Bukan Cuma Jokowi, Narapidana Juga Joget Poco-poco Pecahkan Rekor Dunia

Bukan cuma Jokowi, narapidana joget Poco-poco pecahkan rekor Dunia. Narapidana se-Indonesia ikut menjadi bagian dalam pemecahan rekor, dilaksanakan secara serentak dengan memanfaatkan media "teleconference".
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla mengikuti senam Poco-poco terbesar di Silang Monas Jakarta pada Minggu (5/8/2018). (Foto: Ant/Bayu Prasetyo)

Jakarta, (Tagar 5/8/2018) – Sebanyak 65.000 pemecah Guinness World Recor (GWR) Tari Poco-poco "memutihkan" sepanjang jalan antara Silang Monas hingga kawasan Setia Budi, Jakarta.

Di lokasi pemecahan GWR di Jakarta, Minggu (5/8), peserta pemecah rekor dengan seragam kaos lengan panjang dan celana olah raga dengan dominan warna putih telah berjajar rapi dan mulai menari serempak pada pukul 06.45 WIB.

Diiringi lagu Poco-poco mereka bergoyang sambil bersorak-sorai memecahkan rekor dunia menari serempak.

Poco-pocoPeserta aksi pemecahan rekor dunia menari poco-poco di jalanan sekitar kawasan Bank Indonesia, Jakarta, Minggu (5/8/2018). ((Foto: Ant/Virna Puspa S)

Corry Alifiana Dirgantari, siswa kelas 2 SMAN 57 Kedoya, Jakarta, bersama 97 siswa lainnya yang dibagi dengan dua kelompok mengaku senang bisa ikut memecahkan rekor dunia, sekaligus menyemarakkan Asian Games 2018.

Corry mengaku berlatih menari Poco-poco selama tiga minggu, dan semakin intensif berlatif menjelang hari H. "Senang banget ikut partisipasi, meski awalnya sempat dieliminasi. Tadi kami berangkat ke sini dari jam setengah dua pagi," kata Corry Alifiana Dirgantari seperti dikutip Antara.

Sementara Wayan, salah seorang staf dari Kementerian Pertahanan beserta ratusan staf lainnya juga ikut ambil bagian memecahkan GWR Tari Poco-poco.

“Senang bisa kompak ikut memecahkan rekor. Kami latihan enam kali sebelum ada di sini," ujar Pemecahan GWR Poco-poco yang diikuti oleh 65.000 peserta di sela-sela kegiatan Hari Bebas Kendaraan antara Silang Monas, Bundaran Hotel Indonesia hingga kawasan Setia Budi juga menjadi perhatian seluruh warga Jakarta.

Pemecahan GWR yang dibuka Ibu Negara bersama sejumlah Menteri merupakan bagian dari upaya melestarikan budaya bangsa, mengokohkan persatuan, menyosialisasikan hajatan besar Asian Games 2018. Sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa Poco-poco adalah asli milik Bangsa Indonesia.

Poco-pocoPeserta aksi pemecahan rekor dunia menari poco-poco di jalanan sekitar kawasan Bank Indonesia, Jakarta, Minggu (5/8/2018). (Foto: Ant/Virna Puspa S)

Peserta yang terdiri atas anggota TNI, Polri, kementerian dan lembaga, pelajar, perwakilan lintas agama dan warga ini diinisiasi oleh Ibu Negara RI Iriana Jokowi.

Guinness World Records pun mengirim staf senior mereka dari kantor pusatnya di London, Paulina Sapinska sebagai juri beserta sejumlah "steward" untuk mengawasi jalannya pemecahan rekor. Auditor independen pun dilibatkan untuk memverifikasi angka rekor yang dicapai.

Puluhan ribu peserta dibagi menjadi beberapa grup yang diawasi oleh "steward" dan auditor independen. Sebanyak 1.300 instruktur, 1.300 steward, 1.300 ketua regu dan 200 titik "sound system" mendukung jalannya pemecahan rekor.

