Butuh Kedalaman 80 Meter Bikin Sumur di Gunungkidul

Butuh biaya mahal untuk membuat sumur di Gunungkidul, Yogyakarta. Selain tanahnya berbatu butuh kedalaman 80 meter agar mata air bisa muncul.
Sumur Wakaf di Dusun Ngasem Utara, Kalurahan Plembutan, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. (Foto: ACT DIY)

Gunungkidul – Menggali tanah baru muncul mata air untuk sumur. Itulah yang terjadi di Dusun Ngasem Utara, Kalurahan Plembutan, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Tak heran, saat kemarau di daerah ini kesulitan air. Begitu petani setempat.

Di dusun ini, ada Masjid Al-Falah, pun terkena dampak kesulitan air bersih untuk wudu bagi jamaahnya. Masjid ini yang berada di padukuhan dengan kondisi topografi dataran rendah ini berdiri sejak tahun 1980.

Saat musim kemarau tiba, dusun ini mengalami kekeringan yang menyebabkan sangat susah untuk mendapatkan air bersih karena sumur mengering dan air dari PDAM telat mengalir. “Apalagi banyak warga juga yang berprofesi sebagai petani, yang mana ketika memasuki musim kemarau banyak lahan yang tidak produktif karena kurangnya air untuk mengaliri sawah dan ladang," kata Kharis Pradana dari Tim Program ACT Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Minggu, 17 Januari 2021.

Baca Juga:

Begitu juga kekeringan ini mendampak Masjid Al-Falah. Kondisi bangunan sudah sangat baik setelah mendapat bantuan dari sebuah yayasan pada tahun 2014. Masjid ini sebenarnya sudah tersedia keran untuk berwudu, namun saat musim kemarau air bersih sulit didapatkan. “Sehingga warga, termasuk jamaah masjid, mengandalkan bantuan air bersih atau membeli air dari tangki swasta,” ujar Kharis.

Biaya menjadi kendala apabila masyarakat mau menggali sumur sendiri. Pasalnya untuk membangun sumur dalam agar debit air mencukupi, diperlukan biaya yang tidak sedikit. Sementara untuk membangun sumur tersebut, perlu kedalaman sekitar 80 meter.

Sehingga warga, termasuk jamaah masjid, mengandalkan bantuan air bersih atau membeli air dari tangki swasta.

“Sebab jika kedalaman kurang dari 80 meter, kondisi sumur akan kembali kering saat musim kemarau. Selain itu biaya pengeboran lebih mahal dari biasanya, hal ini dikarenakan kondisi tanah yang berbatu keras,” jelas Kharis.

Oleh karenanya, Global Wakaf – ACT membangun satu unit Sumur Wakaf untuk Masjid Al-Falah. Sumur Wakaf tersebut telah rampung sejak Rabu, 5 Mei 2020.

Baca Juga:

Hadirnya Sumur Wakaf ini membahagiakan warga setempat, salah satunya Iswanto. “Matur nuwun pada takmir dan bapak-bapak dari Global Wakaf – ACT yang sudah memberi bantuan Sumur Wakaf di Dusun Ngasem, Gunungkidul. Moga-moga Sumur Wakaf ini banyak manfaatnya bagi masyarakat. Semoga dapat berlanjut tali silaturahminya,” ucapnya.

Untuk terus meluaskan manfaat Sumur Wakaf, khususnya di daerah DI Yogyakarta, Kharis mengajak para dermawan untuk mendukung pembangunan Sumur Wakaf di tempat lain yang membutuhkan. "Kami mengharapkan bantuan para wakif dermawan dalam pembangunan Sumur Wakaf ke depannya," ungkapnya. []

Berita terkait
Sumur Warga di Bantaran Opak Bantul Kini Tak Berbau Lagi
Sumur warga di bantaran Sungai Opak Kalurahan Srihardono, Pundong, Bantul, Yogyakarta, kini tak lagi berbau.
Kisah Warga Serut Gunungkidul Krisis Air Meski Musim Hujan
Sebuah dusun di Gunungkidul, Yogyakarta selalu kekeringan, termasuk saat musim hujan sekalipun. Berikut kisah perjuangannya.
Pompa Hidram di Cranggang Kudus Solusi Krisis Air Bersih
Seorang warga Dukuh Cranggang Kulon, Desa Cranggang, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, membuat pompa hidram untuk mengatasi krisis air bersih.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.