Bos Samsung Meninggal Ekonomi Korsel Hancur, Apa Hubungannya ya

Bos Samsung Group, Lee Kun Hee belum lama ini meninggal dunia, ini akan memnberikan implikasi terhadap perekonomian Korea Selatan.
Bos Samsung, Lee Kun Hee, saat sakit. (Foto: Tagar/Koreaboo/Lee Kun Hee).

Jakarta - Bos Samsung Group, Lee Kun Hee meninggal dunia. Kepergian chairman dari perusahaan elektronik terbesar di Korea Selatan itu akan memberikan implikasi serius bagi perekonomian Negeri Ginseng secara keseluruhan.

Samsung Group mengumumkan Lee Kun Hee meninggal dunia pada 25 Oktober 2020 waktu setempat dalam usia 78 tahun. Seperti diberitakan dari koreaboo.com, Lee Kun Hee menjadi Chairman Samsung generasi kedua setelah menggantikan ayahnya, Lee Byung Chul, pendiri grup usaha pada 1987.

Pada April 2014, Lee Kun Hee terkena serangan jantung dan harus dirawat dirawat di rumah sakit. Namun ia menghilang begitu saja dari pandangan publik. Sejak dirawat di rumah sakit, Lee Kun tidak pernah terlihat sumber publik sampai berita meninggalnya. Praktis hampir 6 tahun dan 6 bulan tidak terdengar kabar.

Inilah alasan mengapa kematiannya sangat penting dan memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian Korea Selatan. Sebab, produk Samsung menyumbang 20 persen dari total ekspor Korsel setiap tahun.

Secara keseluruhan, Samsung menguasai sekitar 40 persen kapitalisasi pasar di Korsel, tiga kali lipat jumlah konglomerat tertinggi berikutnya, Hyundai. Dampak kejatuhan atau volatilitas saham Samsung terhadap perekonomian sangat besar.

Selain itu, karena undang-undang warisan Korea Selatan, setiap warisan di atas 3 miliar KRW (Korea Won) akan dikenakan pajak dengan tarif hingga 50 persen. Ini disesuaikan dengan rasio KRW terhadap US$ (dolar AS) saat ini, yaitu lebih dari US$ 2,7 juta.

Ilustrasi Samsung GroupIlustrasi Samsung Group. (Foto: Tagar/IDNTimes)

Saat ini, keluarga Lee Kun Hee akan menerima warisan sekitar 16,8 triliun KRW atau sekitar US$ 14,9 miliar atau Rp 219,39 triliun. Sebanyak US$ 7,45 miliar itu akan langsung masuk ke kas pemerintah, yang berarti keluarga Lee Kun Hee akan dipaksa untuk menjual aset pribadi mereka, sehingga melemahkan kontrol perusahaan.

Pada tahun 2014, seorang whistleblower pernah menginformasikan kematian Lee Kun Hee. Namun, tak ada kabar berita lanjutan karena mendadak whistleblower menghilang secara misterius tak lama kemudian. Para wartawan berasumsi bahwa Samsung berusaha berusaha menyembunyikan kondisi Lee Kun Hee.

Mengingat skala Samsung dan persyaratan penjualan aset, ada kekhawatiran menyebarnya berita kematian Lee Kun Hee akan mempengaruhi volatilitas saham Samsung di bursa saham Korea Selatan pada perdagangan perdana awal pekan, Senin, 26 Oktober 2020. Mungkin saja ini akan mempengaruhi investor untuk melakukan aksi jual saham Samsung.

Namun, sangat mungkin Samsung telah menyelesaikan masalah dengan pemerintah. Ini mengarah pada keputusan untuk mengumumkan kematiannya Lee Kun Hee secara resmi.

Pertanyaannya sekarang adalah siapa yang akan menjadi bos Samsung generasi berikutnya. Posisinya kemungkinan akan tetap dalam keluarga dekat, tiga kandidat teratas adalah anak-anaknya yakni Lee Jae Yong, Lee Boo Jin, dan Lee Seo Hyun.

Lee Yoon Hyung, putri ketiga Lee Kun Hee bunuh diri pada tahun 2005. Ada ketidaksepakatan tentang apakah akan ada perebutan kekuasaan untuk mengklaim posisi chairman, atau apakah itu akan diselesaikan secara damai. []

Berita terkait
Rilis 8 Oktober, Ini Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy F41
Galaxy F41 juga terlihat di situs Geekbench dengan menggunakan chipset Exynos 9611 SoC yang dikawinkan dengan RAM 6 GB.
Samsung Patenkan Desain Ponsel Transparan
Secara keseluruhan smartphone ini tetap mempertahankan fungsionalitas tampilan penuh dengan gambaran One UI klasik dalam tampilan yang jernih.
Huawei Kehilangan Pasokan Layar dari Samsung dan LG
Penghentian pengiriman layar tersebut disebabkan karena chipset yang digunakan untuk menggerakan layar tersebut terkena sanksi dari pemerintah AS.