Bina Pemain Muda, PSS Sleman Pertahankan Akademi

PSS Sleman mempertahankan akademi sepak bola sebagai tempat pembinaan pemain usia muda. Alumni akademi itu diharapkan bisa masuk tim senior.
Direktur Akademi PSS, Guntur Cahyo Utomo berambisi para alumni akademinya bisa menjadi tulang punggung tim senior PSS di tahun-tahun mendatang. Akademi pun tidak akan dibubarkan dan tetap menjalani latihan meski kompetisi akan memasuki masa liburan. (Foto: PSS Sleman)

Sleman - PSS Sleman mempertahankan akademi sepak bola sebagai tempat pembinaan pemain usia muda. Pemain dari akademi itu diharapkan tidak sekadar mengikuti Elite Pro Academy (EPA) atau kompetisi berjenjang, namun alumninya bisa masuk ke tim senior PSS. 

Akademi sepak bola tidak akan berhenti setelah tim-tim usia muda menyelesaikan kompetisi di berbagai jenjang yang diikutinya. Pembinaan yang dilakukan akademi tetap akan berjalan. Kontuinitas pembinaan usia muda tidak akan terputus meski kompetisi Shopee Liga 1 2019 akan berakhir.

Direktur Akademi PSS, Guntur Cahyo Utomo menuturkan saat ini pihaknya membina tidak kurang 40 pemain. Mereka berasal dari kelompok usia 16, 18 sampai 20. 

Kami memiliki target jangka panjang, yakni mempersiapkan pemain-pemain muda ini untuk masuk tim senior

"Saat ini sebanyak 40 pemain dari berbagai kelompok usia yang menjalani latihan. Mereka tetap dibina meski kompetisi sudah berakhir," kata Guntur di Sleman, Kamis 21 November 2019. 

"Para pemain muda itu merupakan embrio akademi ke depannya. Jumlah pemain akademi secara perlahan juga akan bertambah seiring dilakukannya seleksi pemain,” ujarnya. 

Mantan asisten pelatih tim nasional U-19 yang menjadi juara di Piala AFF U-19 2013 ini berharap bila alumni dari akademi akan menjadi tulang punggung tim senior PSS. Dengan demikian, PSS tak perlu merekrut pemain dari luar. Perekrutan pemain dilakukan bila memang ingin mendapatkan pemain top atau pemain asing. 

Guntur pun memprioritaskan dua hal dalam pengembangan usia muda melalui akademinya, yaitu pembinaan melalui EPA dengan jenjang kompetisi kelompok usia dan kontuinitas pembinaan. Meski saat ini tim-tim muda PSS tidak lagi berkompetisi di EPA, terakhir tim PSS U-0 bertahan sampai 8 Besar di EPA U-20, namun bukan berarti para pemain meninggalkan akademi. 

Akademi PSS juga terus berbenah. Selain bersiap menyongsong kompetisi EPA musim depan, akademi tengah memasuki fase penyelesaian dan perbaikan kurikulum. 

"Dengan demikian kurikulum dari akademi PSS sudah sesuai standarisasi EPA. Para pelatih pun meningkatkan kemampuannya, sehingga pada musim mendatang mereka minimal sudah mengantongi lisensi B AFC meski di EPA 2019, syarat bagi pelatih adalah lisensi C AFC," ujarnya.

Menurut Guntur adanya akademi PSS adalah untuk regenerasi pemain. Ketika mereka berlatih dan berkompetisi secara rutin dengan kualitas tertentu diharapkan akan muncul bibit pemain yang berkualitas.

"Kami memiliki target jangka panjang, yakni mempersiapkan pemain-pemain muda ini untuk masuk tim senior. Dua atau tiga tahun lagi, empat atau lima pemain bisa mengisi tim senior dengan syarat apabila akademi ini dikelola dengan baik," ujar Guntur.

Musim ini, akademi sesungguhnya sudah memunculkan pemain yang mengisi tim senior, striker Saddam Emiruddin Gafar. Pemain dari PSS U-18 ini mendapat promosi ke PSS. Saddam juga sempat memperkuat timnas U-19. Dirinya diturunkan di pertandingan Piala AFF U-19, Agustus 2019 dan laga persahabatan melawan China U-19, Oktober 2019. []

Berita terkait
PSS Sleman Tak Problem Tak Didukung Suporter
PSS Sleman tak masalah ada suporter yang memboikot pertandingan kandang. Namun PSS tetap minta maaf kepada suporter atas kekalahan dari Borneo FC.
PSS Vs Borneo FC, Kembali Tumbang di Kandang
PSS Sleman kembali memetik hasil mengecewakan di laga kandang setelah dikalahkan Borneo FC 0-1 di Maguwoharjo, Rabu 20 November 2019.
Dimbangi Bali United, PSS Tak Masalah Asal Raih Poin
PSS Sleman memperpanjang rekor susah menang di kandang usai ditahan Bali United 0-0. Namun pelatih Seto Nurdiyantoro tak masalah tim sulit menang.