Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan transportasi udara diibaratkan sebagai jembatan yang menghubungkan, menyatukan, dan mengikat keberagaman Tanah Air. Karena keberagaman, kata Budi adalah berkah yang harus memperkuat persatuan.
Maka dari itu, menurutnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal melakukan percepatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur sebagai bentuk kehadiran pemerintah.
"Mari kita wujudkan transportasi sebagai alat pemersatu bangsa, dan merajut keberagaman Nusantara menuju Indonesia Maju dan Sejahtera," ujar Budi Karya seperti dikutip dalam keterangan resmi Kemenhub, Jumat, 14 Agustus 2020.
Percepatan pembangunan tersebut kata Budi, sejalan dengan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun Indonesia dari daerah Terluar, Terpencil, Tertinggal dan Perbatasan (3TP) dan meningkatkan konektivitas.
Berdasarkan data yang ia miliki, Kemenhub sudah membangun dan mengembangkan sejumlah infrastruktur transportasi untuk membuka konektivitas udara.
Pembangunan meliputi jembatan udara dengan 37 rute di Papua, pembangunan 21 bandar udara baru, pembangunan 10 bandar udara Hub Primer, rehabilitasi dan pengembangan 175 bandara guna mendukung kawasan prioritas, serta pembangunan bandar udara perairan di 5 lokasi untuk mendukung destinasi pariwisata perairan.
“Pembangunan tersebut diharapkan dapat memudahkan masyarakat yang berada di daerah untuk melakukan perpindahan antar daerah dan mewujudkan cita cita anak bangsa," ujarnua.
Selain mendukung destinasi pariwisata, pembangunan dan pengembangan infrastruktur dinilai meningkatkan aksesbilitas dan mendorong perekonomian serta logistik negara Indonesia.
Sebagai contoh dengan kehadiran Bandar Udara Miangas, Pulau Miangas di Sulawesi Utara kini lebih mudah dijangkau.
Lalu beberapa infrastrutur transportasi udara membuka koneksi dengan lebih cepat seperti Bandar Udara Tambelan di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau dan Bandar Udara Haji Muhammad Sidik di Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimatan Tengah serta bandara-bandara yang berada di wilayah Papua.
"Tersedianya sarana transportasi membuka konektivitas akan berdampak positif terhadap masyarakat untuk menambah wawasan, dengan mengenal suku dan budaya lainnya. Dan tentunya mendorong perekonomian, pariwisata, dan logistik di Indonesia," ucapnya.
Saat ini, menurut dia transportasi udara tak bisa menghindari dampak pandemi Covid- 19 secara global, di mana jumlah penumpang pesawat udara menurun tajam sejak triwulan pertama 2020.
Namun atas usaha dan kerja keras bersama antar stakeholder penerbangan dan sejumlah pihak terkait seperti Kementerian Kesehatan dan Gusus Tugas, performa transportasi udara pada Juli 2020 mulai membaik dengan terjadi peningkatan pergerakan pesawat hingga 42 persen.
Salah satu usaha yang dilakukan adalah penambahan kapasitas maksimal penumpang pesawat menjadi 70 persen, perpanjangan masa berlaku rapid tes/pcr tes dari 3 hari menjadi 14 hari, pengisian Health Alert Card secara online, dan lain-lain.
Karena pandemi masing berlangsung, Kemenhunb akan terus mengutamakan protokol kesehatan dalam aktivitas penerbangan untuk meningkatkan perekonomian, pariwisata, dan logistik.
Ia pun mengajak seluruh insan transportasi untuk bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan pelayanan transportasi yang lebih baik, profesional, aman, nyaman dan sehat. Agar seluruh masyarakat dapat beraktivitas secara aman dan produktif.
"Saya juga ingin mengajak kita semua agar senantiasa bersikap waspada, sigap, patuh dan berdisiplin, sehingga kita dapat beraktivitas secara aman dan produktif," tutur dia. []