Jakarta - Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) naik pada bulan Desember 2020, disebabkan oleh komponen uang beredar dalam arti sempit (M1).
Pertumbuhan surat berharga selain saham juga terkontraksi lebih dalam menjadi -10,6 persen yoy dari -5,8 persen (yoy) pada November 2020.
Kedudukan M2 pada Desember 2020 sebesar Rp 6.900 triliun atau meningkat 12,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy), Sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,2 persen yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menjelaskan bahwa peningkatan tersebut didorong M1 yang tumbuh sebesar 18,5 persen yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 15,8 persen yoy. Hal ini sejalan dengan peningkatan peredaran uang kartal di masyarakat dan giro Rupiah.
Infografis Uang Beredar. (Foto:Tagar/BI)"Sementara itu, komponen uang kuasi melambat, dari 11,1 persen (yoy) menjadi 10,5 persen yoy pada Desember 2020. Pertumbuhan surat berharga selain saham juga terkontraksi lebih dalam menjadi -10,6 persen yoy dari -5,8 persen (yoy) pada November 2020," ujarnya dalam keterangan pers pada Jumat, 22 Januari 2021.
Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan M2 pada Desember 2020 disebabkan oleh aktiva luar negeri bersih dan kenaikan ekspansi keuangan pemerintah.
- Baca juga : BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Melemah di Awal Perdagangan
- Baca juga : Bank Indonesia Luncurkan Aplikasi Chat LISA
- Baca juga : Bank Indonesia Ajak Milenial Mencintai Kain Nusantara
Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan aktiva luar negeri bersih Desember 2020 sebesar 13,6 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan November 2020 sebesar 10,3 persen yoy.
Tagihan bersih terhadap Pemerintah Pusat juga naik, dari 66,5 persen yoy naik menjadi 66,9 persen (yoy) pada Desember 2020. Sementara itu, pertumbuhan kredit terkontraksi lebih dalam menjadi -2,7 persen (yoy) dari -1,7 persen yoy pada November 2020. []