"Tak semudah yang dibayangkan.... Benar-benar dihitung dan bisa didiskualifikasi kalau ada peserta yang jongkok, kecapekan atau gerakannya tidak sama," kata Hermawan Kartajaya, Wakil Ketua Umum Panitia Pemecahan Rekor Dunia Senam Poco-poco, Jumat (3/8).

Presiden Joko Widodo, Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Mufidah Jusuf Kalla turut hadir menyaksikan upaya pemecahan rekor dunia ini. Bahkan Presiden dan Ibu Negara ikut berjoget.

Upaya pemecahan rekor dunia senam poco-poco juga bertujuan untuk mempromosikan Asian Games 2018 karena senam asal Sulawesi Utara ini juga akan dipertontonkan pada pembukaan Asian Games 2018 pada 18 Agustus.

"Saya sangat senang karena menjadi bagian dari sejarah pemecahan rekor dunia ini," kata Siti Nurfaizah, salah satu peserta.

Siti bersama rekan-rekan satu grupnya, berlatih joget poco-poco selama satu bulan untuk menjadi bagian upaya pemecahan rekor tersebut.

"Harapannya, dengan ini kami bisa mengenalkan senam poco-poco kepada dunia," ungkap Reni, salah satu peserta lainnya.

Upaya pemecahan rekor dunia senam poco-poco masih menunggu hasil resmi dari pihak Guinness World Record yang bertugas untuk menilai dan memverifikasi.

Panitia penyelenggara mengatakan, kemungkinan hasil resmi akan diumumkan pada Senin.

Imam NahrawiMenpora Imam Nahrawi mengikuti demon dansa poco-poco di Hall Basket Kuningan, Jakarta pada Kamis 10 Mei 2018 sebelum dipentaskan untuk Guinness Book Of World Record pada 5 Agustus menyambut Asian Games 2018. (Foto: Kemenpora)

Narapidana Ikut Pecahkan Rekor

Sementara itu, ratusan ribu narapidana s-Indonesia juga menjadi bagian dalam pemecahan rekor dunia tari poco-poco. Kegiatan dilaksanakan secara serentak di seluruh Unit Pelaksana Teknik (UPT) Pemasyarakatan di Indonesia dengan memanfaatkan media "teleconference".

"Keikutsertaan Pemasyarakatan kali ini tidak hanya sebagai bagian dari pemecahan rekor dunia 'The Largest Guinness World Records Poco-Poco Dance', tetapi kita juga membuat sejarah baru untuk memecahkan rekor MURI sebagai peserta senam poco-poco Narapidana terbanyak," kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Sri Puguh Budi Utami dalam siaran persnya, Sabtu (4/8).

Lapas Khusus Narkotika Kelas IIA Jakarta (Lapas Narkotika Cipinang) yang menjadi pusat penyelenggaraan pemecahan rekor senam poco-poco mengerahkan sebanyak 1.000 narapidana. Sebelumnya, seluruh peserta dari UPT Pemasyarakatan telah melaksanakan gladi bersih secara serentak pada hari Sabtu (4/8).

“Senam poco-poco ini juga menjadi bagian dari pembinaan kepribadian bagi narapidana di bidang kesehatan jasmani. Selain mempersiapkan dari sisi kemandirian, narapidana juga harus sehat secara mental dan jasmani sehingga mengurangi peluang mereka untuk mengulangi perbuatannya,” ujar Utami.

Utami mengungkapkan, kegiatan ini juga menjadi salah satu cara melestarikan budaya bangsa dan mengangkat martabat bangsa di mata dunia. “Acara ini dapat menjadi sarana perekat dan pemersatu bangsa serta mampu menanamkan nilai nasionalisme bagi seluruh narapidana sehingga rasa cinta Tanah Air mereka akan semakin tinggi,” ujarnya. [o]

Berita terkait
0
Bestie Harus Tau, Ini Ciri-ciri Minyak Goreng Oplosan
Hal ini penting diingat karena mengonsumsi minyak goreng oplosan bisa menimbulkan berbagai penyakit yang berbahaya.