Jakarta, (Tagar 12/8/2018) - Bakal calon presiden Joko Widodo mengenakan kemeja putih bertuliskan "bersih, merakyat, kerja nyata" tiba di Gedung Joang 45 bersama para partai koalisi pada Jumat pagi itu (10/8).
Partai koalisi yang datang antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Kedatangan rombongan Presiden Jokowi dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin sebagai calon presiden dan calon wakil presiden 2019 diiringi salawat Nabi dan alunan musik tradisional.
Presiden Jokowi menyapa para relawan pendukung yang berbaris rapi memenuhi Gedung Joang 45.
Para relawan pendukung datang dari berbagai kalangan dengan mengenakan kostum beraneka ragam, seperti pakaian adat tradisional dan baju merah putih beserta atribut bendera.
Selesai prosesi di Gedung Joang 45, perjalanan berlanjut ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tahapan mendaftar capres-cawapres memang menarik untuk disimak, tapi ada yang tak kalah seru untuk diperhatikan, yakni busana yang dikenakan oleh keduanya.
Saat mendaftar di KPU, Jokowi mengenakan kemeja putih bertuliskan 'Bersih-Merakyat-Kerja Nyata'. Sedangkan Ma'ruf mengenakan sarung, peci hitam dan pakaian berwarna senada dengan Jokowi.
Mungkin busana tersebut terlihat biasa. Tapi menurut pengamat mode Sonny Muchlison, ada makna yang tersirat dalam pakaian tersebut.
Sonny mengatakan bahwa Jokowi mengamalkan lagu Rambate Rato Hayo yang memiliki reff sebagai berikut: "Mari kita bersatu kalau memang mau maju/ Rambate rata hayo/ rambate rata hayo Singsingkan lengan baju demi tujuan yang satu".
"Dari awal 2014, beliau sudah mengamalkan lagu tersebut. Menyingsingkan lengan baju, mengenakan kemeja putih yang artinya bersih dan tidak ada intimidasi. Netral, tidak berpihak bagai kertas putih. Itu jadi kekuatan bagi Jokowi. Bisa saja dia menggunakan baju warna partainya, tapi itu tidak dilakukan," ungkap Sonny saat dihubungi di Jakarta, Jumat (10/8) mengutip Antara.
Sedangkan untuk slogan yang digunakan oleh Jokowi berupa 'Bersih-Merakyat-Kerja Nyata', merupakan sebuah bukti atau penegasan dari yang sudah dilakukan olehnya.
"Bersih, dia bersih. Merakyat, sudah dilakukan. Kerja nyata juga sudah dilakukan. Dia berani menuliskan karena sudah melakukannya," terang Sonny.
Sementara itu, untuk busana yang dikenakan Ma'ruf Amin, bagi Sonny adalah sebuah identitas dari ulama Indonesia.
"Itu adalah gaya ulama zaman dulu. Gaya ulama dari zaman Presiden Soekarno, ulama yang dihormati. Ditambah dengan peci hitam yang merupakan busana orang Indonesia bukan Arab. Peci hitam adalah identitas bangsa Indonesia. Ini diterapkan betul oleh Ma'ruf Amin," papar pria yang juga menjadi desainer itu.
Pilihan Jokowi Sendiri
Politikus PDI Perjuangan yang juga Seskab Pramono Anung mengatakan kemeja putih lengan panjang dengan slogan "Bersih, Merakyat, Kerja Nyata" yang dikenakan Jokowi saat akan mendaftar ke KPU adalah pilihan Jokowi sendiri.
"Baju sebenarnya, Presiden sendiri yang memilih dari beberapa pilihan, beliau memilih 3, baju warna putih yang dipakai pada momen berbeda-beda, kebetulan desainnya bagus ya," kata Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Pramono mengatakan, ada tiga baju yang dipilih langsung oleh Jokowi, dan sepenuhnya Jokowi memilih sendiri termasuk pilihan diksi untuk Koalisi Indonesia Kerja.
Menurut Pramono, Jokowi memang menginginkan ada kostum khusus dengan warna putih untuk kesempatan istimewa tersebut.
"Ya Presiden yang menginginkan kostum seperti itu, warna putih, seperti di Asian Games," ungkapnya.
Sementara Jokowi mengenakan kemeja berslogan, KH Ma'ruf Amin memilih menggunakan pin dengan desain yang serupa pada kemeja Jokowi bertuliskan Bersih, Merakyat, Kerja Nyata.
Pramono meyakini nantinya semua termasuk tim sukses dan simpatisan Jokowi-Ma'ruf Amin akan memakai kemeja berdisain serupa.
"Kalau dipakai capres cawapres biasanya ditiru oleh semuanya, begitu Gubernur DKI kotak-kotak, semuanya kotak-kotak. Semuanya pasti akan niru," ucapnya.
Pramono menjelaskan sebelumnya ada diskusi khusus terkait pemilihan brand tersebut, di mana Jokowi menginginkan kata "kerja" digunakan sebagai dasar dari seluruh konsep program. Sementara warna putih dipilih sebagai latar belakang utamanya, di mana sebelumnya ada pilihan untuk desain kemeja putih dengan sablon hitam dan kemeja putih dengan sablon warna-warni.
"Ini kan era milineal, jadi baju itu harus menarik bagi siapa saja," ujarnya.
Diskusi soal baju, kata Pramono sepenuhnya inisiatif dari Jokowi yang sebelumnya meminta beberapa alternatif, tetapi soal gagasan seluruhnya berasal dari Jokowi.
"Terakhir itu mungkin pilihan 9 gambar, akhirnya 3 yang dipilih. Desainnya beliau sendiri," katanya. []