BPBD: Banyuwangi Kota Masuk Daerah Rawan Bencana Tinggi

BPBD Banyuwangi menyebut 4 daerah rawan bencana banjir, khususnya bandang. Rawan bencana akibat kebakaran Gunung Ijen tahun lalu.
Banjir setinggi pinggang orang dewasa menggenangi puluhan rumah warga Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukang Kayu, dan Lingkungan Kampung Ujung, Kelurahan Kepatihan, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 9 Maret 2020. (foto: Tagar/Hermawan)

Banyuwangi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Jawa Timur, memasukan wilayah Banyuwangi kota dalam peta daerah rawan bencana tinggi. Itu lantaran di kawasan Gunung Ijen, masuk wilayah Kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini, ada 2000 hektar lahan terbuka akibat kebakaran hutan tahun 2019 lalu.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharram mengatakan ada empat kecamatan masuk wilayah Banyuwangi Kota. Diantaranya Kecamatan Kota Banyuwangi, Giri, Kalipuro dan Kecamatan Glagah. Ancaman bencana tinggi di wilayah Banyuwangi kota tersebut yaitu, banjir bandang.

Prioritas ada di kota, karena dikota ini potensi banjirnya cukup besar.

“Sebab 2000 hektar lahan bekas kebakaran hutan di Gunung Ijen itu, rawan longsor jika diguyur hujan lebat dengan durasi lama,” ujar Eka Muharram kepada Tagar, Senin, 26 Oktober 2020

Sedangkan, hampir semua hulu sungai yang melintasi wilayah Banyuwangi kota ini dari kawasan Gunung Ijen. Sehingga jika terjadi longsoran tanah, diperkirakan air bercampur lumpur tersebut akan masuk ke dalam sungai hilirnya melewati kawasan Banyuwangi kota tersebut. 

Baca juga: 

Sedangkan problem terbesar seluruh sungai berada di kawasan Banyuwangi kota adalah penyempitan sungai akibat pembangunan.

“Prioritas ada di kota, karena di kota ini potensi banjirnya cukup besar. Jadi wilayah kecamatan kota terutama yang berdekatan dengan laut, dengan Selat Bali itu potensi banjirnya cukup besar. Pertama adalah potensi kemungkinan air akibat karhutla kemarin," tutur Eka Muharram.

Selain di wilayah Banyuwangi kota, ancaman tinggi bencana banjir bandang berada di wilayah Kecamatan Pesanggaran.

“Di wilayah Kecamatan Pesanggaran penyebabnya hampir sama dengan wilayah Banyuwangi kota, yaitu banyaknya lahan terbuka dan penyempitan serta pendangkalan sungai akibat pembangunan,” kata Eka.

Berdasarkan peta rawan bencana Hindrometereologi, di Kabupaten Banyuwangi, ada 10 Kecamatan rawan bencana banjir dan banjir bandang. Dari jumlah tersebut tersebar di 30 Kelurahan dan Desa.

Sepuh kecamatan itu diantaranya, Kecamatan Wongsorejo, Pesanggaran, Kalipuro, Giri, Muncar, Rogojampi, Singonjuruh, Tegaldelomo, Kabat dan Kecamatan Genteng.

Sementara itu, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi memprediksi awal musim hujan pada November ini. Sedangkan puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari 2021 akan datang.

“Kami mengimbau masyarakat Banyuwangi, untuk tetap waspada pada musim hujan tahun ini. Sebab diperkirakan musim hujan tahun ini bersamaan dengan fenomena La Lina. Sehingga curah hujan bertambah hingga 40 persen dari curah hujan tahun sebelumnya,” ucap Prakirawan BMKG Banyuwangi, Beni Gumintar.[]

Berita terkait
Legenda Pembunuhan Sri Tanjung dan Surati di Banyuwangi
Setidaknya ada tiga cerita yang disebut-sebut sebagai cikal bakal penamaan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Dua di antaranya tentang pembunuhan.
Disbudpar Banyuwangi Siapkan Wisata Sehat saat Libur Panjang
Disbudpar Banyuwangi mengantisipasi adanya peningkatan kasus Covid-19 saat momen libur panjang.
10 Terduga Perusuh Demo Omnibus Law Banyuwangi Dibebaskan
LPBH NU Banyuwangi yang melakukan advokasi dan pendampingan membenarkan 10 orang terduga perusuh demo omnibus law di depan DPRD.
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura