Biarawati Ini Bekerja Sebagai Penjual Ganja

Wanita di balik 'sisterhood' adalah Suster Kate yang bernama asli Christine Meeusen.
Para biarawati yang tergabung dalam Sisters of the Valley menanam dan memanen ganja di lembah California. (Foto: www.dopemagazine.com)

Jakarta, (Tagar 8/11/2018) - Mariyuana atau yang lebih akrab disebut ganja semakin bisa diterima. Manfaat medis dari tanaman yang mengandung THC (Tetrahydrocannabinol) ini semakin terbuka ke masyarakat. Apalagi beberapa negara sudah melegalkan ganja untuk kepentingan medis.

Ada sebuah tempat dekat Kota Merced di lembah California, mungkin akan menjadi surga bagi para pengguna ganja. Para biarawati yang tergabung dalam Sisters of the Valley menanam dan memanen ganja, bukan hanya bercocok tanam buah, sayur dan kacang-kacangan.

Mereka bukan biarawati biasa dengan ruang lingkup gereja Katolik. Meski menerapkan praktik keagamaan berupa tindakan menafikan segala hasrat keduniawian dengan maksud membaktikan hidup semata-mata bagi kegiatan kerohanian (monatisisme), mereka tidak termasuk dalam ordo Katolik manapun. 

Para perempuan ini saling memanggil rekannya dengan istilah 'suster' atau saudara perempuan lebih karena kebiasaan. Persaudaraan ini sudah terikat sejak tahun 2014.

Wanita di balik 'sisterhood' adalah Suster Kate yang bernama asli Christine Meeusen. Suster Kate tumbuh dan besar di sebuah sekolah Katolik swasta yang diajar para biarawati profesional. Sebagian besar minatnya didasari oleh persaudaraan dan pekerjaan terhormat para biarawati.

"Jika Anda mencari apa yang mendorong persaudaraan perempuan, ada lima elemen. Kita hidup bersama, kita mengenakan pakaian yang sama, kita bersumpah untuk mematuhi siklus bulan, kita bersumpah demi kesucian dan ekologi,” ucap Suster Kate seperti di lansir www.dw.com.

Suster Kate mendirikan perusahaan ganja untuk kepentingan medis. Misi utamanya untuk menghapuskan stigma negatif mengenai ganja. Kemudian menciptakan lapangan kerja bagi para wanita yang percaya terhadap kekuatan penyembuhan dari ganja.

Sisters of the Valley menumbuhkan ganja yang kaya akan unsur CBD (Cannabidiol), yakni senyawa kimia yang bisa dijadikan sebagai unsur terapi penyembuhan. Suster Kate mengatakan pada Reuters, bahwa mereka menentang agama, jadi mereka bukanlah agama.

Produk Berbasis Ganja

Suster of the ValleySuster of the Valley membuat salep dan tonik dari bahan cannabidiol yang memiliki sifat analgesik, anti-inflamasi dan anti rasa cemas. (Foto: Reuters/L.Nicholson)

Suster of the Valley membuat salep dan tonik dari bahan cannabidiol yang memiliki sifat analgesik, anti-inflamasi dan anti rasa cemas. Daun dan galur mariyuana, memiliki tingkat THC yang sangat rendah. Karena dianggap memiliki kekuatan serta bisa memperbaiki kesehatan manusia.

Para suster ini tidak pernah memproduksi zat THC yang dapat menyebabkan penggunanya mabuk. Mereka membuat minyak CBD yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit di antaranya migrain, pusing, sakit telinga, dan sakit gigi.

Lebih dari 24 negara bagian AS melegalkan beberapa bentuk ganja demi penggunaan medis dan rekreasi. Namun, obat ini masih dilarang di tingkatan federal. November 2016 lalu, California baru mengesahkan penggunaan ganja. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.