Jakarta - Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra El Talattof, menilai perhatian Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait utang yang dimiliki perusahaan milik negara tersebut dan dewan direksi Pertamina yang suka berutang harus dihargai.
Mestinya itu Pak Ahok sudah ketahui itu, ketika dianggap ini aman atau tidak aman dia bisa komunikasikan di internal.
"Memang perhatian Pak Ahok terhadap utang BUMN secara umum, saya sendiri menghargai. Artinya memang ini jadi risiko, saya sangat setuju utang BUMN menjadi risiko yang sama-sama harus kita perhatikan," kata Abra saat diwawancarai Tagar TV, Kamis, 17 September 2020.
Namun di sisi lain, terkait utang Pertamina, kata Abra, Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) seharusnya mengawasi karena memiliki hak untuk mendapatkan data rutin atau realtime perkembangan utang pertamina dan risikonya, terlebih Ahok sudah dibantu Komite Risiko.
"Komite Risiko itu kan tugasnya juga untuk mendorong direksi menyiapkan, mengidentifikasi manajemen risiko terhadap utang-utang di perusahaan," ucap dia.
Kemudian, kata Abra, kalau ada risiko-riskonya bentuk mitigasinya bagaimana. Sebenarnya di internal perusahaan di manapun itu sudah ada instrumen untuk pengendalian dan mitigasi risiko.
"Mestinya itu Pak Ahok sudah ketahui itu, ketika dianggap ini aman atau tidak aman dia bisa komunikasikan di internal," ucapnya.
Mengenai statement Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut terhadap institusinya sendiri, Abra menilai hal ini berisiko menurunkan reputasi Pertamina.
"Perusahaan kan harus menjaga nama baik, harus menjaga kepercayaan investor, mitra-mitranya dia dari sisi hulu maupun hilir, tapi karena ada statement itu apalagi dari komisaris utamanya," ujar dia.
Menurut Abra, pasti akan ada risiko mendegradasi kepercayaan investor dan juga mitra. "Ini yang berbahaya sebetulnya dan ini juga akan mengancam sustainabilitas dari BUMN Pertamina itu sendiri," ucapnya.
Sebelumnya, Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau yang dikenal Ahok membeberkan borok perusahaan milik negara tersebut. Menurut dia, Pertamina sudah mempunyai utang sebesar US$16 miliar.[]