Jakarta - China mengambil langkah aman guna menyelamatkan perekonomiannya agar tak tergerus terlalu dalam akibat dampak wabah virus corona baru. Pemerintah Negeri Tirai Bambu ini pada Kamis, 6 Februari 2020 mengumumkan akan memangkas tarif beberapa produk impor Amerika Serikat (AS) sebagai langkah untuk menstimulus ekonomi yang tertekan oleh epidemi virus corona baru. Hal ini memberikan respon positif terhadap bursa saham di kawasan regional, termasuk Indeks Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bursa saham langsung merespon positif rencana pemerintah China tersebut. Pada penutupan perdagangan, indeks Hang Seng naik 2,6 persen atau 706,96 poin di posisi 27.493,70 persen. Kenaikan ini seperti dikutip dari Reuters, Kamis, 6 Februari 2020, merupakan persentase terbesar sejak 4 September 2019.
Bursa saham di China tampaknya sudah tak terlalu terpengaruh dengan wabah virus corona. Hal ini menunjukkan sikap percaya diri investor terhadap kebijakan Bank Sentral China (PBoC) untuk menginjeksi dana Rp 2.363 triliun untuk mengatasi wabah virus corona. Pada penutupan perdagangan Ineks Shanghai Composit naik 1,72 persen atau 48,42 poin di level 2.866,51 poin.
(Foto: Facebook/Bursa Efek Indonesia).
Sejumlah besar bursa di kawasan regional juga berada di zona hijau. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat didukung sentimen positif global. IHSG menguat 56,17 poin atau 0,95 persen ke posisi 5.978,51. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 11,72 poin atau 1,21 persen menjadi 976,56.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan melambatnya kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,02 persen pada kuartal III 2019 menjadi 4,97 persen pada kuartal IV 2019, disinyalir membuat pergerakan indeks mengalami perlambatan.
"Di sisi lain, turunnya indeks keyakinan konsumen dari 126,4 menjadi 121,7 juga menambah keadaan pergerakan IHSG yang semakin menipis tersebut, meskipun pada akhirnya IHSG berhasil ditutup di zona positif karena menguatnya sentimen global seperti keberhasilan Senat AS dalam memuluskan kekuasaan Trump sehingga tidak jadi dimakzulkan oleh DPR AS," ujar Nafan seperti dikutip dari Antara.
Ilustrasi virus corona baru atau 2019-nCoV (Foto: Pixabay)Secara sektoral, tujuh sektor meningkat di mana sektor pertanian naik paling tinggi yaitu 1,94 persen, diikuti sektor aneka industri dan sektor properti masing-masing 1,28 persen dan 1,16 persen. Sedangkan tiga sektor terkoreksi dimana sektor industri dasar turun paling dalam yaitu minus 1,1 persen, diikuti sektor manufaktur dan sektor konsumer masing-masing minus 0,27 persen dan minus 0,23 persen. Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau "net foreign buy" sebesar Rp294,72 miliar.
Sementara itu bursa saham di Tokyo ditutup naik tajams, dengan indeks Nikkei melonjak lebih dari dua persen berakhir pada level tertinggi dua minggu, karena sentimen investor didukung penguatan Wall Street. Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) melonjak 2,38 persen atau 554,03 poin, dibandingkan dengan penutupan Rabu 5 Februari 2020, menjadi mengakhiri perdagangan di 23.873,59 poin.
Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di pasar Tokyo menambahkan 35,15 poin atau 2,07 persen, menjadi berakhir pada 1.736,98 poin.Saham-saham peralatan transportasi, asuransi, serta yang berorientasi pada produk minyak dan batu bara paling banyak memperoleh keuntungan pada penutupan perdagangan. Bursa saham Seoul juga berakhir naik tajam dengan indikator utama Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) melonjak 2,88 persen atau 62,31 poin, menjadi 2.227,94 poin. []
Baca Juga:
- IHSG Naik, Bursa Asia Respon Kebijakan Bank China
- Baru Dibuka Lagi, Bursa Saham China Langsung Jeblok
