covid-19 sampai masa pandemi berakhir.
  2. Memperioritaskan para pelaku UMKM yang terdampak dan rentan miskin untuk mendapatkan bansos berupa BLT, PKH maupun paket sembako secara tepat sasaran.
  3. Pemda/pemangku kebijakan segera mencatat dan mendata para pelaku UMKM yang benar-benar terdampak Covid-19 untuk memberikan KUR dengan memberikan subsidi bunga atau kelonggaran pembayaran angsuran.
  4. Pemda harus menjadi pelindung sekaligus tempat untuk menjaga ekosistem UMKM agar perekonomian bisa segera pulih dan berjalan seperti sediakala.
  5. Untuk mempercepat pemulihan dari kemandekan ekonomi yang terjadi di masyarakat, Pemda harus segera membuat terobosan berupa saluran pendistribusian barang produksi UMKM agar diserap oleh Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Usaha Milik Desa serta menjadikan barang produksi UMKM prioritas dalam penyelenggaraan pemberian bantuan sosial kepada masyarakat luas. []
Berita terkait
Positif Covid-19 di Yogyakarta Tambah 9 Orang
Update Senin, 1 Mei 2020 di Yogyakarta ada tambahan sembilan positif Covid-19, satu orang sembuh.
Update Covid-19 Yogyakarta 40 Sembuh, 7 Meninggal
Update Covid-19 di Yogyakarta pada Rabu, 29 April 2020 pukul 16.00 WIB tercatat 40 pasien Sembuh, 7 Meninggal.
Ibu di Yogyakarta Gantungkan Bekal Makanan Gratis
Seorang ibu di Sleman, Yogyakarta, merasa iba di tengah pandemi Covid-19. Dia mencentelkan bahan makanan untuk warga yang membutuhkan.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina