Pangkalpinang, (Tagar 6/11/2018) - Keluarga korban Lion Air JT 610 di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung sangat terpukul. Kerabat korban Eryanto, Syamsudin Basari, mengatakan kejadian yang mereka hadapi merupakan cobaan berat.
"Cobaan ini sangat berat dan percaya korban masih hidup, tapi apa mau dikata mereka meninggal dalam kecelakaan pesawat ini," kata Eryanto saat prosesi serah terima jenazah di posko crisis center Bandara Depati Amir Pangkalpinang, seperti dilansir Antara, Selasa (6/11).
Ia berharap ada upaya memulihkan mental anak, istri dan orangtua dari korban yang terpukul atas musibah tersebut. Sebab itu, Eryanto meminta pemerintah daerah memfasilitasi adanya bantuan psikolog.
"Kejadian ini tidak disangka, tragis dan tidak terpikirkan oleh manusia dan menyita perhatian masyarakat dunia yang menewaskan orang-orang tercinta yang mempengaruhi jiwa-jiwa keluarga korban," lanjutnya.
Saat ini, lanjut Eryanto, keluarganya sudah pasrah. Ia hanya bisa mendoakan arwah-arwah dari para korban dan berharap keluarga yang ditinggalkan tabah menerima cobaan.
"Pada hari kesembilan pascakecelakaan pesawat ini, air mata keluarga sudah habis menerima kenyataan bahwa anak, suami, istri, orangtua, kerabat dan teman dekat meninggal dalam kecelakaan pesawat nahas ini," ujarnya.
Terkini, Selasa (6/11), tiga jenazah korban Lion Air JT 610 teridentifikasi tim DVI Mabes Polri tiba di Bandara Depati Amir Pangkalpinang. Jenazah itu langsung diserahkan kepada keluarga.
Adapun tiga korban yang teridentifikasi adalah Eryanto (41) dengan alamat Perumahan Tanjung Bunga, Kelurahan Sinar Bulan, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang, Resti Amelia (27) beralamat Desa Air Putih, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat, dan Fera Yunita beralamat di Sungailiat, Kabupaten Bangka. []
