Buntut Kontrak Kapal Selam Biden Minta Bicara dengan Macron

Presiden Macron akan berbicara dengan mitranya, Presiden Biden, dalam beberapa hari mendatang terkait pembatalan kontrak kapal selam
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berbicara dengan Presiden AS, Joe Biden, di sela-sela KTT NATO di Brussel, 14 Juni 2021 (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, akan berbicara dengan mitranya, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dalam beberapa hari mendatang. Ini yang pertama sejak memuncaknya krisis terkait kontrak sebuah kapal selam, demikian ujar juru bicara pemerintah Prancis hari Minggu, 19 September 2021.

Dalam program berita di BFMTV, Gabriel Attal, mengatakan pembicaraan melalui telepon itu akan dilakukan atas permintaan Biden.

“Presiden Biden telah meminta untuk berbicara dengan Presiden Macron, dan dalam beberapa hari ke depan akan ada pembicaraan antara Presiden Macron dan Presiden Biden. Karena kita perlu bergerak maju. Apa yang dipertaruhkan dalam hal ini, dalam krisis ini, sebelum adanya soal-soal komersial, adalah isu-isu strategis," ujar Attal.

Attal menambahkan, "Pertanyaannya adalah kekuatan-kekuatan yang ada, keseimbangan di Indo-Pasifik di mana masa depan kita menjadi taruhannya, dan juga hubungan dengan China. Prancis adalah negara Indo-Pasifik. Kita memiliki wilayah di Polinesia, Kaledonia Baru, ada warga Prancis yang tinggal di sana dan pasukan militer yang ditempatkan di sana. Ini merupakan pasak Eropa. Dalam konteks ketegangan antara China dan Amerika, kami perlu menegaskan independensi strategis. Ini yang akan menjadi fokus kami dalam beberapa minggu dan bulan ke depan.”

Ketegangan memuncak setelah Australia secara tiba-tiba mundur dari kontrak bernilai 66 miliar dolar dengan Naval Group, yang mayoritas merupakan BUMN Prancis, untuk membangun 12 kapal selam konvensional bertenaga diesel.

Boeing  bangun kapal selamBoeing sedang membangun serangkaian kapal selam berukuran besar tidak berawak bagi Angkatan Laut AS (Foto: bbc.com/indonesia – BOEING)

Biden pekan lalu mengungkapkan aliansi baru, termasuk Australia dan Inggris, dan akan mengirim sedikitnya delapan kapal selam bertenaga nuklir bagi armada Australia.

Prancis menanggapi pembatalan kontrak itu dengan menarik duta besarnya dari Australia dan Amerika.

Attal mengatakan ada klausul dalam kontrak soal kompensasi. “Pekerjaan ini dimulai sekarang dan kami membutuhkan klarifikasi dan penjelasan,” tegasnya (em/ka)/voaindonesia.com. []

Prancis Kecam Australia Terkait Kontrak Pembuatan Kapal Selam

Tangkis Serangan Korut, Kapal Perang Australia Dipersenjatai Anti Rudal

Warning Perang Korea! Australia dan Okinawa Jepang Target Rudal Korut, Inggris Siaga

Australia Bikin Kesalahan Besar Batalkan Kesepakatan Kapal Selam

Berita terkait
Australia Bikin Kesalahan Besar Batalkan Kesepakatan Kapal Selam
Dubes Prancis untuk Australia katakan Australia membuat kesalahan diplomatik "besar" dengan abaikan pemesananan kapal selam dengan Prancis
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.