Bisakah Bayi Lahir di Luar Angkasa?

Kondisi luar angkasa masih sangat ekstrim bagi manusia untuk melakukan kelahiran disana.
Ilustrasi luar angkasa. (Foto: Tagar/Pixabay)

TAGAR.id, Jakarta - Perjalanan luar angkasa ternyata tidak hanya terbatas pada astronot, akhir-akhir ini beberapa miliarder melakukan wisata luar angkasa.

Selain, hanya sekedar bepergian, perjalanan ke angkasa saat ini akan menjadi tujuan lain. Yaitu mengingat apa yang dibutuhkan untuk mempersiapkan manusia hidup di luar angkasa, akan menjadi penantian yang lama berkat kejutan sebuah perusahaan yang ingin mengirim ibu hamil untuk melahirkan langsung di luar angkasa.

Lalu, jika benar terjadi apakah wujud bayi lahir di angkasa akan sama seperti di bumi? Tidak ada yang tahu pasti bagaimana jika ada manusia yang lahir di luar angkasa. Namun, ada anggapan bahwa selama tinggal luar angkasa akan memiliki kepala yang lebih besar, tubuh yang membesar, dan mata yang bengkak seperti akan jatuh, warna kulitnya juga akan berubah menjadi tamparan. Sekilas, dia terlihat seperti makhluk yang berbeda dari kita. tapi pertanyaannya kenapa bisa seseram itu ya?

Jawabannya karena ada dua masalah. Jadi, kalau kita hidup terapung di stasiun luar angkasa, tulang kita seperti gabus dan akan melemah. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan tulang pinggul ibu patah ketika mereka bersama saat melahirkan, dan pada akhirnya pilihan terbaik adalah harus melalui operasi.

Namun, jika kita terus meninggalkan proses kelahiran normal, kepala bayi manusia bisa bertambah besar dan selain tulang, sensasi gravitasi nol ini juga membuat jantung kita melemah karena jantung kita tidak perlu lelah untuk mengangkat darah dari tubuh bagian bawah dan banyak lagi faktor lain.

Luar angkasa juga penuh dengan sinar berbahaya dan ini bisa memaksa kulit kita untuk membangun perisainya sendiri, semakin banyak maka akan menggelapkan warna kulit kita.

Tantangan lainnya adalah proses setelah kelahiran. Dari harus menggendong ibu dan bayi agar tidak terbang dan harus menjaga isi perut yang dioperasi juga tidak terbang. Intinya semua ini masih asumsi yang belum terbukti karena dari riset ahli percobaan menggunakan kebuntingan hewan di gravitasi terendah.

Kesimpulannya, bahwa kondisi luar angkasa masih sangat ekstrim bagi manusia untuk melakukan kelahiran disana, tapi melihat perkembangan teknologi, peneliti startup (perusahaan rintisan) berbasis di Belanda, SpaceLife Origin memperkirakan bayi pertama di luar angkasa lahir tahun 2040.

(Vidiana Lihayati)


Baca Juga








Berita terkait
Hayley Arceneaux Siap ke Luar Angkasa dengan Kaki Palsunya
Arceneaux mengakui kanker membuatnya meragukan mimpi masa kecilnya menjadi astronot dan terbang ke angkasa luar.
Space X Luncurkan Misi Luar Angkasa Warga Sipil
Misi ke angkasa luar ini bertujuan untuk mengumpulkan dana 200 juta dolar AS (Rp2,8 triliun) untuk Rumah Sakit Penelitian Anak St. Jude di AS.
Penyelidikan Hambat Program Angkasa Luar Virgin Galactic
FAA (Badan Administrasi Penerbangan Amerika Serikat) katakan Virgin Galactic tidak boleh meluncur ke antariksa sampai penyelidikan selesai
0
Opini: Anies Baswedan Harusnya Sadar Diri
Anies Baswedan harusnya sadar diri. Menyoroti relasi penguasa dan pengusaha seolah dia bersih, padahal itu terjadi di sekelilingnya. Tulisan opini.