Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menilai masih ada beberapa catatan positif mengenai pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin. Menurut dia, sektor jasa informasi dan telekomunikasi masih terbilang positif untuk pertumbuhan ekonomi.
Triwulan ke III dan IV diperkirakan ekonomi masih bergerak negatif.
"Positifnya masih ada sektor yang pertumbuhannya cerah yakni sektor jasa informasi dan telekomunikasi," kata Bhima saat dihubungi Tagar, Selasa, 27 Oktober 2020.
Bhima mengungkapkan alasan mengapa sektor tersebut merupakan sektor yang pertumbuhan ekonominya positif. "Sektor jasa informasi dan telekomunikasi menunjukkan adanya digital bonanza atau percepatan transformasi digital," ucapnya.
Namun, Bhima memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III dan IV 2020 belum bisa menyentuh indikator positif. Ini melihat dari kuartal II 2020 yang menjadi terendah sejak 1999. "Triwulan ke III dan IV diperkirakan ekonomi masih bergerak negatif," ujarnya.
Bhima menjelaskan, terlambatnya penanganan pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun. Bahkan, Indonesia termasuk ke dalam 18 negara dengan kasus Covid-19 terbanyak dunia versi Wolrdometer.
"Tingginya kasus positif Covid-19 membuat mobilitas masyarakat rendah," tutur Bhima.
Akibat terlambatnya penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah, kata Bhima, pertumbuhan ekonomi pun turut mengalami penurunan. "Pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan hingga menyentuh level -5,32 persen pada kuartal II 2020," ujarnya. []
- Baca Juga: Penanganan Pandemi Jadi Catatan Buruk Setahun Jokowi-Ma'ruf
- PKS: Setahun Jokowi - Ma'ruf Kinerja Ekonomi Tak Memuaskan