Cara Simpan ASI Ketika Mati Listrik

Pemadaman listrik bikin susah orang dalam beraktivitas. Sejumlah ibu menyusui pun kelimpungan dalam menyimpan ASI-nya di freezer.
Ilustrasi ibu menyusui bayinya.(Foto: Shutterstock)

Jakarta - Pemadaman listrik masih terus berlangsung sejak Minggu, 4 Agustus 2019 hingga Senin pagi, 5 Agustus 2019. Pemadaman ini bikin susah orang dalam bekerja dan beraktivitas. Sejumlah ibu menyusui pun kelimpungan dalam menyimpan ASI-nya di freezer.

Dokter laktasi Agusnawati dari RSIA Kemang Medical Care menyarankan agar ASI tetap disimpan di dalam freezer selama terjadi pemadaman listrik. Sebab, ASI di dalam freezer mampu bertahan dalam kondisi beku sekira enam hingga 12 jam. 

"Freezer jangan dibuka-buka. Biarkan tertutup rapat, jangan tergoda buat ngecek, nanti saja cek-nya pas lampu sudah menyala," kata dr Agusnawati, IBCLC, CIMI, dikutip dari Antara di Jakarta, Senin, 5 Agustus 2019.

Dokter Wati, sapaan akrabnya, mengatakan sebaiknya selain diisi ASI, freezer juga diisi dengan es batu sehingga bisa menjaga suhu kulkas tetap stabil saat mati lampu. 

Senada dengan dr Wati, pakar laktasi dari RS Brawijaya dr Sylvia Haryeny, IBCLC mengatakan jika ASI perah yang disimpan di freezer sudah ada yang mencair, maka sebaiknya pindahkan ke chiller atau kulkas bagian bawah. 

"Prinsip penyimpanan ASI adalah semakin dingin suhu kulkas maka ASI bisa disimpan semakin lama. Jadi kalau mati lampu ya freezer jangan dibuka-buka. Dalam kondisi listrik menyala kan ASI perah beku bisa tahan sampai tiga bulan, saat listrik mati maka ASI kadang sudah setengah cair, kalau kondisinya masih ada bongkahan es maka saat lampu menyala ASI bisa dibekukan lagi, tapi kalau sudah mencair semua jangan dibekukan," kata dr Sylvia.

ASI dalam chiller, kata dr Sylvia bisa bertahan dua sampai lima hari. Sementara ASI perah yang ditaruh di suhu ruangan sekitar 24 derajat celsius bisa tahan hingga enam jam. 

ASI yang sudah disimpan dalam freezer, kata dr Wati menambahkan tidak berisiko rusak saat dipindahkan ke lemari pendingin lain, asal proses pemindahan tidak memakan waktu terlalu lama. 

Dia mengatakan sebaiknya ASI tidak disimpan terlalu lama karena bayi memiliki kebutuhan asupan nutrisi yang berbeda di setiap usia tumbuh kembangnya. 

"Misalnya pumping saat usia bayi masih satu bulan untuk diberikan saat nanti dia usia tiga bulan karena ibu harus bekerja, kandungan ASI untuk anak satu bulan dan tiga bulan beda. Boleh saja ASI yang sudah lama diberikan pada bayi tetapi diutamakan yang lebih segar," katanya. 

Sementara dr Sylvia mengatakan ASI perah masih layak diberikan pada bayi selama ASI tidak mengeluarkan aroma yang mengganggu dan bayi masih menerima ASI yang diberikan. 

"ASI disimpan berdasarkan best before bukan expired date seperti susu formula jadi sebaiknya diberikan maksimal tiga hari setelah diperah," ujar dr Sylvia.

Baca juga:

Berita terkait