BOPLBF dan MPIG Kembangkan Wisata Kopi di Labuan Bajo

BOPLBF dan MPIG menandatangani nota kesepahaman untuk kembangkan Kopi Arabika di Labuan Bajo
Shana Fatina, Direktur Utama BOPLBF dan Ketua MPIG Joseph Janu didampingi Sekertaris MPIG, Boni Romas, dan Herry Sia saat mendatangani MoU di Kafe Lokal Bacarita kawasan Marina Labuan Bajo, Senin 7 September 2020. (Foto: Tagar/Ist)

Labuan Bajo - Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) bersama Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Flores Manggarai menandatangani nota kesepahaman, di Labuan Bajo, Senin 7 September 2020.

MoU itu tentang kerjasama dan peran serta dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat di bidang kepariwisataan melalui pengelolaan komoditas unggulan kopi di provinsi Nusa Tenggara Timur.

Penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan oleh Shana Fatina selaku Direktur Utama BOPLBF dan Ketua MPIG Joseph Janu didampingi Sekertaris MPIG, Boni Romas, dan Herry Sia.

Senang sekali karena sebentar lagi kita akan punya showcase/etalase kopi di Labuan Bajo.

Shana Fatina dalam kesempatan tersebut optimis, penandatanganan kerja sama dengan MPIG akan menjadi langkah inovatif pariwisata yang melibatkan peran aktif para petani kopi di daratan Flores untuk dapat secara langsung mendorong terciptanya destinasi wisata baru.

Sebagai langkah awal, tiga Kabupaten Manggarai akan menjadi lokomotif destinasi wisata kopi.

“Senang sekali karena sebentar lagi kita akan punya showcase/etalase kopi di Labuan Bajo. Bekerja sama dengan rekan-rekan MPIG, etalase ini akan menampilkan seluruh jenis biji kopi yang ada di Flores dan sekaligus menjadi pusat informasi dan promosi kopi Flores,” ujar Shana dalam rilis yang diperoleh Tagar, Selasa 8 September 2020.

Selain itu, kerjasama ini sekaligus menjadi upaya untuk mendorong peningkatan kualitas produksi, distribusi, dan pemasaran Kopi Flores, serta mendorong pengembangan sektor agrowisata dan ekonomi kreatif berbasis komoditas kopi.

Shana juga berharap melalui kerjasama pengembangan wisata baru dengan MPIG juga menjadi gerbang awal bagi kelompok petani kopi Flores, khususnya di tiga Kabupaten Manggarai yang saat ini tergabung bersama MPIG untuk dapat bersama-sama menjaga agar kopi lokal tidak kehilangan identitas aslinya.

Melalui berbagai pelatihan penguatan SDM petani kopi, Shana berharap para petani mampu memproduksi kopi dengan kualitas yang bagus.

“Ini juga merupakan salah satu bentuk komitmen BOPLBF mewujudkan Labuan Bajo dan Flores secara keseluruhan menjadi gerbang ekowisata dunia. Membangun pariwisata berbasis masyarakat, salah satunya melalui eksistensi para petani kopi. Kita mulai desa,” ujar Shana.

Shana menekankan, melalui kerjasama dengan MPIG, kopi bukan lagi sekedar produk kuliner, tetapi merambah menjadi produk wisata experience yang menawarkan pengalaman menikmati varian konsep wisata kebun dengan segmen mulai dari pengenalan berbagai jenis kopi hingga mengenali budaya masyarakat petani kopi seperti yang bisa ditemui di lembah Colol Manggarai Timur. []

Berita terkait
Risiko Akibat Minum Kopi Sebelum Konsumsi Makanan
Banyak orang minum kopi sebelum makan atau perut dalam keadaan kosong. Berikut risiko yang ditimbulkan akibat minum kopi sebelum makan.
Potensi Kopi di Danau Toba Digali Kemenparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf menggali potensi lokal khususnya kopi di destinasi pariwisata super prioritas Danau Toba.
Para Difabel Calon Peracik Kopi Andal di Banyuwangi
Sejumlah difabel tuli dan bisu mengikuti pelatihan menjadi barista di Banyuwangi. Mereka belajar mulai dari kebun kopi hingga penyeduhan.
0
FAO Apresiasi Capaian Kinerja Pertanian Indonesia
Kepala Perwakilan FAO, Rajendra Aryal mengapresiasi capaian kerja yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian selama tiga tahun terakhir.