Biden Janji Tindakan Tegas Terhadap Rusia Jika Invasi Ukraina

Biden akan "merespons tegas" jika Rusia menginvasi Ukraina, saat ini ratusan ribu tentara Rusia telah berkumpul di perbatasan Ukraina
Presiden AS, Joe Biden, menelepon rekannya di Kyiv, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di tengah penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Lewat panggilan telepon dengan mitranya dari Ukraina, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, berjanji kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, akan "merespons tegas" jika Rusia menginvasi Ukraina. Ratusan ribu tentara Rusia telah berkumpul di perbatasan Ukraina.

Presiden Biden menegaskan kembali dukungan pemerintahannya untuk kemerdekaan Ukraina melawan agresi Rusia lewat panggilan telepon dengan mitranya Presiden Ukraina, pada Minggu, 2 Januari 2021.

"Presiden Biden menjelaskan bahwa Amerika Serikat dan sekutu serta mitranya akan merespons dengan tegas jika Rusia menginvasi Ukraina lebih lanjut," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan.

Biden juga "menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina," kata Psaki.

Washington dan Uni Eropa menuduh Moskow mengancam Ukraina dengan invasi. Pasukan Rusia menduduki Krimea pada tahun 2014. Mereka mendukung separatis di timur negara itu sejak saat itu.

letak ukrainaLetak geografis Ukraina di Eropa (Sumber: prntr.com)

1. Apa yang dibicarakan kedua presiden?

Biden melakukan panggilan telepon pekan lalu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, untuk memperingatkan konsekuensi berat jika Moskow melanjutkan invasi militer ke Ukraina.

Pejabat dari AS dan Rusia akan bertemu untuk pembicaraan di Jenewa pada 9 dan 10 Januari.

Secara terpisah, selama panggilan teleponnya dengan Zelenskyy, Biden menekankan pentingnya menjaga Ukraina tetap terhubung dengan berbagai negosiasi yang sedang berlangsung.

Presiden Ukraina menuliskan apresiasinya lewat Twitter terkait panggilan telepon Biden dan atas "dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap Ukraina."

Zelensky menambahkan bahwa keduanya membahas masalah pemeliharaan perdamaian di Eropa dan pencegahan "eskalasi lebih lanjut" serta "reformasi" dan "deoligarki."

tentara ukrainaSeorang tentara Ukraina bersiap di garis perbatasan dengan pemberontak pro-Rusia dekat Debaltsevo, wilayah Donetsk, Ukraina, 3 Desember 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

2. Kedua pihak kejar solusi diplomatik

Moskow menganggap penumpukan pasukan Rusia di perbatasan sebagai perlindungan terhadap gangguan NATO. Putin juga menuntut penolakan keanggotaan NATO untuk Ukraina.

Namun, Ukraina tidak menjalani proses apa pun untuk bergabung dengan aliansi barat, juga tidak diundang untuk bergabung.

AS menegaskan kembali dukungannya untuk "langkah-langkah membangun kepercayaan untuk mengurangi ketegangan di Donbas dan diplomasi aktif untuk memajukan implementasi Perjanjian Minsk."

Dalam Perjanjian Minsk, Kyiv setuju untuk menerapkan reformasi politik tertentu dengan imbalan berakhirnya dukungan Rusia untuk pemberontak di wilayah Donbass timur Ukraina. Kesepakatan itu ditengahi oleh Jerman dan Prancis.

Putin juga memperingatkan bahwa sanksi lebih lanjut terhadap Rusia akan menjadi "kesalahan besar."

Sejauh ini kedua belah pihak sepakat untuk terus mengejar rute diplomatik keluar dari krisis yang berpotensi mematikan [pkp/ha (dpa, AFP, Reuters)]. []

Rusia Akan 'Tanggung Akibatnya' Jika Invasi Ukraina

Konsekuensi Serius Jika Rusia Serang Ukraina

Sanksi Keras Uni Eropa Terhadap Rusia Jika Invasi Ukraina

Pasukan Ukraina Gali Parit 400 Kilometer di Perbatasan dengan Rusia

Berita terkait
Presiden Putin Sebut Tidak Ingin Konflik dengan Ukraina
Dalam konferensi pers tahunannya di Moskow, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan tidak ingin berkonflik dengan Ukraina
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.