Bisnis Tambang Bos MNC Diakuisisi IATA Senilai Rp 1,99 Triliun

Perusahaan tambang milik PT MNC Investama Tbk (BHIT) senilai US$ 140 juta atau setara Rp 1,99 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.250.
Pendiri, sekaligus pemegang saham pengendali dan Executive Chairman PT MNC Investama Tbk atau MNC Group Hary Tanoesoedibjo. (Foto: Instagram/@hary.tanoesoedibjo)

Jakarta - Perusahaan tambang milik PT MNC Investama Tbk (BHIT) senilai US$ 140 juta atau setara Rp 1,99 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.250 per US$ resmi diakuisisi oleh PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA).

Manajemen IATA, dalam keterangan resminya mengatakankan bahwa Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dengan BHIT untuk mengakuisisi 99,33% saham PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan induk dari sembilan perusahaan batu bara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang berlokasi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Rencana akuisisi ini sebelumnya pernah disampaikan pada Oktober lalu.

"IATA dan BHIT menyepakati harga transaksi pembelian 99,33% saham BCE sebesar US$ 140 juta," katanya dalam keterangan tersebut.

Mengingat akuisisi transaksi tersebut merupakan transaksi material, IATA harus memenuhi semua ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia serta peraturan lainnya terutama untuk mengalihkan izin usaha penerbangan IATA ke anak perusahaan baru.

IATA akan membiayai akuisisi tersebut melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dan seluruh proses transaksi akan selesai pada semester 1 tahun 2022.

Sebagai informasi, IUP yang dimiliki BCR antara lain PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC), sudah dalam tahap produksi, dengan perkiraan produksi sebesar 2,5 juta metrik ton tahun ini.

Sedangkan, PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE) akan mulai memproduksi batubara pada 2022. Lima IUP lainnya, PT Energi Int Bara Pratama (EIBP), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Primaraya Energi (PE), dan PT Putra Mandiri Coal (PUMCO) akan mulai beroperasi dalam satu atau dua tahun mendatang. Total luas area pertambangan untuk sembilan IUP tersebut adalah 74.004 Ha.

Estimasi total sumber daya BSPC dan PMC yaitu sebesar 130,7 juta MT dan 76,9 juta MT dengan perkiraan total cadangan masing - masing sebesar 83,3 juta MT dan 54,8 juta MT. Kisaran GAR BSPC dan PMC adalah 2.800 - 3.600 kkal/kg. Berdasarkan data internal BCR, tujuh IUP lainnya memiliki estmasi total sumber daya hingga lebih dari 1,4 miliar MT.


IATA dan BHIT menyepakati harga transaksi pembelian 99,33% saham BCE sebesar US$ 140 juta.


Manajemen IATA memproyeksikan, sampai dengan akhir tahun ini, pendapatan BCR akan mencapai US$ 74,8 juta dengan EBITDA US$ 33 juta. Adapun, produksi batu bara akan ditingkatkan menjadi 8 juta metrik ton di tahun 2022 dan 12 juta ton di 2023 mendatang.[]

Baca Juga:

Berita terkait
AS Gugat Rencana Penerbit Penguin Akuisisi Simon & Schuster
Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) berusaha untuk memblokir perusahaan penerbitan terbesar di dunia, Penguin Random House
Kado HLN 76, PLN Akuisisi Pasokan Listrik Perusahaan Raksasa
PLN sepakat untuk melakukan kerja sama incentive captive milik PT Indorama Polychem sebesar 1 x 30 MW, dan milik PT Indorama Synthetics.
Ingin Luncurkan Bank Digital, BNI Akuisisi Bank Mini
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk kini ramai diperbincangkan usai membeberkan rencananya dalam mengakuisisi bank mini untuk bank digital.