Cara Warga Gunungkidul Menghadapi Pagebluk Covid-19

Kearifan lokal warga Gunungkidul dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan menampung bahan makanan di lumbung desa.
Ilustrasi Gunungkidul. (Foto: Dok. Tagar)

Gunungkidul - Dalam menghadapi pagebluk atau masa sulit pandemi wabah Covid-19, warga di Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta memiliki cara sendiri. Warga saling membantu meringankan beban sesamanya dengan mengaktifkan lumbung desa, sebuah tempat untuk menampung berbagai bahan makanan.

Kepala Seksi Pemerintahan Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Eka Sulistiana mengatakan lumbung desa ini diaktifkan kembali sejak beberapa minggu terakhir. Di dalamnya digunakan untuk menyimpan berbagai sumbangan bahan pangan dari warga.

Menurut dia, sumbangan dari masyarakat ditampung di lumbung desa. "Ada yang memberi hasil panen pertaniannya, seperti jagung, beras. Ada warga yang sebagai peternak ayam petelur juga menyumbangkan telur ayamnya,” kata Eka saat dihubungi melalui telepon pada Rabu, 29 April 2020.

Eka mengatakan lumbung desa itu saat ini sudah menyimpan sebanyak 1 ton beras, 30 dus mie instan, 60 kilogram telur, dan juga ada sarden serta gula pasir. Bahan-bahan pangan tersebut sejauh ini digunakan untuk membantu pemudik yang baru tiba dan melakukan isolasi mandiri.

“Ada yang dari Jabodetabek, Surabaya, Riau, dan Jawa Tengah. Total ada sembilan orang yang sedang menjalani isolasi mandiri di lokasi yang berbeda,” katanya.

Eka menyebut mereka yang sedang isolasi itu diberikan paket sembako yang berisi 5 kilogram beras, 10 bungkus mie instan, gula pasir, sarden dan teh. “Paket bantuan itu diberikan setiap empat hari sekali kepada warga yang sedang isolasi mandiri di balai padukuhan,” ucapnya.

Ada yang dari Jabodetabek, Surabaya, Riau, dan Jawa Tengah. Total ada sembilan orang yang sedang menjalani isolasi mandiri di lokasi yang berbeda.

Eka mengungkapkan konsep lumbung desa ini sebenarnya terinspirasi dari para orang tua atau pendahulu. Yakni menyimpan bahan pangan untuk diberikan kepada masyarakat saat masa pagebluk.

Pihak desa juga berencana lumbung desa ini tetap dimanfaatkan meski masa pagebluk wabah Covid-19 sudah mereda. Yakni digunakan untuk memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan. “Ini akan terus berlanjut, tidak hanya saat Covid-19 saja,” katanya.

Wabah Covid-19 saat ini sedang dihadapi di Gunungkidul. Berdasarkan data sudah ada total delapan orang positif virus dan dua di antaranya telah dinyatakan sembuh.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan enam orang yang belum sembuh itu saat ini dalam perawatan di RSUD Wonosari. “Masih menjalani isolasi di RSUD Wonosari dan kondisinya cukup baik,” ucapnya. []

Baca Juga:


Berita terkait
8.000-an Pemudik Gunungkidul Wajib Isolasi
Lebih 8.000 pemudik sudah tiba di Gunungkidul, Yogyakarta. Mereka wajib isolasi untuk mencegah penyebaran Covid-19.
33 Warga Gunungkidul Jalani Rapid Test, 5 Positif
33 warga Gunungkidul menjalani rapid test, hasilnya 5 orang dinyatakan positif.
Nasib 42 Destinasi Wisata di Gunungkidul Saat Corona
Tercatat 42 destinasi wisata di Gunungkidul tutup sejak pandemi Corona. Estimasi kehilangan peredaran uang ratusan miliar rupiah.
0
FAO Apresiasi Capaian Kinerja Pertanian Indonesia
Kepala Perwakilan FAO, Rajendra Aryal mengapresiasi capaian kerja yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian selama tiga tahun terakhir.