Brimob Polda DIY Minta Maaf Aniaya Tiga Warga Yogyakarta

Brimob Polda DIY akhirnya meminta maaf atas penganiayaan kepada tiga warga sipil. Korban pun menerima permintaan maaf tersebut.
Logo Band Sidekick yang dinilai sama dengan logo Brimob. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Sleman - Anggota Brigade Mobil (Brimob) Polda DIY yang diduga melakukan kekerasan fisik terhadap tiga orang warga sipil, akhirnya minta maaf. Audiensi berlangsung di Markas Besar Brimob Jalan Baciro, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta pada Selasa, 27 Oktober 2020 malam.

Tiga korban yakni DK, 21 tahun, warga Kecamaran Umbulharjo, Kota Yogyakarta; RZ, 25 tahun, warga Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta dan JT, 21 tahun, warga Kecamatan Banguntapan, Bantul. Ketiga korban menerima permitaan maaf tersebut.

Tim kuasa hukum Aliansi Masyarakat Sipil, Julian Dwi Prasetia mengatakan, bahwa orang-orang yang sudah menangkap dan mempersekusi kliennya memang anggota Brimob Polda DIY. Mereka berjumlah 8 orang. 

Baca Juga:

“Sudah audiensi dengan pihak terkait. Dan disambut langsung oleh Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda DIY, Kombes Pol Imam Suhadi sendiri. Mereka sudah meminta maaf,” kata Julian kepada wartawan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu, 28 Oktober 2020.

Terkait kekerasan itu, kami serahkan ke korbannya. Tapi setelah audiensi semalam para korban belum meminta kami untuk mengusut itu (dugaan kekerasan).

Delapan anggota yang melakukan interogasi kepada tiga korban ini, menindaklanjuti temuan logo Brimob di media sosial Twitter. Korban diduga telah menghina Satuan Brimob. Logo perisai segitiga berwarna dasar hitam dan merah yang bertulis Korps Brimob, diubah menjadi Sidekick dan di tambah gambar tengkorak yang disatukan dengan gambar botol.

“Pengakuannya ada kesalahpahaman soal logo yang diposting di akun Twitter @BandSidekick. Membuat anggota ini tidak terima, mungkin karena jiwa korsanya tinggi sampai akhirnya mereka menemui orang-orang yang terlibat. Padahal logo yang dipermasalahkan dibuat oleh salah satu pengikutnya di Twitter," ucapnya.

Korban LogoKorban yang diuga dianiaya oleh anggota Brimob Polda DIY saat memberi keterangan pers. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Ribut-ribut soal dugaan penangkapan hingga kekerasan kepada korban massa aksi oleh Sat Brimob Polda DIY juga diselesaikan dengan kekeluargaan. “Terkait kekerasan itu, kami serahkan ke korbannya. Tapi setelah audiensi semalam para korban belum meminta kami untuk mengusut itu (dugaan kekerasan),” ujarnya.

Sementara itu, Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda DIY, Kombes Pol Imam Suhadi mengatakan, dirinya sudah meminta maaf kepada korban atas tindakan gegabah dari anggotanya. Pihaknya juga berjanji memberikan rasa aman kepada para korban untuk ke depannya.

Baca Juga:

"Kemarin saya sudah sampaikan permohonan maaf kepada korban yang dirugikan. Anggota saya memang salah dan tidak boleh berbuat seperti itu,” kata Imam.

Namun Imam membantah 8 anggotanya melakukan kekerasan fisik seperti pemukulan. "Jadi tidak ada pemukulan atau kekerasan fisik kepada orang-orang tersebut. Mereka diminta push up saja, tidak ada kekerasan,” ucapnya.

Disinggung apakah akan ada hukuman kepada anggotanya, Imam menjelaskan tetap memberikan hukuman yang sesuai. "Anggota segera saya tindak, dan mereka saya jamin tidak boleh melakukan tindakan seperti itu lagi," ujar Imam. []

Berita terkait
Senjata yang Dijual Oknum Brimob di Nabire Bukan untuk KKB
Markas Satuan Brimob Polda Papua menyatakan oknum anggota Brimob yang jual senjata bukan untuk OPM atau KKBS. Ini penjelasannya
Baku Hantam Brimob Vs Sabhara, Mabes Polri: Salah Paham Dikit
Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono menanggapi viralnya video baku hantam antara Brimob versus Sabhara dalam aksi demo Omnibus Law di Jambi
Brimob Maluku Musnahkan Bom Peninggalan Perang Dunia II
Bom bekas peninggalan perang dunia II dimusnakan oleh Tim Subden II Jibon Detasemen Gegana Maluku
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.