TAGAR.id, Jakarta - Adakah di sini seorang tulang punggung keluarga dan belum menikah? Memiliki gaji sekian yang digunakan untuk kebutuhan keluarga dan dirinya sendiri, tetapi kesulitan dalam menabung?
Menurut Prita Hapsari Ghozie, seorang perencana keuangan, kondisi seperti ini merupakan cikal bakal sandwich generation
Pengeluaran rutin per bulannya untuk memenuhi kebutuhan orang lain memang dapat mengakibatkan pembengkakan pengeluaran. Sehingga gaji yang didapat tidak cukup disisihkan untuk menabung.
Padahal dalam pengelolaan keuangan yang perlu diperhatikan bukan hanya mengatur pengeluaran dan pemasukan per bulannya, melainkan ada pula yang disisihkan untuk ditabung.
Sebelum mengatasi permasalahan itu, Anda perlu menganalisa kondisi kesehatan keuangan dari laporan arus kas yang dimiliki (cash flow) yang mencakup rasio likuiditas, rasio menabung, dan rasio utang.
1. Rasio likuiditas: Aset-aset yang dimiliki seperti investasi, deposito, dan lain-lain.
2. Rasio menabung: Uang yang disisihkan untuk tujuan tertentu seperti dana darurat, biaya pernikahan, biaya persalinan, biaya pendidikan, dan lain-lain.
3. Rasio utang: Biaya yang dikeluarkan secara rutin untuk melunasi tanggungan seperti cicilan kendaraan dan rumah.
Jika jumlah dana pada aset, tabungan, dan dana pelunasan utang mencukupi per bulannya atau dalam jangka panjang, maka kondisi keuangan bisa dikatakan sehat.
Namun, apabila rasio di atas tidak dapat Anda penuhi, berarti keuangan Anda belum bisa dikatakan sehat. Anda perlu membenahi beberapa hal di bawah ini agar cash flow dalam rasio menabung dapat terpenuhi.
1. Dana darurat
Dalam berbagai kesempatan, Prita kerap menekankan betapa pentingnya memiliki dana darurat di atas keingininan berinvestasi. Dana darurat ini jelas berbeda dengan asuransi. Dana darurat ini berfungsi di saat keadaan terdesak sehingga waktu digunakannya tidak menentu.
Maka, besaran biaya yang disisihkan untuk dana darurat berjumlah 3-6 bulan pemasukan yang dimiliki untuk satu orang yang tidak memiliki tanggungan atau masih lajang.
Semakin banyak tanggungan yang Anda pegang maka jumlah dana darurat yang dibutuhkan harus dilipatgandakan.
Cara menyisihkannya pun tidak dalam 3-6 bulan, tetapi bisa bertahun-tahun, karena dana darurat itu berasal dari pembagian gaji bulanan saat ini.
2. Mencatat pengeluaran
Metode pencatatan bisa menggunakan excel atau dicatat biasa. Namun, jika Anda tidak sempat, lebih baik dicatat biasa bisa di ponsel atau di kertas. Sehingga pengeluaran tetap bisa dicatat dan di saat luang Anda bisa dengan mudah mengevaluasinya.
3. Disiplin mengatur keuangan
Cara disiplin dalam pengaturan uang adalah membagi penghasilan Anda ke dalam pos-pos keuangan yakni 50% untuk living, 30% untuk saving, dan 20% untuk playing.
Penghasilan yang dialokasikan untuk living itu termasuk untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bayar cicilan, transportasi, dan lain-lain. Lalu, bagian saving ditujukan untuk uang yang disimpan seperti untuk dana darurat, investasi, dan asuransi.
Sedangkan, playing itu pengeluaran yang berhubungan dengan gaya hidup seperti belanja, makan-makan, kado, liburan, olahraga, dan sebagainya.
4. Menentukan tujuan keuangan
Tujuan keuangan akan menuntun Anda pada pengeluaran yang terkendali. Misalnya jika ingin memiliki tabungan pernikahan berarti fokusan pemasukan dan pengeluaran Anda untuk persiapan menikah. []
(Sekar Aqillah Indraswari)
Baca Juga
Baca Juga
- 6 Tips Agar Keuangan Aman Usai Liburan
- 9 Tips Cerdas dalam Menghemat Uang
- Tips Menjaga Keuangan untuk Mahasiswa
- Cek di Sini, Kiat-kiat Agar Uangmu Tidak Habis Sia-sia