Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan cuaca ekstrim atau anomali iklim La Nina yang diprediksi akan terjadi pada Desember akhir tahun 2021 ini.
Melalui konferensi pers secara virtual, Kamis, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan saat ini El Nino masih dalam kondisi netral.
Pihaknya menegaskan pada berikutnya perlu memperhatikan apakah ada peluang atau ada kemungkinan terjadinya apa anomali iklim atau terjadinya El Nino Oscillation dan Indian Ocean Dipole.
“Dari hasil analisis BMKG, baik El Nino Southern Oscillation apapun Indian Ocean Dipole sama-sama dalam keadaan netral, jadi kondisinya ini saat ini masih netral,” katanya.
bahwa El Nino Southern Oscillation apapun Indian Ocean Dipole ini yang mempengaruhi faktor iklim di Indonesia. “Keduanya adalah faktor iklim yang penting yang mempengaruhi variabilitas curah hujan di Indonesia terutama pada skala waktu inter annual, antar antar tahun ya, inter annual ya.”
Dari hasil analisis BMKG, baik El Nino Southern Oscillation apapun Indian Ocean Dipole sama-sama dalam keadaan netral, jadi kondisinya ini saat ini masih netral.
Namun, Dwikorita mengungkapkan dari parameter anomali iklim Global di wilayah Indonesia akan berpotensi terjadi La Nina pada akhir tahun ini.
- Baca Juga: BMKG Peringatkan Sulsel Dilanda Cuaca Buruk Beberapa ke Depan
- Baca Juga: BMKG: Cuaca Ekstrem Melanda Yogyakarta Beberapa Hari ke Depan
- Baca Juga: Peralihan Musim, BMKG Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Esktrem
- Baca Juga: BMKG Sampaikan Data Perkiraan Hilal Penentu Ramadan 2021
“Namun berdasarkan pemantauan parameter anomali iklim Global oleh BMKG dan institusi-institusi Internasional lainnya terdapat indikasi atau gejala atau peluang bahwa kondisi netral tersebut akan berkembang menjadi La Nina pada akhir tahun 2021 yaitu diperkirakan di sekitar bulan Desember ya," katanya.
"Sekitar, akhir tahun jadi sekitar bulan Desember diperkirakan ada peluang untuk terjadi La Nina,” katanya.
Pada tahun lalu, Indonesia juga terdampak dari anomali iklim La Nina dimana terjadi peningkatan curah hujan bahkan sampai 80%.
“La Nina itu artinya seperti tahun lalu, terjadi peningkatan atau lonjakan aliran massa udara basah berasal dari Samudra Pasifik menuju ke perairan di Indonesia. Sehingga curah hujan di Indonesia berpotensi mengalami peningkatan,” papar Dwikorita.
“Tahun lalu meningkat hingga 40%, bahkan di beberapa wilayah sampai 80%. Ini ada peluang akan terjadi kembali di akhir tahun nanti,” katanya.
Dwikorita mengatakan sampai akhir 2021 yang berpeluang terjadi adalah penambahan aliran massa udara basah dari Samudra Pasifik yang sering yang tahun lalu pernah dialami yang disebut sebagai La Nina.
“Oleh karena itu sekali lagi meminta menghimbau masyarakat untuk lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrim akibat periodik majunya musim hujan akibat ada beberapa wilayah yang masih hujannya lebih basah dari normalnya,” katanya.
Kemudian, kata Dwikorita, juga diperparah di akhir tahun adanya peluang La Nina di akhir tahun.
“Nah itu semua potensi menimbulkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai kilat dan petir angin puting beliung terutama di masa peralihan ya, sekitar saat ini Agustus menuju September ini,” katanya.[]