Cakra Yudi Putra: Ingin Pemerintahan yang Bersih dan Pro Rakyat

Cakra Yudi Putra salah satu kaum milenial yang menjadi caleg.
Cakra Yudi Putra salah satu kaum milenial yang menjadi caleg. (Foto: dok pribadi Cakra Yudi Putra)

Jakarta, (Tagar 6/3/2019) - Kaum milenial menjadi calon legislatif (caleg) di tingkat daerah maupun nasional, menjadi warna baru dalam sejarah demokrasi. 

Cakra Yudi Putra salah satu kaum milenial yang menjadi caleg. Ia melihat harapan besar masyarakat akan pemerintahan yang bersih dan pro rakyat. Selain itu, ada keinginan untuk menegakkan anggaran yang transparan bagi masyarakat.

Alasan berani terjun ke dalam dunia politik bukan tanpa alasan. Pria kelahiran Jakarta, 1 Juli 1996 ini sudah aktif di dunia relawan. Beragam harapan dan keluhan masyarakat telah didengarkan.  

Menurutnya, masyarakat memiliki harapan  pemerintahan kedepan akan lebih baik. Hal itu salah satu alasan yang mendorongnya menjadi caleg tingkat DPR RI.

"Ketika saya menjadi relawan sejak tahun 2014, saya merasa bahwa adanya harapan besar dari masyarakat akan pemerintahan yang bersih dan pro rakyat," ujar pria usia 22 tahun itu.

Cakra melihat pemerintah kurang efektif, efisien, dan tidak transparansi dalam hal penyusunan dan penggunaan anggaran.

"Saya ingin terjun langsung, untuk merubah sistem di DPR yang selama ini tidak efisien dan tidak efektif serta tidak transparan, dalam hal penyusunan dan penggunaan anggaran," tukas calon legislatif DPR RI Jakarta 2.

Sebelum maju sebagai caleg, pria yang baru mendapatkan gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini, sudah mengikuti organisasi seperti Ikatan Abang None Buku Jakarta yang dinaungi Badan Perpustakaan & Arsip Daerah (BPAD) Jakarta.

Sejak 2014 aktif dan terlibat dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Jakarta. Pada tahun 2015, ia sempat melakukan program kerja 'Inspire to Aspire', konser amal yang bertujuan mewadahi kreativitas para musisi muda. Sekaligus membantu korban kebakaran hutan di Riau.

Selanjutnya pada 2016, Cakra dipilih Kemenristekdikti untuk menjalankan pengabdian di Bintan, Kepulauan Riau dengan membuat website Kelurahan untuk menarik perhatian para wisatawan. Pelatihan hard skill kepada pemuda setempat agar bisa maksimal dalam mengembangkan dan mempromosikan wisata daerah, serta penyuluhan hipertensi untuk lansia.

Pada tahun yang sama, Cakra terpilih mewakili pemuda Indonesia dalam program pertukaran pelajar ke Jepang, yang diadakan Kemenpora Indonesia. 2014 menjadi awal sejarah awal baginya terjun ke dunia politik. Ia menjadi relawan Jokowi-JK, dan menangkal isu black campaign di sosial media.

Kembali lagi pada tahun 2017 bergabung dalam tim relawan Ahok pada Pilgub. Disana ia mengakomodir semangat warga Jakarta yang ingin membuka posko aspirasi dan pemenangan Ahok.

Pada tahun 2018, ia menulis buku berjudul Rasul pun Mau Ngobrol, bercerita tentang konsep demokrasi dan nilai nilai Islam yang terkandung didalamnya. Dia ingin mengenalkan konsep Islam yang damai dan sejuk kepada masyarakat, khususnya millenial.

Jika terpilih, Cakra akan fokus pada tiga isu yang dianggap akan menjadi ancaman dalam persaingan ekonomi global kedepannya, yaitu isu ekonomi, lingkungan, dan inklusi keuangan.

"Saya akan memperjuangkan transparansi anggaran melalui sistem eletronik dan pengadaan barang (e-procurement) sehingga kedepannya masyarakat dapat memantau langsung proses penyusunan anggaran sampai dengan distribusinya," tuturnya.

Semua keinginan dan cita-cita itu diceritakan kepada orang tuanya, dan mereka memberikan restu akan niat baiknya. Dengan catatan, harus benar-benar bisa amanah dan mendengarkan aspirasi masyarakat, mengerjakan semuanya sepenuh hati, sungguh-sungguh, dan bermanfaat untuk orang lain.

"Pas saya cerita ke orang tua untuk nyaleg, mereka dukung dengan catatan harus benar-benar bisa amanah dan mendengarkan aspirasi rakyat. Tanggapan mereka juga positif dan turut senang dengan adanya keterwakilan anak muda yang sungguh-sungguh ingin memperjuangkan aspirasi masyarakat untuk menciptakan regulasi yang dapat beradaptasi dengan dinamika era digital saat ini," tutupnya. []

Berita terkait